Thursday 27 May 2021

Penyebab ke-SENGSARA-an

Dalam status sosial dan strata apa saja manusia tak ingin sengsara. Sebaliknya ingin bahagia.  Misalkanpun  kalaulah tidak bahagia-bahagia amat sekurangnya tdk sengsara. 


Hidup yg medium itu kadang lebih enak ketimbang hidup yg sangat...................

Jarang orang yg kehidupannya medium "sengsara", karena hidup medium kemampuan cukup meng-cover sekedar untuk kehidupan sederhana. 


Justru orang yg hidup mewah, kadang serba susah. Sebab segala sesuatu terikat "kata pantas". Pilihan alat transpor, pilihan tempat makan, pilihan tempat belanja, pilihan tempat nginap kalau bepergian...... dll bagi orang hidup mewah harus milih2 yg "pantas" tadi. Beda buat yg kehidupannya medium, semuanya ok-2, cocok2 dan pantas2 saja.


Sengsara itu dirasakan oleh manusia dari dua sisi yaitu Rohani dan Jasmani. Ada orang yg hidup mewah bergelimang harta bathin tersiksa, rohani menderita.


Setiap individu beda merasakan "kesengsaraan" itu. Seorang pemulung yg dari hari ke hari menjalani kehidupan jauh dari hygienist. Berjalan kadang tanpa alas kaki tak peduli hujan panas dan cuaca. Mereka terlihat biasa2 saja tdk nampak sengsara. 


Pernah kulihat ketika ku jalan pagi, seorang pemulung belum bangun, tidur pulas beralas karton di trotoar. Nyamuk DBD agaknya segan kpd mereka. Entah bgmn dg virus corona, mungkin juga sungkan singgah ditubuhnya. Sebaliknya blm tentu orang kaya rumah gedongan, segitu enaknya tidur.


Dari fenomena ini, kesengsaraan itu bersumber dari sekurangnya 5 (lima) hal:

1. Kurang bersyukur.

2. Berpandangan picik.

3. Hati menjadi kesat

4. Tinggi angan2

5. Terlalu cinta dunia.


ad. 1. Kurang bersyukur.

Akan sengsara orang yg tdk mensyukuri apa yg tlh dia peroleh. Pikirannya selalu kurang puas. Akan lbh sengsara lagi, bila keadaannya dibandingkannya dg orang lain yg lbh tinggi.


وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

(QS. 14=Ibrahim: ayat 7).


ad. 2. Picik.

Pandangan selalu merendahkan orang lain. Orang yang memiliki sifat "picik" akan selalu apriori (dengki) thdp apa pun yg dikatakan atau dilakukan orang lain. Ia menganggap apa pun yg dilakukan atau dikatakan orang lain akan selalu salah, dan pendapatnya yg paling benar. Penderitaan yg ditimbulkan dari sifat ini adalah ketakutan yg dahsyat kalau orang lain berbuat lebih baik. Hidupnya akan selalu dipenuhi pemikiran bagaimana cara mengalahkan pendapat atau tindakan orang lain.


وَا للّٰهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِ

Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki. (QS.16=An-Nahl: ayat 71)


ad. 3. Kesat Hati.

Hati yg kesat  adalah hati yg tlh mati atau hati yg dihinggapi penyakit rohani. Orang yg memiliki sifat ini tidak akan pernah menerima nasihat atau kebenaran yg disampaikan kepadanya. Sehingga, penderitaan yg ditimbulkannya adalah tersesat selama-lamanya. Dan, kelak di akhirat nanti termasuk golongan orang-orang yang merugi.


خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ


''Sesungguhnya Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.'' (QS 2 = Al Baqarah 7). 


ad.4. Tinggi Angan2.

Banyak berangan-angan. Perilaku ini hanya menyuburkan pekerjaan yg sia-sia dan mendatangkan kemalasan. Orang seperti ini pekerjaannya hanya menghitung "jikalau" dan "andaikan". Maka, bagi mereka adalah kesengsaraan jika angan-angannya tidak tercapai.


Sifat ini jelas bertentangan dengan sifat-sifat orang-orang beriman. Allah menyatakan: 


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَوَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ


''Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari pekerjaan yang tiada berguna.'' (QS.23= Al-Mu’minun: 1-3).


ad. 5. Terlalu cinta dunia.

Dalam konteks ini  adalah kemauan yang keras meraih kesuksesan dunia. Pontang panting kerja mencari harta dunia, mencari kemuliaan dunia, sampai lupa ibadah kpd Allah. Segan beribadah sosial, menganggap zakat sedekah pemborosan dari harta yg dikumpulkan dg susah payah. Kelompok ini banyak yg berhasil meraih kemewahan dan kemuliaan dunia.......

Setiap orang memang hrs memikirkan dunianya karena memang hidup kita skrg di dunia. Bgmn mungkin kita beribadah maksimal kalau tak punya harta, bgmn bersedekah, berzakat dan berhaji kalau tak punya harta. Masalahnya akan jadi kesengsaraan bila ada kata "TERLALU" mencintai dunia itu yg bikin sengsara. Apalagi jika tlh maksimal usaha tak berhasil pula lbh sengsara lagi.


Dunia memang hrs di cari, karena

Allah memang perintahkan jangan lupakan bagian kita di dunia:


 وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

lengkap ayat:


وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

(QS. 28 = Al-Qasas: ayat 77)


yang perlu dicamkan bahwa dunia ini hanyalah kesenangan yang palsu:

وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ

lengkap ayat:

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّا رَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."

(QS.57= Al-Hadid ayat 20).


Semoga kita pahami rambu2 penyebab kesengsaraan, guna menyikapi hidup ini agar kalau tidak bahagia2 amat tapi semoga tidak sengsara. Lebih utama di akhirat nanti bahagia.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 9 Syawal 1442 H.

21 Mei 2021.

(798.05.21).

No comments:

Post a Comment