Saturday, 22 March 2025

SAHABAT

Edisi Ramadhan. Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.314.14.03-2025 Sebagai makhluk sosial, setiap manusia harus berinteraksi sesama manusia, timbullah pertemanan. Kelompok pertemanan itu muncullah group2, kini sangat marak group WA teman sekampung, group WA teman sekampus, group WA masa sekolah dan seterusnya. Diantara sekian banyak teman tersebut ada yang menjadi “Sahabat”. Pengertian “teman” dan “sahabat” beda2 tipis, tapi tetap dapat dibedakan. “Teman” adalah seseorang yang kita kenal dan sering berinteraksi. Sedangkan “Sahabat” adalah teman yang memiliki hubungan lebih dekat, intim, dan kepercayaan yang mendalam. Betapa jeleknyapun teman, mesti ada guna. Sekilas kuceritakan empat puluhan tahun yang lalu, seorang pejabat kantor kami pindahan dari kota lain. Sekitar seminggu setelah berdinas di kediamannya yang baru, beliau mengamalkan kebiasaannya “jalan pagi” sebelum ke kantor. Apes bagi pejabat tersebut waktu jalan pagi di hari itu ketemu penodong, dirampas arlojinya. Sampai ke kantor peristiwa itu tersiar. Salah seorang pegawai minta informasi kepada pejabat baru tersebut, tentang tempat dan waktu terjadi penodongan. Sebelum dzuhur arloji kembali, dengan tidak kurang suatu apapun. Agaknya pantas di duga si pegawai punya jaringan pertemanan dengan group penodong, entahlah…….. mekanismenya bagaimana. Dari pengertian “teman” dan “sahabat”, maka kita boleh beteman dengan siapa saja, tapi hati2lah memilih sahabat. Ada peribahasa “Teman seribu terasa kurang, musuh satu terlalu banyak”. Dalam memilih sahabat Al-Qur’an mengajarkan syarat tertentu: 1. Pilih sahabat yang shaleh dan beriman. 2. Pilih sahabat yang tidak membawa pengaruh buruk. 3. Pilih sahabat yang mendorong untuk beramal baik. 4. Pilih sahabat yang tidak berpotensi berkhianat. 5. Pilih sahabat yang dapat meningkatkan ukhwah. Pada pokoknya memilih sahabat dalam ajaran Al-Qur'an adalah memilih orang yang dapat membawa ke jalan Allah, yang memiliki akhlak yang baik, yang dapat saling mendukung dalam kebaikan, dan yang dapat menjauhkan kita dari dosa. Sahabat yang baik akan menjadi sumber kebahagiaan, sedangkan sahabat yang buruk dapat membawa kita jauh dari kebenaran. Penyesalan orang salah memilih sahabat dilukiskan dalam Al-Qur’an: يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَا نًا خَلِيْلًا "Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku)," (QS. Al-Furqan ayat 28) Pengertian dalam bahasan ini bahwa “teman akrab” adalah “sahabat”, bukan teman biasa. Prof. Dr. Hamka dalam tafsir Al-Azhar juzu' 19 hal 10-12. Mengkisahkan tentang bagaimana kesudahan seseorang yang salah memilih sahabat, yaitu Uqbah bin Abu Mu'aith. Uqbah bin Abu Mu'aith berteman akrab (sahabat) dengan Ubayyu bin Halaf. Uqbah akhirnya murtad karena pengaruh sahabatnya Ubayyu. Selain murtad, juga sampai memaki-maki serta meludahi muka Rasulullah yang ditemuinya usai shalat. Akhir kehidupan Uqbah tertawan dalam perang Badar, Nabi perintahkan Ali untuk membunuhnya. Itulah potret seseorang yang terpengaruh sahabat. Di akhirat nanti menyesal seperti terungkap di ayat 28 Al-Furqan di atas. Semula Uqbah bin Abu Mu’aith, telah bersyahadat, masuk Islam dihadapan Rasulullah langsung; lebih jauh kisahnya seperti termuat dalam tafsir Al-Azhar juzu' 19 hal 10-12 disarikan berikut: Uqbah adalah salah seorang pemuka Quraisy di Mekah, dianya berteman baik dengan Nabi Muhammad saw, meskipun dia belum memeluk Islam punya pertemanan yang akrab, sering bertukar pandangan dalam ber-bincang2. Suatu hari Uqbah mengundang Nabi Muhammad saw makan ke rumahnya. Ketika makanan mulai terhidang, Rasulullah menyatakan bahwa dia belum mau memakan makanan yang terhidang itu sebelum Uqbah mengucapkan Dua Kalimah Syahadat. Salah satu tradisi orang Arab sejak zaman sebelum Islam, dan setelah Islam tradisi itupun tetap dipelihara, ialah memelihara hati tetamu selama tamu berada di rumahnya. Rasulullah mengambil peluang baik itu, karena dia mengetahui dengan baik jiwa Uqbah. Uqbahpun menuruti permintaan Rasulullah, karena menurut istiadat yang sudah mengakar buat orang Arab, adalah tabu menolak permintaan tamu. Beberapa waktu setelah menjadi Islam Uqbah bertemu dengan sahabatnya Abayyu bin Khalaf. Abayyu sangat mencela sikap Uqbah memeluk Islam dan mengajak keluar dari agama Islam (murtad). Uqbah ditengah kebingungannya, diajari Abayyu; agar kemurtadannya lebih tegas; supaya Uqbah me-maki2 dan meludahi muka Nabi Muhammad saw, usai shalat. Hal itu dilaksanakan oleh Uqbah. Hidup ini harus pandai2 memilih sahabat termasuk memilih pendamping hidup, betul2 harus ekstra hati2 karena sahabat termasuk istri atau suami pendamping hidup besar sekali perannya untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Sangat baik jika diamalkan do'a yang diajarkan Rasulullah ﷺ untuk terlindung dari sahabat yang jahat: اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, sahabat yang jahat dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.” (HR. At-Thabrani). Banyak referensi yang didapati dalam Al-Qur’an selain (Al-Furqan ayat 28) yang telah dikutip diatas tentang memilih sabahat a.l. berikut: لَّقَدْ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَآءَنِى ۗ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِلْإِنسَٰنِ خَذُولًا “Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (Al-Furqan 29) (lanjutan dari Al-Furqan 28). وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ. ………………..” “………..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran………………:” (Al-Ma’idah ayat 2) Semoga kita semua sanggup memilih sahabat yang dapat membawa kebahagiaan keselamatan dunia dan akhirat. للَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ .سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 23 Ramadhan 1446H, 23 Maret 2025

No comments:

Post a Comment