Wednesday, 5 March 2025
Boleh Jadi DI LIDAH SURGAMU
Edisi Ramadhan, Oleh: M. Syarif Arbi
No: 1.302.02.03-2025
Bahaya yang ditimbulkan oleh lidah sangat besar, petaka yang bermula dari lidah juga luar biasa. Lidah memiliki banyak “penyakit” yang bisa membawa pemiliknya mendapatkan malapetaka. Dari lidah dapat meluncur: Perkataan dusta, gosip, adu domba, bertutur kasar, mencela, ngomong kotor, kesaksian palsu, kata-kata laknat, cemoohan, merendahkan orang lain, dan sebagainya.
Belakangan ini dengan teknologi canggih, pernyataan seseorang dapat diunggah di medsos, tersebar luas seantero jagad. Kalaulah isi statement itu terselip kata2 yang menghina, merendahkan, mencela seseorang atau kelompok akan menimbulkan permasalahan bagi pihak yang direndahkan, dihina, dicela, tidak sedikit berujung ke meja hijau.
Produk lidah kadang menjadikan pemilik lidah tidak disenangi manusia, juga sekaligus dimurkai Allah, jika sipemilik lidah tidak bisa mengontrol lidahnya dari perkataan2 yang tidak baik. Allah memerintahkan kepada semua orang beriman agar mengucapkan perkataan yang baik (benar). Pada surat “Al-Ahzab 70 dan 71…...”, Allah menegaskan bagi siapa saja yang sanggup memelihara lidah akan diperbaiki amal2nya dan diampuni dosa2nya serta mendapatkan kemenangan yang agung.
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
"Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar," (Al-Ahzab 70).
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا "
"Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung." (Al-Ahzab 71).
Atas dasar penegasan Allah di ayat2 diatas, lidah mengantarkan pemiliknya ke pintu surga. Oleh karena itulah salah satu yang HARUS DI PUASAKAN di bulan Ramadhan ini adalah LIDAH. Hindari yang meluncur dari lidah hal2 yang tidak baik seperti dicontohkan di atas. Untuk itu pergunakanlah lidah senantiasa berdzikir, memohon ampun, memuji Allah, bertasbih, bersyukur, dan bertaubat kepada Allah.
Agar lidah membawa ke Surga, kesempatan terbaik melatih lidah dengan “Puasa lidah” di bulan Ramadhan ini. Hasil latihan “puasa lidah” hendaklah menjadi kebiasaan secara terus-menerus, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan yang lain. Kiat untuk menghindari keluar dari lidah perkataan yang tidak baik seperti di kemukakan diatas yaitu; basahilah lidah dengan dzikir, pelihara lidah dari perkataan tidak baik. Hendaklah selama hidup; menghaluskan tutur katanya, dan menimbang-nimbang dahulu apa yang akan diucapkan. Kata2 bijak, baik untuk diamalkan:
“Berkatalah setelah dipikirkan” JANGAN “Berpikir setelah dikatakan”:
Dari besi ditempa parang.
Tempaan rata, bila di kikir.
Kata terucap sdh punya orang.
Masih punya kita, bila di pikir.
Sesungguhnya tidak ada satu ucapanpun yang hilang menguap begitu saja;
مَّا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ "
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf 50: Ayat 18)
Menjaga lisan dari perkataan sia-sia, dusta, umpatan, fitnah, perkataan keji serta kasar, dan kata-kata permusuhan (pertentangan dan kontroversi). Dan menggantinya dengan lebih banyak berdiam diri, memperbanyak dzikir dan membaca al-Qur’an. Inilah wujud mempuasakan lidah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ
لِيَسْكُتْ. مُتَّفَقٌ عَلَيه “
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah bertutur kata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Demikian saudaraku semua, mudah2an tulisanku ini dapat membuat kita saling mengingatkan, sebagai renungan dalam melaksanakan ibadah shaum Ramadhan. Jika dikira ada manfaatnya, silahkan bagikan juga kepada sahabat handai taulan. Jika kurang berfaedah, silahkan hapus dari ruang baca anda. Semogalah shaimin – shaimat, dapat memeliharakan lidah setiap hari sepanjang hayat tidak saja hanya ketika berpuasa Ramadhan. Sebab hasil pelatihan Ramadhan justru penampakannya sesudah Ramadhan.
للَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ
.سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون
وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 5 Ramadhan 1446, 5 Maret 2025.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment