Saturday 27 July 2019

Fenomena Alam

Langit, kadang biru bersih tidak berawan.
Kadang mendung kelabu hitam pekat menurunkan badai dan hujan.
Begitulah fenomena alam silih berganti. Setiap keadaan ada mahluk yg membutuhkan keadaan itu. Hewan tertentu berkembang biak dinusim hujan. Sementara ada hewan yg populasi bertambah dimusim kemarau. Bgt juga penghidupan manusia. Petani garam gagal panen kalau hujan2 terus menerus. Sawah ladang akan tak dpt di tanduri bila kemarau panjang.

Bunga, semula putik kemudian kelopak mengepak terbuka, mekar indah menebar aroma, aneka warna. Tak lama berselang ada bunga kuncup menjadi buah, kadang ada jenis yg layu jatuh terserak dibumi.
Ini mrpkn simbol generasi silih berganti, menyadarkan diri dimanakah kita berada kini. Layu dan gugur ke bumi pasti terjadi.
Saban hari matahari terbit dipagi hari membagi sinar keseluruh alam termasuk bumi, tetapi ada bagian bumi yg kadang redup mendung. Hampir pasti matahari menghentikan sinarnya di belahan bumi disatu sisi di petang masuk ke malam hari, melanjutkan tugasnya di belahan bumi lain memulai hari pagi.
Manakala mendung, usai hujan ingatlah matahari juga menyajikan pelangi.
Ketahuilah ini sbg lambang bahwa disetiap gelap kan berakhir terang, setiap kesulitan akan ada kemudahan.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal"
(QS. Ali Imran ayat 190).
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(QS. Al-Insyirah ayat 5&6).

Hujan dan cerah, berkembang dan layu, malam dan siang tunduk terhadap waktu.

Kita sering lupa waktu, namun waktu tak pernah melupakan kita. Tau-tau tibalah waktunya tak dapat lagi ditunda.

Lahirnya diri ini kedunia, diri ini tak mengetahui. Ayah bundalah yg ngabari kapan dan dimana kita lahir. Dmkn juga kapan nanti kita mati, kita tak tau, yg kita tau mati itu pasti datangnya. Tapi tepatnya kapan dan tempatnya dimana kita mati, kitapun tak tau.

Fenomena alam berupa berakhirnya setiap suatu permulaan, ini adlh pasti. Itulah makanya dianjurkan untuk sll mengat kematian.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).

Setidaknya dg mengingat mati diri tidak berbuat "YANG PENTING" apapun dilakukan:
Yang penting menguntungkan.
Yang penting memuaskan.
Yang penting menang.
Yang penting berhasil.

Menngingat mati mrpk pengendali setiap amal perbuatan.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment