Wednesday 20 November 2019

MANUSIA tak ada yg SEMPURNA

Pemuda lumayan berumur, hampir 40 tahun, berulang kali nyaris menikah. Ada saja pasalnya pernikahan urung berlangsung.

Menarik diangkat, batal lamaran akhir2 ini. Jalinan bersahabatan sudah berbilang tahun. Justru dari bersahabatan itu diketahui sikap calon, thp sesama manusia.

Calon sbg keluarga yg berkecukupan, pekerjaan rumah- tangga hampir seluruhnya diserahkan kpd "Asisten rumah tangga" (ART). Taman diurus tukang kebon. Dapur, masak-memasak, karapian ruangan sampai kamar tidur, kamar mandi semuanya dikerjakan ART.

Tak ada yg istimewa sebetulnya, soal setiap rumah tangga punya ART, lbh dari seorang. Yg beda hsl pantauan pemuda lajang ini adlh perilaku calonnya thdp ART. DI rumah keluarga calon, para ART blm boleh makan masakan produk rumah bila si majikan belum makan semua. Kalau ART ketahuan makan duluan, sdh mrpkn pelanggaran, diomeli, tak jarang dikenai saksi. Padahal si calon adlh wanita karier, kadang pulang ndak mesti waktunya tempo2 di pkl 10 malam......

Jika para ART akan makan, sempat2nya majikan men "Catu", nasi serta lauk pauk ke piring masing2 ART. Tak ada kesempatan nambah. Setelah piring mereka terisi, mereka nongkrong makan diruang dapur atau garasi. Duduk dikursi meja makan adlh TABU besar bagi ART.

Perilaku keluarga calon termasuk calon, thdp ART inilah yg membuat "mentah" si jomblo ini melanjutkan hubungan dg si calon menuju lamaran, walau PDKT sdh tahunan. "Tak manusiawi memperlakukan orang. Bgmn nanti sikapnya thdp mertua, ipar dan periparan", pikir dlm benak se pemuda yg blm ketemu pasangan ideal tsb. Beberapa sdh ditemukan wanita idaman tapi tak kunjung ketemu yg ideal. Ada saja celanya, lebih disini, kurang disana.

Jikalah yg bersangkutan bertukar pendapat dg ku, barang kali ku dapat sharing kpd ybs antara lain seperti ini:

1. Manusia tdk ada yg sempurna. Kalau ingin cari pasangan yg sempurna tak kan didapat walau sampai ke ujung dunia. Manusia ditaqdirkan lemah (QS: An-Nisa 28)
وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفً
Karena diciptakan manusia (bersifat) lemah.

Maka setiap manusia ada saja kekurangannya, mungkin siih tiap individu ada kelebihannya. Boleh dikata kita manusia ini, mungkin dari ayah bunda kitapun punya kelebihan, tapi begitu buanyaak kekurangannya. Guna menutupi kekurangan itulah perlu interaksi dg orang lain, antara lain melalui pernikahan.

2. Justru itulah Allah ingin mengkombinasikan kelebihan dan kekurangan itu.......
Perhatikan awal ayat 28 QS An-Nisa yg jadi referensi kita
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ
(Allah hendak memberikan keringanan kepadamu).

Menjalani hidup didunia ini berat jika dihadapi sendiri, makanya perlu kerjasama.

Dunia ini tak akan beres, aman, makmur kalau hanya diurus Pria saja, atau Wanita saja. Pria dan Wanita hrs bersinergi mengurus dunia ini.

Perhatikanlah seseorang Pria sukses, biasanya didampingi oleh seorang istri yg menopang, mendorong kesuksesan itu.

Bgt juga wanita karier yg gemilang prestasinya, mesti ada peran suami yg bijak penuh pengertian.

Coba umpamanya suaminya penyemburu, istrinya kemana-mana dikuntit. Si istri ndak bisa berkarier cemerlang. Ribet,....... atasan si istri sulit memberikan jabatan bagi si istri. Karena makin tinggi jabatan volume kegiatan makin lbh kompleks dan bakal lbh banyak berinteraksi dg clien, apa yg terjadi bila si suami penyemburu.

3. Konsekwensi manusia tak sempurna, hrs bersedia di koreksi. Suami  hrs jangan bosan membimbing/membina istri, mengarahkan ke keadaan lbh baik. Dmkn juga istri jangan bosan dan ragu mengoreksi suami guna kebaikan bersama.

Tentu bimbingan, koreksi dilakukan dg arif bijaksana. Jangan sampai membina jadi membinasakan. Mengoreksi jadi mengorek-ngorek.

4. Pasangan suami istri berasal dari gabungan keluarga yg beda. Kadang beda suku, beda adat kebiasaan, beda selera, beda hobby, dll. Oleh karena itu pasangan suami-istri hrs menyadari menerima kenyataan tsb dan sanggup mengendalikan.

Dmkn, smg bermanfaat.
Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment