Saturday 9 November 2019

PEMIMPIN dan KRITIK/SARAN

Menyoal KRITIK, Nabi Muhammad Yg Nota Bene kebijakannya hampir seluruhnya dlm tuntunan wahyu Allah, lagian siap menerima KRITIK/SARAN.

Ketika Rasulullah mepersiapkan Perang Badar, beliau sepertinya akan memutuskan sbg base camp pasukan, di dekat  sumber air permulaan mata air yang dijumpainya mengarah dekat ke Madinah.

Seorang sahabat Nabi yang bernama al-Hubbab bin Munzir menghadap kepada beliau dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini merupakan tempat yang diperintahkan oleh Allah agar engkau berhenti padanya dan kita tidak boleh melampauinya? Ataukah tempat ini engkau jadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang?" Rasulullah menjawab, "Tidak, ini merupakan tempat yang sengaja SAYA PILIH untuk strategi perang dan menyusun siasat perang." 

Melalui pertanyaan itu al-Hubbab bin Munzir ingin mengkonfirmasi, kebijakan itu apakah atas wahyu Allah (tentu tak perlu dikritik) atau atas inisiatif Rasulullah (msh berpeluang dikritik).

Karena Nabi tegaskan atas inisiatif dirinya maka.....,
Al-Hubbab bin Munzir berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tempat ini bukan tempat yang strategis untuk berperang dan melancarkan siasatnya. Tetapi bawalah kami hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan pasukan calon musuh (jauh dari kota Madinah), kemudian kita keringkan semua sumur lainnya, sehingga kita beroleh mata air untuk minum, sedangkan mereka tidak mempunyai air." Maka Rasulullah berangkat ke lokasi dimaksud untuk melaksanakan strategi hasil kritikan al-Hubbab bin Munzir.

Contoh lain Pemimpin yg terbuka terhadap kritik.

Abdul-Malik (15 tahun) masuk ke rumah, melihat ayahnya dan dia berkata:  "Apakah yang sedang ayahanda lakukan?

Umar menjawab, "Wahai anakku, ayahmu letih mengurusi jenazah bapak saudaramu dan ayahmu tidak pernah merasakan keletihan seperti ini".     

"Jadi apa ayah akan buat wahai ayahanda?", Tanya anaknya ingin tahu. Umar menjawab, "Ayah akan tidur sebentar hingga masuk waktu zuhur, kemudian ayah akan keluar untuk salat bersama rakyat".

Apa pula kata anaknya mendengar jawaban ayahnya Amirul Mukminin yang baru saja dilantik menjadi halifah itu:

“Ayah, siapa pula yang menjamin ayah masih hidup sehingga waktu zuhur nanti sedangkan sekarang adalah tanggung-jawab Amirul Mukminin mengembalikan hak-hak orang yang dizalimi” Umar Ibn Abdul Aziz terus terbangun dan membatalkan niat untuk tidur, beliau memanggil anaknya mendekatinya, beliau mengecup kedua belah mata anaknya sambil berkata “Segala puji bagi Allah yang mengeluarkan dari keturunanku, orang yang menolong aku di atas agamaku”.

Ini adalah profil seorang pemimpin negara, menerima kritik walau hanya dari seorang bocah.

Tidak mengherankan, kalau di era pemerintahan Umar bin Abdul Azis selama 2 tahun 5 bulan dan 5 hari, pemerintahan Islam waktu itu demikian mendapatkan barokah Allah. Dikabarkan tidak ada rakyat yang miskin, sehingga tak seorangpun yang berhak menerima zakat. Harta zakat terkumpul di baital mal di umumkan barang siapa saja yang memerlukan pembiayaan untuk kehidupan dan memulai kehidupan misalnya menikah, dapat meminta bantuan dari baital mal.

Satu dan lain lantaran dipimpin oleh pemimpin yg adil dan bersedia menerima KRITIK dan saran jangankan dari rakyat yg cerdik pandai, sdgkan dari bocah U15 saja diterima.

Selain menerima KRITIK Umar bin Abdul Azid  juga pemimpin yg sederhana. Dikisahkan sang halifah ketika menjelang azalnya hanya mengenakan baju yang sederhana dan menurut isterinya tak ada baju yang lebih baik untuk dapat mengganti baju beliau.

Makanya pernah pula kudengar ustadz berceramah mengisahkan ketika wafatnya Umar bin Abdul Aziz, langsung kambing dan sapi yang diambil susunya, susu ternak2 itu serta merta volumenya menurun.

Jadi bahwa kemakmuran dan keberkahan diberikan Allah berkolerasi lurus, terkait langsung dengan PEMIMPIN yg adil, sederhana dan membuka diri thdp KRITIK.

Pemimpin dlm strata apa saja, hrs siap menerima KRITIK, termasuk pemimpin kampung, pengurus RT, RW juga pengurus Masjid. Masih ada masjid yg untuk mengadakan "KOTAK SARAN" saja, oleh pengurusnya tidak boleh. Apalagi menerima kritik.

Alhamdulillah hampir seluruh masjid tersedia "kotak saran", guna jamaah menyampaikan KRITIK dan SARAN. Karena bgmnpun pakarnya seseorang tak luput dari kekurangan, karenanya Allah akan meringankan beban pemimpin bila bersedia menerima KRITIK dan SARAN. Allah ingatkan bahwa manusia diciptakan lemah, hrs besinergi dg manusia lainnya, agar setiap persoalan dpt ditemukan penyelesaian terbaik, seperti diingatkan Allah di An-Nisa 28.

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment