Tuesday 26 November 2019

BELUM TENTU

Dunia ini penuh ke tidak pastian. Terminology singkatnya BELUM TENTU.

Sekarang fenomena belum tentu itu semakin banyak terlihat keseharian. Contoh sederhana puluhan tahun lalu, bila dari kejauhan terlihat seseorang tak ada orang lain disekitarnya, ngomong sendiri, sesekali ketawa cekikikan sendiri, senyum2 sendiri; dpt disimpulkan orang tsb sdg terganggu jiwanya. Kini tidak lagi, ybs sdg berbincang dg lawan bicara yg jauh dari dirinya (pakai HP) canggih.

Sesuatu KESALAHAN atau KEBENARAN, juga BELUM TENTU. Sesuatu yg terlihat salah belum tentu salah. Sesuatu yg tampak benar juga belum tentu benar.

Dua pemuda masih "fresh from the oven"  baru saja lulus perguruan tinggi, pas menghadap seorang "ahli", guna mhn arahan atas suatu proposal proyek.

Terpukau keduanya atas kearifan senior ilmuan itu, diiringi janji2 yg meyakinkan, akan ikut membantu manakala proyek dikerjakan, akan bantu tenaga ahli pada bidangnya, dlsbnya. Keduanya yakin betul bahwa semua arahan "ahli" tersebut benar, janjinya pasti akan ditepati, tak ragu lagi proyek akan ter realisasikan.

Namun kedua remaja yg baru saja lulus sarjana Strata dua itu ingat kaidah kebenaran menurut ukuran ilmu.

Ada bbrp kaidah kebenaran menurut ukuran ilmu:
1. Kaidah "Koheren"; sesuatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dg pernyataan sblmnya. Agaknya dari kaidah ini tepat jika pernyataan si "Ahli", mengandung kebenaran. Buktinya ybs kini berkedudukan tinggi sbg bukti dianya orang terpercaya. Hal yg masih hrs dibuktikan, benarkah kesuksesan proyek2 yg pernah ditanganinya sukses seperti diceritakannya ktk  kedua remaja tsb menghadap. Kalau tidak ada kenyataan atau tak ada datanya, yaah BELUM TENTU si "ahli" itu benar.

Kesimpulan secara Deduktif dpt diambil, kalau si ahli tak benar manalah mungkin dipercaya duduk dijabatan setinggi itu.

Dalam pada itu dpt pula dengan menggunakan penalaran induktif, ybs berjabatan tinggi boleh jadi bukan karena kebenaran apa yg diceritakannya, tetapi karena power orang yg berkuasa di perusahaan.

2. Kaidah kebenaran berikutnya adalah kaidah"koresponden" y.i. sesuatu pernyataan adlh benar, apabila materi kandungan pernyataan itu berhubungan dg objek yg dituju. D.h.i. bila proposal proyek yg dimhnkan arahan oleh kedua remaja itu, berkaitan atau hampir sama dg proyek2 yg pernah di tangani si "ahli". Sebaliknya bila stlh di kumpulkan data ternyata bahwa proyek yg pernah ditangani si "ahli" kurang berhasil, atau lebih ekstrim cerita masa lalu si "ahli" diceritakan ktk memberi pengarahan tidak pernah terjadi. Maka kebenaran pengarahannya tertolak. Oleh karena itu juga BELUM TENTU.

3. Kaidah kebenaran berikutnya adlh kaidah "pragmatis". Ukuran kebenaran atas dasar fungsi dan dipengaruhi waktu. Suatu dianggap benar bila mempunyai kegunaan praktis. Sesuatu yg 10 th lalu dianggap benar, mungkin skrg sdh dianggap tdk benar lagi. Atau skrg sesuatu dibenarkan semua pihak tetapi 10 th yad semua orng menyatakan salah. Proyek 10 tahun lalu BELUM TENTU sesuai dg masa kini apalagi masa datang. Banyak proyek tak jadi lanjut tergilas teknologi. Banyak bisnnis yg 10 tahun lalu orang berlomba-lomba, kini gulung tikar diterpa perubahan teknik bertransaksi.

4. Kaidah berikut adlh kaidah kebenaran  IIlahi. Dimana kaidah ini sejak mulai disampaikan kpd ummat manusia, sampai dunia kiamat tetap benar. Bahkan sesuatu kebenaran  yg dinyatakanNya yg beberapa dasa warsa; berabad yl. Blm dirasakan benar, skrg terbukti benar. Bgt selanjutnya yg skrg blm dirasakan kebenarannya yakinlah kelak terbukti kebenarannya. Mari qt simak sukurangnya 3 ayat berikut ini:
Allah SWT berfirman:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 147)
Allah SWT berfirman:
اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا  تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ
"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 60)
Allah SWT berfirman:

وَقُلِ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗ  فَمَنْ شَآءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَآءَ فَلْيَكْفُرْ  ۙ اِنَّاۤ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًا  ۙ  اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا  ۗ  وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَآءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِى الْوُجُوْهَ ۗ  بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا
"Dan katakanlah (Muhammad), Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 29)

Pilihan qt untuk menentukan tentang kebenaran, bila tetap ingin acuan kebenaran itu tdk berubah maka acuan kebebaran sesuai kaidah Illahilah yg tepat untuk dijadikan referensi.

Nah........, kembali ke arahan, janji2 dari "ahli" tsb dlm artikel ini tetap hrs disikapi dg BELUM TENTU, jangan gantungkan keyakinan penuh. Optimisme yg berlebihan bila gagal, menimbulkan kekecewaan yg dalaaam.

Wain yakun shawaban faminallah.  Wa in yakun khathaan faminni waminassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri yg kurang ilmu dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya),
Wallahu a'lam bishawab. Barakallu fikum.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment