Thursday 27 May 2021

Ooh PERETAS di akhirat takkan LEPAS.

Lebih sepekan ku tidak mem publish tulisan di FB dan ke pembaca di group W.A. Kupilih istirahat terlebih dahulu, karena akun WhatsApp ku di RETAS (Hack). Semula pengennya barang sebulan, tapi rasanya ada sesuatu yg hilang kalau tidak menulis. Maka kumulai lagi, semoga tdk di RETAS lagi.


Sekitar pkl 19 an,  tgl 21 Mei 2021 menjelang hampir adzan Isya' Hp W.A berbunyi tanda W.A. masuk. Bgt dibuka pengirim adlh Orang yg sangat saya hormati yaitu Profesor  Promotor Disertasi saya beberapa tahun yang lalu. 


Berita pertama beliau bertanya saya ada di mana. Saya jawab saya ada di rumah. Pikiran saya terkait Idulfitri karena baru saja 8 hari bulan Syawal. Mungkin beliau sedang bersilaturahim ke kerabat di area dekat kediaman kami, sekalian mau mampir.


Pengirim dari  WA milik Profesor tsb.mengajak saya bergabung di suatu group W.A. 

Tentu karena yg ngirim W.A.  seorang yg sangat saya hormati; saya jawab Ok Prof.


Lanjut W.A. masuk lagi, pesannya masukkan kode (terlihat bbrp saat 6 digit), lalu hilang.

Saya W.A. beliau; Angka hanya sekilas Prof, saya tak sempat ingat.

Pengirim W.A. dari akun Prof tsb; menulis lagi: coba Bpk lihat di "pesan".

Benar kode angka tsb ada. Saya kirim di W.A saya, kode itu.......

Kamipun siap akan shalat isya bersama keluarga.


Stlh Isya, anak saya yg  tinggal tidak serumah dg kami W.A. ke Mamahnya: "Kayaknya Hp Papah di Hack". Karena anak kami tsb. dimintai pulsa yg ndak pernah saya lakukan.


Beberapa saat kmdn anak saya serumah juga katakan Hp Papah di Hack, disamping dia dimintai pulsa, juga tantenya menelpon bahwa Hp Papah di Hack, sgr lakukan langkah2 yg perlu.......

Bgt juga teman saya pengurus masjid konfirmasi via tlp, apa saya ada minta pulsa, semakin jelas Hp saya di Hack. 


Kami sgr siap2 akan berangkat ke Grapari Telkomsel di bilangan Tugu Tani. Namun atas dasar informasi internet, kantor tsb tutup pkl 19.00. 

Esok Sabtu buka pkl 08.00.


Malam itu kemenakan dari Malang tlh terlanjur kirim pulsa 200 rb,  2 x ke dua nomor jadi ketipu 400rb. Karena kata si PERETAS kiriman yg pertama salah nomor.

Adik kami di Yogya, langsung ke kios pulsa mengirim 200 ribu, karena yakin yg minta adlh saya, sebab dari nomor W.A. saya, dilengkapi dg foto saya.


Pagi 22 Mei 2021, langkah kami lakukan:


1. Lapor ke Polsek di wilayah kami, stlh dpt bbrp penjelasan dari Bpk Polisi, beliau arahkan kami ke Polres.


2. Kami ke Polres, dpt penjelasan bahwa yg sdh dirugikan secara materiil adlh kemenakan kami di Malang dan Adik kami di Yogya, maka merekalah yg harus lbh dahulu membuat laporan polisi. Laporan tsb minta dikirim ke saya. Selanjutnya laporan tsb dikirim ke seluruh nomor2 yg biasa saya hubungi.


Saya juga kemukakan kpda petugas Polres, bagi saya menghendaki agar dg laporan ini agar bila si PERETAS menggunakan nomor dan foto saya dpt jadi alat bukti bahwa bukan saya melakukan penipuan,  saya tlh melapor. Juga bila PERETAS menulis yg tdk senonoh mencemarkan nama baik saya, laporan ini membuktikan itu bukan tulisan saya. Namun penjelasan petugas tetap seperti butir 2 di atas.


Anjuran pihak Kepolisian itu kami teruskan ke adik dan kemenakan yg sdh ketipu.


3. Ke Grapari, dpt arahan agar sim card yg tadinya kami cabut dari HP  agar diaktifkan kembali, kemudian kirim kabar ke semua nomor2 yg biasa saya hubungi bahwasanya W.A. saya di Hack.....dg menambahkan berita jangan melayani permintaan apapun dll.


Hal tsb tlh saya lakukan tgl 22 Mei 2021 diantaranya dg mengirim ke nomor yg biasa saya kirimi artikel saya, keluarga, para teman2. Sedang di FB langsung saya informasikan bbrp saat stlh diketahui akun saya di RETAS.


Jelas bahwa ini perbuatan kezaliman. Orang yg dizalimi bgt banyak. Nama Prof dimaksud tlh dia catut sekaligus dicemarkan buat menipu. Bbrp mahasiswa sempat tertipu, seperti kemenakan dan adik kami tsb di atas. Rupanya hal yg sama dilakukannya untuk hampir seluruh kolega saya dan juga mahasiswa si Profesor. 


Namun sebagian besar lolos dari penipuan ini, karena memang modus, "minta pulsa", "transfer ke rekg.....", berita "anak ibu jatuh sekarang dirawat di RS perlu dana.... transfer ke....."  sdh bahasa "lama" lazim penipuan melalui HP sejak jaman SMS sampai jaman W.A. Akan tetapi ada saja yg pas "Apes", seperti halnya kemenakan dan adik kami dan mahasiswanya sang Prof. Termasuk saya sendiri kok terkena mau ikut bergabung serta ikut nurut saja ngasih kode yg dikasih. 


Ybs tidak memahami bahwa apa yg dia lakukan itu, memang di dunia ini mungkin dirasakan nikmat, tak langsung disiksa Allah; masih ditangguhkan. Kalaupun disiksa lantaran do'a orang terzalimi terkabul, siksa dunia tak seberapa, tapi di akhirat nanti:


 وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ 

 “Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari dimana pandangan-pandangan terbelalak.” (QS Ibrahim: 42)   


Dari ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat dimana setiap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat. Bgt detail kezaliman mereka ditampakkan, dimintai pertanggungan jawab. Semua orang yg dizalimi, tertipu akan meng Klaim minta keadilan. Maka jadilah Penzalim tsb menjadi bangkrut andaikanpun ybs membawa amal2 kebaikan. Apalagi kalau PERETAS ini, bukan ahli ibadah, dosa2 orang2 yg terzalimi, ditipu akan di tumplekkan kepada si PERETAS.

Di dunia inipun ada harapan PERETAS sdh terima siksa Allah, karena do'a orang terzalimi insya Allah makbul.


Rasulullah ﷺ bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.' (HR. Muslim No. 4678).


"........... إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ


Ayat dan hadist di atas dpt menjadi sedikit menghibur bagi para korban kezaliman.

Mereka yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu terlalu risau karena pada hari kiamat kelak Allah akan  membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Kalaulah tidak memperoleh pahala, karena si PERETAS bukan ahli ibadah, setidaknya dosa akan dikurangi di berikan kpd si penzalim termasuk si PERETAS.


Semoga PERETAS tersebut menyadari perbuatannya itu adlh menzalimi banyak orang. Pihak2 terzalimi semoga sabar menerima perlakuan PERETAS tsb. Juga semoga para pimilik akun dilindungi Allah diberikan ingatan untuk selalu waspada. Agar tdk terlanjur ikuti instruksi PERETAS seperti diriku.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 15 Syawal 1442 H.

27 Mei 2021.

(799.05.21).

No comments:

Post a Comment