Sunday 21 July 2019

SABAR dan SYUKUR

Secara sederhana “Syukur”  diartikan sebagai ungkapan terimakasih atas anugerah yang diterima, atas pemberian yang diterima, dari mana saja datangnya pemberian/anugerah tersebut. Jika pemberian itu datang dari seseorang, begitu kita terima kita tidak menunjukkan ungkapan terimakasih baik lisan maupun sikap, tentu orang yang memberi akan merasa kecewa.

Bersyukur  kpd Allah antara lain  dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara yaitu:
Bersyukur dengan hati.
Bersyukur dengan lidah.
Bersyukur dengan perbuatan dan Bersyukur dengan menjaga nikmat.

Bersyukur dengan hati. Setiap menerima anugerah Allah di dalam hati, menyadari bahwa apapun nikmat semua datangnya dari Allah. Besar atau kecil suatu nikmat  disyukuri sekurangnya di dalam hati. Ybs. akan tidak merasa kecewa betapapun kecilnya suatu nikmati tetap disyukuri tanpa menganggap tak ada gunanya. Betapapun besar kerugian/bencana, selalu diiringi sabar dan syukur, ybs. yakin tersembunyi maksud baik Allah di setiap peristiwa.

Sabar ketika mendpt ketidak beruntungan dan syukur ketika beruntung, walau hanya di dalam hati ini, akan membuat orang yang bersangkutan selalu ingat kepada Allah Sang pemberi izin terjadinya sgl sesuatu, penganugerah nikmat. Kadang sampailah lisan terucap perlahan memuji kebesaran Allah. Dg penuh kesadaran mengucapkan "Alhamdulillah" ini sdh masuk bersyukur dg lisan.
Dalam kenyataan ada juga lisan "bersyukur", lisan berucap "saya sabar" tapi tak sampai ke hati.

Bila mendpt keberuntungan, lantas orang bersyukur, ini adalah wajar; "jamak" (pinjam dialek betawi= kurang lebih artinya "umum dilakukan banyak orang").  Bila seseorang mendapat kerugian, kesusahan, kekecewaan, penderitaan; ybs.tetap bersabar dan dihatinya tetap terselip rasa syukur, ini model pribadi muslim sejati.

Pribadi model ini yakin ketidak beruntungan apapun yg terjadi atas dirinya stlh menjalani ikhtiar sbg manusia, adlh kehendak Allah. Sgl sesuatu yg terjadi atas kehendak Allah tak ada yg sia2.
رَبَّنَا مَا  خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
(QS: Ali 'Imran syat 191).

Orang yg tetap besabar dan hatinya selalu bersyukur ini dia berprasangka baik kpd Allah.

Banyak kejadian dlm hidup ini. Pernah seorang pemuda gagal test masuk di suatu instansi, stlh tua dia baru paham ternyata Allah punya rencana lbh baik buat dirinya menjadikan ybs. pengusaha besar menghidupi ribuan karyawan.

Kalaulah Nabi Yusuf ketika masih bocah tidak dimasukkan saudara2nya ke dlm sumur mungkin tak ditemukan musafir mengambil air. Kalaulah Nabi Yusuf tak di jual di pasar budak oleh musafir di Mesir tak ada jalannya dia dibeli oleh pejabat kerajaan. Kalaulah Nabi Yusuf tak masuk penjara, keahliannya mentakwil mimpi ndak kan mungkin di ketahui Raja. Akhirnya Nabi Yusuf stlh melalui rangkaian ketidak nyamanan, ketidak beruntungan ternyata ada rencana Allah untuk menjadikan makna mimpinya bahwa seluruh saudaranya menghormatinya. Lantaran akhirnya Nabi Yusuf menjadi penguasa/pejabat penting di Mesir seperti dikisahkan Allah;
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰۤاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ  عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. Yusuf ayat 4).

Sabar dan syukur menghiasi kehidupan Nabi Yusuf dan ayahnya Nabi Yacob. Ternyata rentetan peristiwa yg tdk bgt menyenangkan itu adalah suatu proses untuk rencana Allah yg lbh baik, bgt jg contoh pemuda yg tak lulus test di atas.

Dari kejadian2 ini, mestinya sadarlah kita bahwa hidup ini harus di jalani dg sabar dan syukur. Allah senantiasa memberikan peran yg terbaik untuk setiap orang. Yg penting ikuti petunjuk Allah dan RasulNya.

Kegagalan di awal, kadang mrpk proses kesuksesan di akhir.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment