Tuesday 17 December 2019

Model Modul UJIAN

Sebelum manusia menuntaskan hidupnya dengan kematian....
....
Selama hidup, manusia terus menerus menempuh ujian.

Contoh; beriman tak cukup hanya di lisan dan penampakan dipermukaan tetapi hrs dibuktikan oleh ujian2. Allah tegaskan:
اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut ayat 2).

Ujian kehidupan ini tersimpul dalam satu sikap "KESABARAN".

Ujian kesabaran itu pada pokoknya berupa empat modul:
1. Ujian ANUGERAH.
Berupa jabatan, harta kekayaan, ilmu yg tinggi, anak keturunan. Pokoknya sesuatu yg menyenang (ukuran dunia). Sedikit sekali orang sanggup sabar dpt ujian ini. Diantara indikasinya tak sabar menghadapi ujian anugerah, si penerima anugerah salah memanfaatkan anugerah itu. Menyalahgunakan jabatan. Harta tak digunakan untuk ibadah dan kebaikan. Ilmu tinggi menjadi sombong. Keturunan membuat berbangga-bangga.

2. Ujian MUSIBAH.
Berupa kesulitan mendptkan rezeki, kehilangan sesuatu yg dimiliki/dicintai, penderitaan penyakit. Pokoknya sesuatu yg tidak menyenangkan. Banyak juga yg tak sabar mendpt ujian model musibah, sampai akhirnya berbuat curang atau kreminal untuk mencari rezeki. Hilang keseimbangan mental ketika mendpt ujian kehilangan yg dimiliki/dicintai. Ada yg kehilangan iman lantaran sakit, sampai rela berubah akidah agar sembuh.

3. Ujian PERINTAH.
Berupa ibadah kpd Allah, berbuat baik sesama manusia, tidak membuat kerusakan dimuka bumi. Inti ujian: melaksanakan perintah Allah, biasanya cukup berat. Hanya dpt dilakukan orang2 yg sabar.

4. Ujian LARANGAN.
Tidak boleh melakukan hal2 yg tidak baik (menurut agama). Terasa sbg ujian karena: melanggar larangan biasanya dirasakan menyenangkan, menjauhi larangan, biasanya dirasakan berat sekali.

Ujian2 itu dengan model dan modul tergantung kondisi masing2 strata individu atau kaum, mendapat ujian yg sepadan. Makin tinggi strata ilmu, makin tinggi strata iman makin tinggi pula ujiannya. Orang2 sblm kita  mendptkan ujian dmkn berat, misalnya yg hidup di zaman Rasulullah yg tentu imannya lbh tinggi dari kita2 di zaman now, sampai mereka bertanya "Kapankah datang pertolongan Allah?". Diabadikan Allah dlm Al-Qur'an sbb:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
(QS. Al-Baqarah ayat 214).

Mari senantiasa kita berdo'a. Agar  lulus dari ujian2 Allah.

Aamin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment