Monday 29 July 2019

Memilih CARA Mati

Menyoal, perihal MATI tak seorangpun dpt menyangkal bahwa itu adalah "KATA PASTI" cuma waktunya, tempatnya, yg masih إِن شَآءَ ٱللَّهُ. Adapun penyebabnya kadang ada, kadang tidak ada.

Ada seorang yg tengah duduk di kursi malas sambil baca buku, terlelap tidur lalu ndak bangun lagi.

Ada seorang tetangga tengah iseng main catur di pos RT., tiba2 kebelet pipis. Pamit ke "partner main" pulang sejenak ke rumah. Seperempatan jam ndak datang si partner nyusul ke rumah "si pamit". Sambil berbekal sedikit dongkol mengira dikerjain. Istri "si pamit" tengah santai nonton TV (mereka tetangga akrab), dg ringan nunjuk ke kamar mandi, memberi isyarat gedorlah sendiri. Tanpa ragu "si dongkol" mendodok kamar mandi, tak ada reaksi. Makin dongkol, sambil bercanda " eee., mentang2 kalah mainnya ditinggal". .........Ndak ada sautan dari dalam. Coba pintu  didorong, ternyata terkunci dari dalam. Kini istri mulai ikut manggil2 suaminya tak juga menyahut. Curiga muncul, anakpun ikutan, akhirnya ada yg cari bangku dan kursi untuk liat dari ventilasi. Terlihat ybs terkulai lunglai miring sender ke jeding. Pintu kamar mandi dibuka paksa. Rupanya roh ybs baru saja berlepas beberapa menit lalu,  belakang tubuh masih hangat.

Naaah dmkn dua kisah maut menjemput dari sekian "model dan cara" mati.

Andaikan dapat memilih hampir setiap orang nenginginkan agar cara nanti mati itu diantaranya:

1. Kalau dpt, tidak berbiaya tinggi. Artinya ndak usah pake sakit2 berat sampai ke mana2 harus berobat, keluar ongkos bgt banyak.

2. Kalau dpt, proses mati yg tak terlalu lama (jikapun melalui sakit), karena akan menyusahkan keluarga merawat.

3. Kalau boleh, mati wajar ditengah keluarga, agar tdk mengukir kenangan  "menyedihkan yg dlm",  buat keluarga yg ditinggalkan. Misalnya smg jangan mati dlm kecelakaan penerbangan, pelayaran, tabrakan kendaraan.

4. Kalau boleh, maut datang ketika awak sdg berkegiatan kebaikan, misalnya sdg ibadah, sdg kerja cari nafkah, sdg ngajar nularkan ilmu, sdg belajar menambah ilmu.

5. Kalau boleh ndak usah tua2 amat mati, khawatir jadi pikun, jadi tak berdaya.
Bila sampai begini ada dua sisi bagi anak dan keluarga.
Satu sisi dpt jadi ladang pahala, bila mereka merawat dg kasih sayang, sabar seperti ketika kita merawat mereka masih kecil. Ibu rela ninggal nasi yg baru disuap tiga suapan, demi ngejar "ee ek" si mungil nangis di buaian.
Di sisi lain peluang dosa ternganga lebar, bila mereka kesal dg ulah kita yg sdh pikun, geram, gregetan sampai terbetik do'a dihati "kok ortu ini ndak cepat mati". Naudzubillah.
Makanya dibutir 5 ini kpd kita diajarkan do'a:
وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ
WA A’UUDZU BIKA AN-URADDA ILAA ARDZALIL ‘UMURI
Aku berlindung kepada-Mu kepada serendah-rendahnya usia (pikun).

Agak lengkap bagus dicermati hadist berikut ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ، وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ»

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim).

6. Smg hayat ini di akhiri dlm keadaan husnul khatimah. Seperti yg sering diingatkan khotib.
 وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
"janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim" (QS 2:132, 3:102).

Harapan 6 (enam) macam inilah, maka kita baiknya ngamalkan do'a ssdh shalat dlm  untaian do'a dikenal "do'a selamat", salah satu isinya:
 اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
"Ya Allah mudahkanlah diriku dlm menghadapi sakaratil maut".

Dmkn, smg kita yg tua2 dilindungi Allah dg ijabah do'a kita. Bagi pembaca yg msh muda, case di refleksikan butir "5" jadikan Ortu anda sbg ladang pahala, jangan malah sebaliknya;  jadi peluang berdosa. Untuk itu bagi yg muda usia dan masih ada Ortu bagus camkan hadist ini:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبْرِ ، أَوْ أَحَدَهُمَا ، فَدَخَلَ النَّارَ

“”Celaka orang itu, celaka orang itu, celaka orang itu!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa itu?” Rasulullah menjawab, “Orang yang celaka adalah orang yang mendapati kedua Ortunya masih hidup, atau salah satu darinya, tapi dia masuk neraka (karenanya).””

Smg Allah memberi yg terbaik dari 6 butir kutulis diatas. Kita hanya dpt ikhtiar dg do'a namun Allah jua yang menentukan.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment