Saturday, 29 March 2025

PUASA NABI MUSA

Edisi Ramadhan. Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.319.19.03-2025 Guide tour kami menuju Aqsha melalui gurun Sahara berkebangsaan Mesir, tetapi sangat fasih berbahasa Indonesia kecuali kata bangun diucapkannya “ban.. gun”. Kata itu berulang diucapkannya jika dalam perjalanan diantara kami banyak yang tertidur dan ada moment yang perlu dia kemukakan. Sekitar pukul 3 petang, matahari sudah redup, kembali “Mr Hamdi” guide yang ramah itu berseru “ban…. gun, ban ….. gun, ban ……. gun. sebentar lagi kita sampai di kaki gunung Sinai. Perjalanan panjang menjelajahi gurun Sahara 21 Juni tahun 2022 itu, lebih dari 13 jam. Rombongan kami sempat singgah menyaksikan maqam Nabi Harun dan Nabi Shalih. Di kaki gunung Sinai terlihat bekas tangan Samiri membuat sesembahan berupa anak lembu. Perjalanan antar benua ini dimulai pkl 7.30 dari Cairo (Africa). Finish pkl 21.30. di Kota Taba perbatasan Mesir - Palestina (Asia). Dua jam-an sebelum sampai ke kaki gunung Sinai Tour Leader dan Guide setempat, menawarkan untuk mendaki ke puncak gunung Sinai. Saya merupakan anggota rombongan tertua, langsung angkat tangan mendaftarkan diri, diikuti oleh beberapa orang lainnya. Pikirku sekalian “mandi biar basah”, sudah jauh2 perjalanan, sekalian, semua kesempatan harus diambil, untuk tambah pengalaman hidup. Pihak penyelenggara program akan memfasilitasi, kami2 yang akan naik ke gunung Sinai. Sedangkan rombongan lain akan terus dengan bis semula lanjut ke Taba (perbatasan Mesir dengan Palestina). Kami yang akan naik ke G. Sinai, setelah turun akan disediakan angkutan tersendiri melanjutkan perjalanan ke Taba. Sampai di kaki gunung diberikan penjelasan; untuk naik ke gunung tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Tuhan itu harus menggunakan “Multi Moda Transport” (Pinjam istilah International Trade), yaitu dengan beberapa model angkutan. Mula2 naik sejenis “Angkot” ke stasiun ONTA. Pendaki kemudian akan diangkut dengan Onta entah berapa jarak tempuhnya (tergantung si Onta dan Jokinya). Selanjutnya tersedia tangga ke puncak gunung dengan 750 anak tangga. Untuk mendaki anak tangga itu bagi ku yang sudah 70 keatas ini tentu akan menggunakan model angkutan berikut lagi, yaitu “digendong”, bahasa kampungku “berambin” (nempel dibelakang seseorang dengan tangan kebahu orang yang menggendong, dan kaki melingkari pinggang penggendong). Akhirnya kuputuskan tidak ikutan naik ke G. Sinai. Lantas anggota rombongan yang juga tadinya angkat tangan, juga mengurungkan niatnya. Mentari sudah agak redup, kami serombongan utuh, naik bis melanjutkan perjalanan ke TABA. Sebenarnya di hati ini kepengin naik ke Gunung Tursina atau disebut juga Gunung Sinai itu, sebab Nabi Musa AS pernah bermunajad kepada Allah selama 40 hari dan BERPUASA di gunung itu, untuk mendapatkan 10 Perintah Tuhan. Sejatinya kepengin lihat dimana Nabi Musa berdiri menghadap Allah seperti diabadikan dalam Al-Qur’an Al- A’raf 143: وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِى وَلَٰكِنِ ٱنظُرْ إِلَى ٱلْجَبَلِ فَإِنِ ٱسْتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوْفَ تَرَىٰنِى ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحَٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْمُؤْمِنِينَ “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". 10 Perintah Allah kepada ummat Nabi Musa, termuat dalam surat Al-An’am 151 s/d 153 diterima Nabi Musa di puncak Gunung Tursina (Sinai) itu: ۞ قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (Al-An’am 151) وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. (Al-An’am 152) وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am 153). Nabi Musa melakukan RITUAL PUASA ketika bermunajat di Gunung Tursina atau disebut juga Gunung Sinai itu selama 40 hari, tidak makan dan tidak minum. Tujuan puasa Nabi Musa untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam rangka menerima wahyu. Wahyu berupa perintah Allah yang begitu jelas tersurat pada ayat 151 s/d 153 Al-An’am di atas. 10 perintah Allah diterima langsung Nabi Musa di puncak Gunung Sinai bila dirinci sbb: 1. janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan ALLAH, 2. berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, 3. janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, 4. janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, 5. janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar, 6. janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. 7. sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. 8. apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), 9. penuhilah janji Allah. 10. Harus bersatu di Jalan Allah; dengan kalimat: “janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya”. Selain itu Allah menyatakan “Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya”. Mengingat beratnya medan menurut informasi guide, serta dari kaki gunung kami dapat melihat dan membayangkan tingginya gunung dan terjalnya Gunung Sinai itu, dengan berat hati keinginan tersebut diredam dalam2. Karena tenaga harus dipersiapkan untuk perjuangan masih panjang menuju Aqsha, bakal menghadapi gerbang masuk ke negeri yang dikuasai Israel, dikabarkan pengawasannya sangat ketat. Puasa yang kita lakukan saat ini tentu berbeda dengan syariat Nabi Musa, durasi puasa Nabi Musa selama 40 hari, sedangkan kita sekarang hanya sebulan. Ini membuktikan kebenaran surat Al-Baqarah ayat 183 bahwa ummat sebelum kita berpuasa. “………………. كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ …………………” “…………. sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu…….” Semoga puasa kita serta semua ibadah kita diterima Allah dan sesudah Ramadhan kita menjadi lebih baik, lebih bertaqwa. للَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ .سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 29 Ramadhan 1446H, 29 Maret 2025

No comments:

Post a Comment