Wednesday 24 July 2019

MENJAGA NIKMAT

Nikmat demikian banyak,  tdk sanggup qt hitung (وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا = Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya; An-Nahl ayat 18).

Walau nikmat tdk dpt dihitung, baik di coba mengenali sekian banyak nikmat Allah dengan mengelompokkan menjadi 9 besaran y.i:
1. Nikmat beragama.
2. Nikmat penundaan siksa.
3. Nikmat peringatan Allah.
4. Nikmat kesempatan bertaubat.
5. Nikmat terpilih sbg ahli ibadah.
6. Nikmat kesehatan.
7. Nikmat harta.
8. Nikmat keluarga dan anak2.
9. Nikmat berbangsa merdeka.
Diharapkan dg menyadari betapa hebat dan indahnya setiap nikmat itu kita menjaganya dengan baik.

1. Nikmat berupa kenikmatan memperoleh agama.
Agar dapat dipelihara agama itu dengan baik, tingkatkan pemahaman agama sehingga semakin hari semakin baik. Menjalankan perintah agama secara keseluruhan.
Walaupun kadang seseorang yg qt tau mendalam ilmu agamanya bukan mustahil suatu saat tergelincir, melakukan perbuatan tidak mencerminkan bahwa dia memelihara agamanya.

Demikianlah halnya manusia. Tak heran semakin tinggi ilmu agama seseorang semakin tinggi pula "strata" ilmu si syaitan penggodanya. Syaitan usianya lbh tua, syaitan dulu menggoda Adam dan Hawa saja blm mati, sdg kita ganti berganti generasi ke generasi. Dlm pada itu memang syaitan tlh mendpt persetujuan Allah menggelincirkan manusia. Ketika terusir dari surga iblis sempat mohon kpd Allah dan diperkenankan menyesatkan manusia. (lihat ayat 16 dan 18 dari surat Al-'Arraf)

قَالَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ  لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ
"(Iblis) menjawab, Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus," 
 لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَــٴَــنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ
"Sesungguhnya barang siapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua."

Namun dg pertolongan Allah, orang2 yg ikhlas tak kan mampu iblis menggelincirkannya. Seperti tersurat di surat Shad ayat 83
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (mukhlasin) di antara mereka"

2. Nikmat penundaan siksa/hukuman atas dosa. Disyukuri dengan segera bertobat dan menghindari perbuatan dosa. Nenek datuk qt Adam dan Hawa, bgt berdosa langsung di hukum, barulah diajari bertaubat. Sementara qt kini, kadang terlanjur makan yg haram berbuat maksiat dan dosa tdklah serta merta menerima hukuman, diberi kesempatan bertaubat. Ummat Nabi Nuh, langsung di adzab dg banjir besar. Ummat Nabi Luth, langsung diadzab bumi terjungkir balik. Dmkn juga kaum Ad  dan Tsamud, tanpa penundaan. Bgt kasih sayang Allah kpd kita siksa Allah tak serta merta bila kita berbuat dosa.

3. Nikmat berupa peringatan Allah bila kita berbuat dosa. Sejalan butir 2 di atas, kadang stlh qt berbuat dosa, mendpt peringatan dpt dari hati nurani sendiri, dari pihak lain atau dari Allah, misalnya berupa musibah. Hal itu disyukuri karena dengan segera qt sadar dan menebus perbuatan dosa itu dengan kebaikan dan berhenti serta bertaubat dari perbuatan dosa itu. 

4. Nikmat diberikan kesempatan bertaubat. Gunakan dengan baik, setiap terlanjur berbuat dosa lekas bertaubat dan menjaga jangan sampai mengulangi lagi perbuatan dosa. Dijanjikan Allah sebanyak apapun dosa bila bertaubat akan diampuni. (lihat Az-Zumar 53)
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ; اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْع اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang"

5. Nikmat terpilih tergolong sebagai orang ahli ibadah. Dijaga nikmat itu agar tetap konsisten sampai akhir hayat dan bila mungkin mengajak orang lain. Tak semua orang mendpt nikmat ini, boleh jadi lantaran lingkungan, situasi dan kondisi. Bukan mustahil kita tergelincir di akhir bila kurang pandai memelihara nikmat sbg ahli ibadah. Camkan hadist ini:
الرَّجُلُ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ اْلجَنَّةِ حَتىَّ مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ اْلكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا.“
Seseorang beramal dg amalan ahli surga shg jarak dirinya dg surga hanya tinggal sehasta, tapi catatan takdir mendahuluinya lalu ia beramal dg amalan ahli neraka lantas ia memasukinya.

Oleh karena itu, ahli ibadah harus senantiasa menjaga nikmat sbg ahli ibadah dg kekhawatiran dan kehati-hatian, jangan sampai tergelincir diujung hayat.

6. Nikmat kesehatan, kesejahteraan, keselamatan/keamanan. Gunakan kesempatan selagi sehat, selagi sejahtera, selagi aman, selagi muda untuk memaksimalkan ibadah kepada Allah dan berbuat baik sesama manusia. Manakala nikmat2 tsb hilang ibadahpun terhalang. Contoh bila diusia manula, kadang ada yg sdh banyak penghalang ibadah, misalnya ruku' sujud sdh tak normal lagi, shalat berjamaah mulai duduk di kursi.

7. Nikmat harta. Gunakan harta untuk ibadah kepada Allah, berbuat baik sesama manusia jangan sampai harta yang banyak justru dibuat untuk bermaksiat.

Bukan sedikit orang seiring harta berlimpah kemaksiatannya malah bertambah.

8. Nikmat keluarga dan anak2.
Keluarga yg rukun, anak2 yg sehat bahagia rumah tangga mereka, sanak saudara yg akrab, mrpkn anugerah yg luar biasa. Kenikmatan ini hrs terpelihara terus, dg menjalin silaturahim. Anak dan cucu selama dari masih hidup, terus menerus tetap dipantau ketaatan mereka kpd agama. Diiringi senantiasa berdo'a:
رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan ayat 74)

9. Nikmat berbangsa merdeka.
Smg kemerdekaan bangsa ini baik secara ekonomi, politik dan keamanan serta seluruh pengatur kehidupan berbangsa dan bernegara terus terjaga. Setiap warga bangsa hrs menjaga kemerdekaan sbg bangsa merdeka ini, dari pemimpin tertinggi sampai ke rakyat terendah yg dipimpin. Jangan rela kemerdekaan sbg bangsa dan sbg individu terampas. Karena betapa pedihnya terjajah dibidang apapun. Kini jamaah haji Indonesia di tanah suci, terasa sekali sbg bangsa yg merdeka, sejajar dg bangsa2 lain di dunia. Sungguh sangat terasa sbg warga negara bangsa, melihat Merah Putih berkibar di puncak tenda di Arafah dan Mina air mata haru keluar tak terasa.

Demikian, semoga kiranya ada manfaatnya. Wain yakun shawaban faminallah. wain yakun khatha an faminni wa minasyaithan. Wallahu warasuluhu barii ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datangnya dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti itu datangnya dari diriku sendiri (yang lemah ini) dan dari syaithan. Mohon maaf oleh karenanya.

Wallahu ‘alam bishawab. Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment