Monday 30 December 2019

MOMENTUM akhir TAHUN

Disaat akhir tahun adalah sangat tepat dipergunakan untuk review kembali hubungan diri sesama qt (hablum minannas) dan hubungan diri qt kepada Sang PENCIPTA (hablum minallah). Momentum akhir tahun digunakan untuk berbenah kembali kedua hubungan tersebut sangat tepat karena adanya patokan waktu.

Setidaknya saban kali tiba  pergantian tahun yg perlu direview hal2 sbb:
1. Hubungan horizontal sesama manusia, bila ada salah dan hilaf ada sarana mohon maaf, diikuti memperbaiki silaturahim.
2. Hubungan vertikal kpd Allah, bila banyak dosa, dengan mohon ampun dibarengi meningkatkan ibadah dan kebaikan.
3. Tentang tahun yg tlh dijalani, evaluasi apa saja prestasi dan kegagalan yg terjadi. Selanjutnya upaya apakah nanti ditahun mendatang mempertahan prestasi dan mengejar ketertinggalan th yg lalu.
4. Agaknya review, jarang orang yg merenungkan barapa banyak lagi sisa umur.  Sampai bulan apa saja dianya masih punya kontrak hidup di thn depan.

Padahal sunatullah hidup ini pasti berakhir. Malah orang dlm review diri lalu merenungkan butir 4 ini dianggap orang yg "pesimis". Tak punya gairah hidup.

Kalau diingatkan kpd orang lain, ttg masa depan "akhir kehidupan" ini, orang yg diingatkan menganggap tak sopan bahkan dikatakan "nyumpahi" atau men do'akan mati. Padahal maut tiap detik dpt terjadi.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun surat 63 ayat 11).

Pembaca tulisanku ini yg paling belia katakanlah terlahir tgl 1 Januari 2020, tak kan mungkin untuk melihat kalender tahun 2220. Yaitu kalender 200 tahun yad. Umur manusia sepertinya sdh berbatas  di bawah se abad kalaupun ada yg sampai atau lebih seabad dpt dihitung dg jari, akan jadi berita dunia.

Walau menyadari akan keterbatasan usia itu namanya manusia sepertinya acuh, tetap saja berjuang untuk sukses, tdk peduli bgmn caranya. Kadang "tujuan menghalalkan cara". Apalagi bila sdh kemasukkan faham akhirat itu hanya ramalan, belum tentu kenyataannya, sebab blm ada yg lihat langsung kesana. Faham ingkari akhirat ini dg lantang menyatakan "blm ada yg pulang dari akhirat membawa vedio kejadian di alam sana"

Kalau sdh kemasukan faham tak percaya akhirat, maka mereka menganggap mati adalah proses alami, bgt mati selesai, habislah segala urusan. Generasi baru muncul menggantikan, agar mereka hidup senang dan nyaman, selagi bisa, selagi mungkin, selagi ada kesempatan, tumpuk harta dan pertahankan jabatan untuk dpt diwariskan kpd anak cucu penerus kehidupan.

Faham ingkar akhirat ini bukan baru muncul abad ini, bahkan keberadaannya justru lebih dulu sbg penantang nabi2 dan rasul2 utusan Allah. Banyak ayat Al-Qur'an yg mengabadikan ketidak percayaan manusia pada hari akhirat a.l.:
قَالُوْۤا ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّ عِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ
"Mereka berkata, Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali"?
(QS. Al-Mu'minun ayat 82)

Persoalan hari esok yg diingatkan Allah melalui surat Al Hasyr 18 dianggap hari esok sebatas di dunia. Padahal hari esok dimaksudkan juga hari esok di akhirat.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan"

Memang hari esok di dunia adalah hari ssdh hari ini. Untuk setiap individu bisa panjang bisa pendek. Hari esok di dunia inipun hrs qt persiapkan agar kedepan dpt disongsong dg segala kemudahan buat diri kalau mungkin sampai ke anak cucu.

Persiapan untuk kehidupan di akhirat bagi orang beriman, jauh lbh penting mengingat sifatnya yg abadi. Tdk seperti kehidupan di dunia sementara dan hanya senda gurau dan permainan:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ ۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَـيَوَانُ ۘ  لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْن
"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui".
(QS. Al-Ankabut ayat 64)

Atas dasar keyakinan hari esok akhirat inilah, orang beriman dlm mempersiapan hari esok dunianya tdk "tujuan menghalalkan cara". Tetap memperhatikan koridor yg digariskan agama mereka.

Tidak ada satu agamapun yg tak percaya adanya alam akhirat, alam ssdh alam dunia ini. Jadi jikalah ada orang lisannya menyatakan alam akhirat itu tdk ada, maka dianya sdh menanggalkan agamanya.

Akan tetapi, setiap manusia walau dia mengatakan tak percaya agama, di hatinya paling dlm, tetap percaya hal2 ghaib. Sebab didirinya sendiri bnyk tdpt peristiwa ghaib, Diantara ke ghaiban itu:
#Tak seorangpun dpt melihat ruh nya sendiri.
#Tak ada yg sanggup mengarang mimpi indah atau menghindari mimpi menakutkan ketika tidur.
#Tak seorangpun sanggup kendalikan berapa jumlah denyut nadinya per menit. #Dan banyak lagi keajaiban diri saban hari qt lalui namun tak disadari.

O.k.i. dlm review dan merenung penghujung tahun ini sebaiknya qt evaluasi diri, dosa apa yg tlh dilakukan th lalu kemudian bertaubat serta memperbaiki diri dg kebaikan di th depan. Jika banyak kebaikan dan prestasi dipertahankan dan ditingkatkan lbh baik lagi dg dasar pemikiran bahwa alam dunia semakin dekat masanya qt tinggalkan, alam kubur sdh demikian dekat qt masuki.
Dmkn renungan singkat ujung thn ini smg manfaat.

Mhn maaf bila tulisan saya yg tlh lalu dan yad, barangkali kurang mengena di hati pembaca. Petik sekira baik, abaikan upama tak bernilai guna.

Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya).

Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment