Wednesday 19 May 2021

Menyikapi Artikel.

Sikap audience thdp artikel dakwahku, ada pembaca yg tertarik dan lantaran itu hatinya terbuka selanjutnya memperbaiki amalnya. Tidak sedikit juga ikut ambil bagian berdakwah dg men share artikel2ku tsb ke group masing2 agar lbh banyak terpapar dakwah terkandung dlm artikel tsb.


Mereka yg meneruskan termotivasi hadits berikut:

  عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم : مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ 

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh ﷺ  bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim].


Insya Allah penulis artikel2 dakwah dan juga termasuk orang yg meneruskannya sehingga lbh banyak lagi pembaca, akan mendptkan pahala seperti dimaksud hadits di atas. Makin banyak orang yg mengikuti anjuran kebaikan terinspirasi dari artikel tsb maka sebanyak itu pula pahala yg tak terasa diperoleh. Aamiin.


Dalam pada itu bukan mustahil, walau tidak sepahit zaman Rasulullah  ﷺ ,  ada pembaca yg mencibir sambil bergumam "tausyiah lagi, tausyiah lagi, bosan, ntar over dosis agama". Pembaca kelompok ini, artikel dakwah dibaca sedikit ndak sampai ujung artikel, langsung alih layar.


Oleh karena itu para penulis artikel dakwah tak usah surut, jangan berhenti lantaran diantara ada sikap audience seperti di atas,  karena  Allah SWT berfirman:

وَلْتَكُنْ  مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ  عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

(QS.3 = Ali 'Imran ayat 104)


Kini kesempatan untuk berdakwah melalui tulisan terbentang luas, saban hari di tiap kesempatan terbuka peluang menyusun naskah dakwah secara tertulis. Namun tdk mudah melaksanakan dakwah, bgt juga dakwah secara tertulis. Banyak bentuk/model hambatan/tantangan yg mungkin ditemui.


Pernah diterima komentar dari seorang pembaca bahwa dianya ndak suka membaca tulisanku. Menurut ybs sekarang ini sdh banyak tausyiah di tv dan youtube juga tak kurang di masjid-masjid, dimana ustazdnya bernas ilmunya.


Sekitar dua tahun yang lalu ada satu group W.A. yg tlh kuikut di dlm group itu sdh lebih 5 tahunan. Adminnya men-delete salah satu artikelku, alasannya ada anggota yg tersinggung. 


Padahal artikel itu sama sekali tdk menyebut agama atau kepercayaan orang lain, dg dmkn tak patut siapapun tersinggung karenanya. Artikel itu ttg seorang jadi mualaf dimana tdk disebut asal agamanya kebtln aku yg memimpinnya bersyahadat di disaksikan ratusan jamaah usai shalat dzuhur di sebuah masjid besar di kawasan Jakarta Pusat.


Dengan berpegang ke hadits dan firman Allah di atas, artikel2ku tetap kuteruskan. Biarpun alamat W.A. yg kukirimi tdk komentar, sepanjang ybs tdk menolak seperti salah seorang pembaca tadi. Sedangkan ke group yg pernah men-delete artikel dakwahku, tetap saja kukirimi tulisan-tulisanku. Karena boleh jadi hanya adminnya atau sebagian anggota yg  berpendapat artikelku menyinggung, siapa tau anggota yg lain tak masalah.  

Pikiranku melayang kpd 

Rasulullah ﷺ, beliau berdakwah ditolak, dihina bahkan di sakiti. Masa' aku hanya di delete saja jadi surut. Tapi jika pribadi yg ndak mau terima yaah tak kukirimi lagi. 


Tantangan yg mungkin ditemui juga, bila yg membaca orang yg berilmu tinggi. Kadang ada yg kurang terima, apalagi apabila kalau misalnya dia berpandangan bahwa ilmu dirinya lebih mumpuni. 


Dengan keyakinan masih ada yg membaca, biar tak komen atau tidak terindikasi tlh membaca, ndak apa-apa, artikelku tetap kukirim, yg penting pesan tersampaikan, diharapkan bermanfaat bagi yg membaca. 


Pembaca yg membaca,  tdk komentar ttp umpamanya dpt memetik manfaat positip dari tulisan-tulisanku bernuansa dakwah tsb. justru insya Allah dari pembaca kelompok ini smg sangat bernilai tinggi buat catatan amal penulis.


Harapan akhirnya adalah smg Allah mencatat sbg tlh mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya, biarpun kemampuan ilmu penulis terbatas hanya se ayat. Dengan acuan seperti dimaksud ayat berikut:

....... مَاۤ اَسْئَــلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ 

"......... Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku)........."

(QS. Sad ayat 86).


Rasulullah ﷺ   berpesan, termasuk tentunya pesan itu untuk generasi kita skrg untuk meneruskan dakwah. 


Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً


“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)


Sepatah katapun yg terucap tak kan luput dari catatan amal baik/buruk, yg kan diperlihatkan nanti di mahkamah yaumil kiamah. Apatah lagi sebuah artikel memuat ratusan patah kata. Semoga mrpkn catatan amal kebaikan.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 6 Syawal 1442 H.

18 Mei 2021.

(796.05.21).

No comments:

Post a Comment