Wednesday, 26 March 2025
PUASA dan SHALAT NABI YUNUS
Edisi Ramadhan.
Oleh: M. Syarif Arbi
No: 1.317.17.03-2025
Nabi Yunus diutus Allah pada kaum NAINAWA. Sekarang kota ini ada di Irak, provinsi NINAWA dengan ibukota “Mosul” terletak di tepi Sungai Tigris dan merupakan kota terbesar ketiga di Irak setelah Baghdad dan Basra.
Sekitar 780 Tahun SM, Nabi Yunus berdakwah di negeri Nainawa, ketika itu penduduknya menyembah berhala. Setelah sekian lama Nabi Yunus berdakwah, penduduk Nainawa enggan beriman kepada Allah SWT. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Yunus a.s. telah berdakwah selama 33 tahun dan hanya 2 orang yang mengikuti ajarannya, yakni bernama Tanuh dan Rubil. Melihat kaum Nainawa tidak pernah berubah, Nabi Yunus a.s. marah, kecewa, dan putus asa sehingga ia meninggalkan kaumnya tersebut.
Nabi Yunus pergi ke sebuah pelabuhan di Palestina, kemudian menumpang kapal laut menuju kota Tasiyisy yang terletak di sebelah barat Palestina. Dalam perjalanan inilah nabi Yunus harus melompat dari kapal ke laut sebab badai yang melanda. (Kisah dipadatkan).
Tiba di laut, Nabi Yunus ditelan oleh ikan paus, namun selamat berkat pertolongan Allah, karena Nabi Yunus berdzikir, berdo’a terus-menerus, seperti diabadikan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 87:
لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".
Allah mengabulkan doa Nabi Yunus dan memerintahkan ikan paus untuk mengeluarkan Nabi Yunus ke daratan yang kering dan tandus.
Selama berada dalam perut ikan, Nabi Yunus as berpuasa dari makan dan minum. Tentang berapa lama nabi Yunus berada dalam perut ikan, dengan demikian berpuasa; ada yang meriwayatkan sejak waktu dhuha sampai sore hari. Adapula yang menyebutkan 3 hari, 7 hari dan 40 hari.
Yang jelas selama dalam perut ikan Nabi Yunus berpuasa, beliau berpuasa selama dalam perut ikan itu. Benarlah jadinya apa diinformasikan Allah di surat Al-Baqarah ayat 183:
“………………. كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ …………………”
“…………. sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu…….”
Untuk berbuka, dikisahkan, beliau memakan buah semacam labu yang Allah tumbuhkan untuknya di tepi pantai beliau didamparkan ikan.
Rincian kisah Nabi Yunus ini terdapat pada surat As-Saffat ayat 139-148
{وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139) إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140) فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ (141) فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142) فَلَوْلا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144) فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ (145) وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ (146) وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ (147) فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (148) }
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Dalam surat Al-Anbiya telah disebutkan bahwa kisah Nabi Yunus a.s.
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (Surat Al-Anbiya Ayat 87)
فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَنَجَّيْنَٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”. (surat-Al-Anbiya-ayat-88)
Menurut Imam Haqqi, Nabi Yunus AS dimuntahkan ikan paus di pantai, bertepatan pada waktu Ashar (menjelang sore). Kemudian, beliau segera melakukan sholat empat rakaat sebagai rasa syukurnya kepada Allah karena telah mengabulkan do’anya keluar dari empat kegelapan:
1. Kegelapan atas dirinya meninggalkan kaumnya.
2. Kegelapan di dasar lautan lepas.
3. Kegelapan pada kala malam.
4. Kegelapan di dalam perut ikan.
Kisah ini menjelaskan bahwa:
1. Nabi Yunus juga berpuasa, tidak makan tidak minum selama berada dalam perut ikan paus.
2. Nabi Yunus adalah orang pertama yang melaksanakan shalat Ashar 4 rakaat, bersyukur atas dikeluarkan Allah dari 4 kegelapan.
Puasa kita sekarang ini, dengan tujuan untuk menjadi orang beriman yang bertaqwa. Tujuan shalat kita saat ini adalah bukan bersyukur atas terbebas dari 4 kegelapan seperti Nabi Yunus, tetapi agar menjadi orang beriman yang terbebas dari perbuatan keji dan mungkar (lihat surat Al-Ankabut 45)
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”
Semoga Allah menjadikan kita semua orang beriman dan taqwa dan terbebas dari perbuatan keji dan mungkar.
للَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ
.سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون
وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 26 Ramadhan 1446H, 26 Maret 2025
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment