Saturday 1 May 2021

Pilih Tetangga.

Renungan menjelang berbuka  shaum ke 19 Ramadhan 1442. H.


“Cari tetangga sebelum berumah”. Demikian sepotong kalimat yang kedengarannya aneh, kalimat hikmah dipesankan orang-orang tua dulu. Bila direnungkan kalimat itu banyak benarnya dan sangat dalam sekali maknanya. Tetangga sangat penting, posisinya melebihi keluarga dekat tetapi jauh rumahnya dari tempat tinggal kita. Sangat terasa bagi kita-kita yang usia senja dan sesekali dikunjungi sakit.


Persolannya adalah, di saat sekarang ini tidak lagi setiap orang dapat menentukan untuk berumah di mana, banyak faktor yang menentukan seseorang bertempat tinggal. Antara lain tempat mencari nafkah/tempat mendapat pekerjaan. 


Seseorang lahir di suatu kota, orang tua serta seluruh keluarganya dikota kelahirannya, belum tentu ia akan mendapat kerja, mendapat lahan mencari nafkah di kota kelahirannya. Ada lagi sebuah keluarga yang karena instansi tempat ia bekerja, pindah-pindah pekerjaan ke berbagai kota, di setiap kota telah ditetapkan oleh institusinya menempati rumah dinas. 


Dua contoh di atas bagi yang beruntung, sementara ada keluarga yang kurang beruntung, mencari tempat tinggal sesuai kemampuan, kebetulan masih jadi “kontraktor”, apa boleh buat sesuai ukuran kocek menentukan tempat tinggal.


Di kota seperti Jakarta, kini sudah sempit tanah untuk pemukiman, sekarang banyak dibangun “Apartemen” dan “Rusun”. Bagi yang berkantong tebal menghuni “Apartemen” bahkan ada yang memilki “Apartemen” hanya untuk investasi, tidak dihuni. Sementara bagi yang berkantong agak tipis menghuni “Rusun”. 


Di Jakarta, di tengah kota metropolitan ini banyak sekali penghuni RSSS (Rumah Sangat Sederhana Sekali). Ukuran 2 x 3 meter dihuni puluhan orang. Rumah hanya digunakan untuk nyimpan pakaian, kalau tidur gantian, atau milih tidur di jalan. Yang tersebut terakhir tentu bukan pilihan mereka, pada dasarnya mereka juga tidak kehendaki keadaan itu, tapi apa mau dikata, mereka hidup ini tidak pernah ajukan aplikasi. Mereka telah dilahirkan di ruangan itu, dibesarkan di ruangan itu. Nasiblah yang kelak akan membawa mereka kemana. 


Bicara soal tetangga, mereka bertetangga dekat sesama kawasan yang punya tempat tinggal ukuran yang hampir sama. Kelompok penghuni RS3  ini kadang mudah tersulut emosi, mungkin penyebabnya protes dengan keadaan sekeliling. Kemewahan terpamer di depan mata, mobil mewah lalu lalang di jalan tak jauh dari hunian mereka, gedung mewah dan kehidupan serba berkecukupan begitu melek mata terlihat jelas. Sementara mereka tak kuasa mengangkat diri keluar dari serba ketidak cukupan.


Allah memberikan petunjuk praktis tentang bertetangga di dalam Al-Qur’an surat An Nisa ayat 36


وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرَا ۙ 

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"


Semoga kita, mempunyai tetangga yang baik, jadikan diri kita pelopor menjadi tetangga yang baik bagi tetangga lainnya. 


Utamanya bagi yg berumah bagus, berkecukupan pula, misalkan bertetangga dg kompleks RS3, gunakan kesempatan Ramadhan ini dpt "berbagi rasa" dg mereka. Dlm rangka mengamalkan ayat tersebut di atas. yaitu selain berbuat baik kpd:

• dua orang ibu-bapa,

• karib-kerabat,

• anak-anak yatim,

• teman sejawat,

• ibnu sabil dan

• hamba sahayamu.

Juga hendaknya perhatian diarahkan kpd:

• orang-orang miskin,

• tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. 

yakni klompok penghuni RS3 tsb.


Agar hidup ini selamat dan aman tentram dunia dan akhirat berbuat baiklah karena pesan ini diperoleh langsung dari Allah pencipta diri kita ini.  Dengan tambahan syarat “tidak sombong dan suka membanggakan diri”, serta hidup sebagai penyembah Allah semata, tidak mensekutukan Allah.


Semoga Shaum Ramadhan kita hari2 berlalu dan hari ini diterima Allah,  dan sisa shaum sampai akhir Ramadhan dimudahkan Allah.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 19 Ramadhan 1442 H.

01 Mei 2021.

(779.05.21). 

No comments:

Post a Comment