Thursday 18 July 2019

NIKMAT dan SYUKUR

Nikmat adalah kepuasan yg dirasakan atas sesuatu yg diterima. Ada jenis nikmat, lantaran sdh selama ini nikmat itu diterima melekat didiri, sdh tak terasa lagi bahwa itu nikmat. Barulah terasa BERMAKNA bila nikmat itu hilang atau terhenti sementara.

Contoh konkrit, baru tau nikmat sehat ketika jatuh sakit. Lbh rinci baru tau nikmat setiap anggota tubuh bila fungsinya terganggu.
Bgt bnyk sesungguhnya nikmat yg qt terima dari Allah:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ  لَا تُحْصُوْهَا
(Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya). (An-Nahl ayat 18).

Makanya qt diperintahkan bersyukur;
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim ayat 7)

Secara sederhana “Syukur”  diartikan sebagai ungkapan terimakasih atas anugerah yang diterima, atas pemberian yang diterima, dari mana saja datangnya pemberian/anugerah tersebut.

Andaikan qt terima pemberian dari seseorang,  qt tidak berterima kasih, tentu orang yang memberi akan merasa kecewa.

Suatu ketika seorang adik berkunjung kerumah kakaknya.  Si adik sudah 7 tahun tinggal tidak se kota dengan kakaknya. Si adik mukim di suatu kota, bila Duren sedang musim sangat berlimpah, sampai harus diawetkan dibuat dodol Duren yang dikenal dengan LEMPOK. Juga dipermentasi agar awet dikenal dengan nama TEMPOYAK.

5 kg Lempok dan 1 Kg Tempoyak, dengan susah payah diupayakan bagaimana caranya biar dapat dibawa masuk pesawat terbang. 
Di pesawat terbang tak boleh ada barang bawaan yang berbau merangsang. Untuk itu khusus Tempoyak dikemas dalam kaleng yang diatasnya ditutup dengan serbuk Kopi.

Singkat kisah, ketika sampai di kota kediaman sang kakak, adik berkunjung ke rumah si Kakak, oleh-olehpun diserahkan.
Kakak bertanya tentang oleh-oleh itu,..................

Sangat terkejut si adik mendengar pernyataan kakak ketika menerima oleh-oleh: “kami ndak doyan Lempok, sebab menaikan kolesterol, apalagi tempoyak nanti bikin mountaah”, diikuti menggoyang-goyangkan bahu, dengan mimik yang nyinyir, sambil meneruskan kata: “simpan saja di atas meja makan” 

Bila anda diposisi adik, entah bagaimana perasaan anda, sudah capek-capek bawa oleh-oleh, begitu diserahkan kepada yang di oleh-oleh-i dapat tanggapan demikian,........., bukannya bersyukur atau berterima kasih.

Mungkin akan lebih bijak, bila si kakak tidak mengucapkan pernyataan demikian, tapi mengucapkan terimakasih.

Adapun tidak doyan atau akan bikin muntah, nanti begitu si adik sudah pulang, dapat saja di cari teman yang biasa makan Lempok dan terbiasa membuat bumbu masak dengan Tempoyak teruskan ke teman dimksud.
Atau ekstrimnya kalau tak ketemu juga jodoh oleh-oleh itu yaaah, dibuang saja.

Tamsil di atas, model berbagi kenikmatan sesama manusia. Bagaimana pula sikap bijak,  yg mungkin dianggap baik secara umum, ketika menerima pemberian pihak lain, walaupun tak suka.

Pihak pemberi akan kecewa bila pemberiannya tidak disyukuri.

Atau sbg manusia, bisalah misalnya qt berpura-pura suka atas pemberian itu, untuk menyenangkan hati pemberi.

Memang kadang diperlukan juga sikap dan kata2 tak berterus terang, tentunya dg tujuan baik.

Namun bila penerima tdk berterus terang, ada pula dampak kurang baiknya.

Bila PENERIMA bepura-pura suka, SIPEMBERI dilain kesempatan mungkin bawa lagi oleh2 serupa, boleh jadi volumenya ditambah.
Ini contoh; bila bersyukur sesama manusia saja, nikmat bertambah. Dalam seperti ini, bisa saja mubazir jadinya, terjadi pemborasan.
Sipemberi sdh keluar duit beli sesuatu untuk diberikan, karena di duga penerima suka. Padahal barang yg diberikan tidak dimakan atau di manfaatkan. Jadilah qt melalaikan petunjuk Allah:
إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًۭا
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al-Isyra 22)

Namun disisi lain qt hrs menjaga perasaan pihak yg memberi. Makanya komunikasi yg bijak hrs ditempuh.
D.h.i. Al-Qur'an sekurangnya memberikan 6 teknik berkomunikasi, dpt digunakan sesuai situasi dan kondisinya.

Giliran thdp Allah qt berkomunikasi tak dpt berpura-pura, karena Allah Maha Mengetahui. Sampai2 kadar ke syukuran qt pun di sisi Allah terukur. Bgt pula kalau qt tdk bersyukur, atau tak sungguhan bersyukur Allah pun tau itu. Tidak bersyukur diancam dg siksaan yg pedih.
Indakasi bersyukur kpd Allah
dapat dilakukan antara lain melalui 4  cara yaitu:
1. Bersyukur dengan hati,
2. Bersyukur dengan lidah,
3. Bersyukur dengan perbuatan dan
4. Bersyukur dengan menjaga nikmat.

Rincian teknik 4 cara bersyukur insya Allah diulas mendatang.

Demikian, smg perumpamaan ini kiranya ada manfaatnya.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment