Sunday 14 July 2019

TERTOLONG jum'atan

Sejak Es Em Pe anak lelaki yang ortunya cukup mampu ini, di sekolahkan ke luar negeri, walau sekolahnya dijurusan umum dan kemudian dilanjutkan ke strata satu jurusan bisnis.Tetap saja ortu selalu mengontrol dari kejauhan ibadah dan pergaulan si anak.  Benar saja ketika pulang ke tanah air ybs tetap nampak melaksanakan shalat walau bukan tergolong pemuda yang hatinya selalu terpaut ke masjid. Orang tua masih tetap puas dengan keadaan itu, walau shalat subuh dilaksanakan di rumah untuk sementara ndak apalah.

Ini anak tak pernah absen shalat jum'at, Ortu masih optimis lama kelamaan kalau yang bersangkutan masih ikutan shalat jum’at, semoga sesekali dapat khatib yang berkhutbah, yg mengena di hati si anak, tentang betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid, terutama shalat isya dan shalat subuh, bagi orang lelaki.

Akan shalat jum'at merubah peri laku shalat dan ibadah seseorang pernah juga terjadi. Seorang mahasiswa kos dekat kampus, lain kota dg Ortu. Saban jum'at diajak teman se kos jum'atan. Sedikit demi sedikit khutbah sang khatib masuk di kalbu, tentang berbagai hal TAQWA, sesekali didengar khatib khutbah tentang ancaman bagi pengabai shalat. Lain waktu isi nasihat taqwa khatib tentang kabar gembira bagi hamba Allah yg taqwa. Bagi hamba Allah yg taqwa jelas terukir dlm Al-Qur'an janji Allah berupa 8 anugerah. 4 diberikan di dunia dan 4 lagi menyambut di akhirat.

Di dunia (Refer Qs At-Talaq 2,3,4) :
1. Diberikan jalan keluar.
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
2. Dimudahkan segala urusan.
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ یُسْرًا
Dua point ini, penting benget bagi mahasiswa. Sebab kadang kuliah gagal lantaran faktor NON TEKNIS. sdgkan faktor "non teknis" itu, sumbernya dari dua hal di atas. Antara lain misalnya penyelesaian tugas akhir (skripsi untuk S1, Tesis untuk S2 dan Disertasi untuk S3). Jadi kendala; kadang presedurlah, kadang kesulitan referensi, kadang terhambat komunikasi dg pembimbing, promotor dll.

Anugerah Allah didunia yg ke:
3. "Dicukupkan segala keperluan".
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ
 Inipun penting bagi mahasiswa. JADUP atas dasar trasfer dari Ortu. Hrs dibuat cukup seberapapun adanya.
4. "Diberikan rezeki yg tak di-sangka2".
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Ini juga amat penting bagi kehidupan mahasiswa yg jauh dari Ortu. Lumayan bila tiap jum'at ada yg selamatan. Belakangan ini ada masjid yg siapkan nasi bungkus usai shalat jum'at. Lumayan uang kiriman dpt dihemat 1 x makan, kena buat foto copy bahan kuliah.

Khatib ngasi tau juga jika orang taqwa di akhirat nanti bakal disambut 4 perkara.
1. Diampuni sgl dosa dan akan dilipatgandakan pahala baginya (refer: Qs At-Talaq 5).
  وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُعْظِمْ لَهٗۤ اَجْرًا
2. Di redhai Allah.
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
3. Dimasukkan klompok orang shaleh.
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى
4. Disediakan surga.
وَادْخُلِيْ جَنَّتِى
( 2,3 dan 4 refer: Qs Al-Fajr 28, 29 dan 30).

Bagi mahasiwa hal reward Allah untuk akhirat bukannya ndak penting, sebab kata ustadz soal pindah dari dunia ini ndak pake nunggu wisuda. Banyak pula mahasiwa yg tutup usia. Namun sbg mahasiswa, yg paling utama anugerah dunia yg empat di atas sangat perlu diraih lbh dulu.

Kisah shalat semula 1 x sepekan di hari jum'at ini dikisahkan seseorang yg tadinya; maaf Ortu nya bukan ahli shalat, bukan ahli ibadah walau di KTP beragama Islam.
Alhamdulillah usai kuliah dan sampai sekarang temanku ini usianya lbh tua dikit dariku sdh berhaji dan umarah entah bbrp kali. Satu dan lain karena shalat di ajak teman 1 x setiap hari jum'at, hidayah Allah masuk dari khatib.

Ini jadi dasar optimis ortu yg anaknya sejak es em pe sekolah diluar negeri ku tulis di atas.

Suatu ketika si anak menceritakan bahwa ternyata dianya jarang shalat subuh tepat waktu. Kalaupun shalat subuh sebangunnya, kadang setelah sinar matahari masuk ke kamar tidur.

Dianya mengaku bahwa ibunya selalu ribet membangunkan untuk shalat ketika azan subuh menggema, padahal saat itu pas enak-enaknya tidur. Untuk menghindari ibunya sering membangunkan subuh, dengan mengetok-ngetok pintu (sebab kamar dikunci dari dalam dan kamar mandi diluar kamar). Disain kamar terpisah dg kamar mandi. Kalau si anak kekamar mandi hrs keluar kamar. Sdngkan Ortu berkamar di lantai bawah.  Untuk menghindari ribet dibangunkan si ibu, si anak sebelum tidur (tidur terbiasa sudah larut malam) kamar mandi terlebih dahulu disiram air ber ember-ember sehingga basah. Ibu ketika azan subuh menuju kamar si anak di lantai 2, dan sebelumnya melewati kamar mandi, terlihat masih ada bekas basah, makapun urung mengetok pintu, sebab yakin yang bersangkutan sudah bangun dan wudhu serta shalat subuh.

Akal2an ini alhamdulillah kini sudah berakhir. Satu dan lain karena msh aktif jum'atan ada khatib yg menyinggung berbhakti kpd Ortu a.l. patuh thdp anjurannya. Apalagi kini Ortu sdh tiada, satu2nya menolong mereka di alam sana dg diri meningkatkan taqwa dan saban waktu ngirim do'a. Sering teringat ayah bunda membangunkan shalat subuh. Menyesal tlh ngakali Ortu dg nyiram kamar mandi sblm tidur menjelang subuh agar pintu kamar tdk di ketuk2. Ingatan dan penyesalan ini mrpkn cambuk untuk meningkatkan ibadah dan ketaqwaan di diusai yg masih tersisa.

Adakah pembaca kbtln seperti dlm tulisan saya ini, tdk bermaksud mengungkit masa lalu anda apalagi menyinggung anda. Justru mudah2an masa sekarang dan yad anda semakin baik dlm artian ibadah dan Taqwa.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment