Monday 17 May 2021

Ziarah Kubur.

 Kebiasaan kami di kampung halaman di idul fitri:

Usai shalat eid, susunan acara:

1. Ngumpul di rumah saudara yg paling tua, maaf2 an dilanjutkan makan "ketupat colet".

2  Udah itu adik beradik diikuti anak2 dan cucu2 menuju ke makam Ortu, untuk berdo'a.

3. Barulah stlh itu acara bebas bersilaturahmi ke rumah mertua masing2, kalau masih ada.

4. Kunjung ke ipar-biras, besan yg lbh muda ke yg lbh tua dstnya.


Acara urut ke 2 (dua) di atas adlh mesti di laksanakan kalau pulang kampung. Kadang ketemuan di makam, baru pulangnya mampir ke rumah saudara tertua.


Tradisi ini di banyak daerah di tanah air, disebut nyekar. Asal kata "sekar" maknanya bunga. Karena kebiasaan ziarah kubur di negeri kita berbekal bunga yg akan ditaburkan dipusara.


Tahun 2021 ini di Jakarta acara Ziarah atau Nyekar usai Ramadhan ndak dpt dilaksanakan, ada ketentuan setempat guna mencegah covid 19.


Menyoal ziarah kubur

Rasulullah sblmnya juga pernah melarang ziarah kubur; tapi bukan karena pas musim wabah penyakit tapi karena ktk itu iman pengikutnya masih "sekulit bawang" sebab dihawatirkan model ziarah kubur msh seperti zaman jahiliah, kekubur bukan mendo'akan ahli kubur malah minta safaat dari ahli kubur. 


Kemudian setelah iman pengikutnya beranjak matang, Rasulullah ﷺ menganjurkan ziarah kubur. 


Kita petik 2 (dua) diantara beberapa  dalilnya;

terkait dengan diperbolehkannya ziarah kubur bagi umat muslim.


1. HR Muslim


قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ : نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا


 “Rasulullah ﷺ bersabda: Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke kubur. Namun sekarang, berziarahlah kalian ke sana.”


2. HR. Hakim


كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً


“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).”


Ziarah kubur setidaknya membuat penziarah merenungkan sejenak:


1. Bahwa diri pasti akan menjadi ahli kubur, cepat atau lambat. Tahun ini menziarahi, mungkin tahun depan sdh di ziarahi.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati". (QS:3=Ali Imran 185).


2. Sehubungan kesadaran pasti akan mati, hati insya Allah menjadi lunak. Bila yg diziarahi adalah makam ortu misalnya, sejenak kilas balik kehidupan dlm asuhan beliau berdua, betapa kasih sayangnya mereka kpd kita, ibunda rela meninggalkan nasi sedang disuap dipiring demi mengejar kita masih bayi menangis karena e ek atau pipis. Nasi ditukar kotoran atau pipis kita masih bayi. 

Ayahnda mencarikan nafkah, memeras keringat. Kadang harga diri terpaksa dibantingnya demi kita. Di kantor ktk masih blm ada kita dibentak atasan mungkin melawan. Setelah kita lahir kadang dimarahi atasanpun ditelannya bulat2, takut kalau dipecat bgmn dpt uang membelikan susu untuk kita. Duh betapa pengorbanan ortu membesarkan kita. Tak ada kata lain dipusara dilantunkan do'a diiringi titik air mata.

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَالِدَيَّ 

"Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku.


3. Dg ingat mati memberikan nasihat kpd diri agar dlm hidup ini tdk terlalu ngotot mencari dunia. Shg berfikir bahwa kehidupan dunia ini dijalani justru untuk mempersiapkan diri masuk ke kubur seperti yg sdg di ziarahi.


Akhir kalimat, semoga ortu kita, saudara-saudara kita sanak klg kita, karib kerabat kita yg tlh berada di alam kubur diampuni Allah sgl dosanya, diterima amal ibadahnya.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 4 Syawal 1442 H.

16 Mei 2021.

(794.05.21).

No comments:

Post a Comment