Tuesday, 31 December 2024

BERIMAJINASI

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.291.12.7-2024 Tiba lagi hari terakhir suatu tahun, tahun 2024 bagi bangsa Indonesia ditandai suatu peristiwa yang cukup penting, yaitu pergantian kepemimpinan bangsa. Setiap anak bangsa halal2 saja untuk berimajinasi. Imajinasi adalah kemampuan untuk membayangkan, menciptakan, atau memvisualisasikan sesuatu yang tidak ada dalam kenyataan, yang muncul di dalam otak. Imajinasi dapat saja untuk keadaan perekoniman, politik dan keamanan yang berjalan nanti dari tahun ke tahun yang akan datang, sehubungan dengan pergantian kepemimpinan bangsa. Pun tidak diharamkan bila berimajinasi tentang nanti terjadi sesuatu yang kurang mengenakkan, atau sebaliknya menggembirakan bagi warganegara dibawah pemimpin yang baru. Juga tak akan ada yang melarang berimajinasi tentang kemungkinan akan lebih bahagia, atau lebih susah bila pemilu yang baru lalu yang menang adalah nomor sekian atau nomor sekian. Berbicara soal berimajinasi memang dimungkinkan untuk tentang masa yang akan datang, dan tentang masa lalu, untuk apa saja. Akan tetapi di artikel singkat ini, berimajinasi difokuskan hanya buat individu kita masing2, sebab terlalu berat jika berimajinasi tentang keadaan perekonomian, perpolitikan dan keamanan terkait dengan peristiwa yang terjadi dipenghujung tahun 2024. Berimajinasi untuk masing2 diri, dapat berwujud imajinasi masa depan dan masa yang lalu. Kadang berimajinasi mempunyai nilai positif, namun tak kurang berimajinasi berdampak negatif. BERIMAJINASI UNTUK MASA DEPAN. Berimajinasi tentang masa depan, menyangkut cita-cita......... Halal2 saja diimajinasikan saat sekarang untuk sesuatu esok, pekan depan, bulan depan, tahun depan dstnya. Justru bercita-cita itu penting agar semangat hidup tinggi. Perkara berhasil atau gagal itu adalah urusan Allah. Bagi setiap orang terbentang kemungkinan imajinasi buat hari esok untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Berimajinasi ke depan yang maha penting bagi orang beriman adalah hari depan akhirat, sebab akhirat lebih abadi. Tak seorang yang tidak datang ke akhirat, baik yang percaya ataupun yang tidak percaya, pasti akan ke akhirat. Makanya khusus mengenai, berimajinasi ke depan dalam pengertian dunia maupun akhirat ini Allah perintahkan: يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr ayat 18) Ber-imajinasi yang positif justru إِن شَآءَ ٱللَّهُ berpahala, misalnya berimajinasi tentang masa depan anak2 keturunan kita” وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 9) BERIMAJINASI MASA YANG LALU. Namun banyak juga orang yang suka nyesali masa yang sudah lewat. Nyesali kejadian yang telah lalu atau sudah di belakang. Mengenang masa lalu, perlu memang, untuk sebagai pelajaran agar tak mengulangi kekeliruan yang sama. Tapi hati2 ada berimajinasi ke belakang, nanti malah berdosa; يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَا لُوْا لِاِ خْوَا نِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَ رْضِ اَوْ كَا نُوْا غُزًّى لَّوْ كَا نُوْا عِنْدَنَا مَا مَا تُوْا وَمَا قُتِلُوْا ۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَا للّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."(QS. Ali 'Imran ayat 156). Jadi jangan menyesali, misalnya salah ambil keputusan. Biarpun karena keputusan itu jadinya pahit, apaboleh buat, sudah terlanjur. Tak mungkin jarum masa diputar mundur. Jika keputusan itu berupa dosa, bertaubat. Jika keputusan itu salah membuat rugi, evaluasi jangan terulang. Demikian juga umpama kata “salah pilih”, yang akan datang usah dipilih lagi, seraya tetap dido’akan senantiasa dapat perlindungan Allah. Andaikan “pilihan sudah benar” bersyukur, agar nikmat ditambahkan Allah berlipat-lipat. Rasulullah Muhammad ﷺ memberikan sebuah konsep dalam menghadapi masa lalu dan masa depan. Hal ini tergambar jelas dalam sebuah sabda beliau: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ; قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : “الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ” Diriwayatkan dari Abu Hurairah raberkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan dalam keduanya ada kebaikan. Semangatlah untuk melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Dan ketika sesuatu menimpamu maka janganlah kamu katakan: “Seandainya dahulu aku melakukan hal yang ini maka akan terjadi seperti ini dan itu” tapi katakanlah: “Ini adalah takdir Allah dan apapun yang Dia kehendaki pasti akan terjadi” karena kata-kata “Seandainya (Lau)” akan membuka amalan setan.” (HR. Muslim 4186, Ibnu Majah 76). Hujan panas selalu bergilir. Kadang panas kadang hujan. Sudah lepas jangan dipikir. Baiklah fokus kemasa depan. Semoga, masa depan kita penuh terisi dengan kebaikan, masa lalu; umpamanya dosa Allah ampunkan, umpamanya merugikan kedepan Allah ganti dengan keuntungan. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 31 Desember 2024 29 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 25 December 2024

SEIMBANG

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.290.12.6-2024 Seimbang; secara sederhana berarti tidak berat sebelah, kiri dan kanan sama beratnya. Keseimbangan dalam pengertian jasmani seseorang, adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi tetap stabil dalam berbagai kondisi, terutama saat tegak. Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kedua unsur ini haruslah berimbang. Jasmani memerlukan perawatan diantaranya makanan bergizi, istirahat yang cukup, lingkungan yang nyaman, terpenuhi semua kebutuhan hidup. Rohani, juga memerlukan perawatan, harus selalu disirami agar tidak gersang, diberikan asupan nilai2 kerohanian yang bermutu, yang didapat dari ajaran agama. Agama mengajarkan, agar kita selalu menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Agama tidak membenarkan seseorang, yang dalam hidupnya hanya mementingkan kebutuhan jasmani, dengan mencari dunia untuk kebahagiaan jasmani semata. Dalam pada itu juga tidak membenarkan seseorang, yang hidupnya hanya mementingkan kebutuhan rohani, tanpa memperdulikan kebutuhan jasmaninya. Allah memberi petunjuk dalam surat al-Qashshas ayat 77: وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (القصص: ٧٧) “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Juga di surat an-Nisa’ ayat 9 Allah berfirman: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (النساء: ٩) “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Dengan demikian sejauh mungkin, sedapat mungkin setiap diri harus berikhtiar agar tidak meninggalkan anak-anak keturunannya dalam keadaan miskin. Baik miskin harta dan ilmu pengetahuan dunia, maupun miskin dalam perilaku beribadah dan ilmu pengetahuan akhirat. Hendaklah setiap ORTU membekali anak2 mereka harta dan ilmu pengetahuan dunia yang cukup sehingga ia tidak bergantung pada belas kasihan orang lain untuk memenuhi hajat hidup mereka. Juga setiap ORTU hendaklah mewariskan ketaatan beribadah kepada Allah, dilengkapi dengan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni, sehingga menjadi hamba2 Allah yang taqwa. Ayat 9 an-Nisa dikutip diatas ada perintah taqwa menunjukkan bahwa membekali harta yang cukup kepada anak merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah. Juga mempunyai makna bahwa anak2 generasi penerus kita tidak cukup hanya dibekali kebutuhan jasmani, tetapi juga harus dibekali kebutuhan rohani yang cukup. Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 143 menegaskan: وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا “Dan demikianlah Kami menjadikan kamu (umat Islam), umat yang moderat (wasat), agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu.“ Konsep wasatiyyah diajarkan Allah ini menekankan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Keseimbangan menyikapi hidup di dunia ini, hendaklah menjadi pedoman bagi setiap diri dan diwariskan kepada generasi penerus. Semoga kita semua, sanggup memelihara keseimbangan dalam menjalani sisa2 hidup ini, dan dapat mewariskannya ke generasi yang akan datang. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 26 Desember 2024 24 Jumadil Akhir 1446H

Monday, 16 December 2024

UMUR Panjang REZEKI Luas

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.289.12.5-2024 Terakhir ini dengan munculnya teknologi komunikasi yang semakin mudah, teman2 setingkat sesekolah ketika es em pe, es em aa. juga berbagai kumunitas dapat saling mencari rekan lama mereka, selanjutnya kini marak kegiatan reuni. Jalinan hubungan baik sesama teman lama, hubungan baik dengan keluarga, merupakan wujud silaturahim. Bertemu sahabat lama di suasana reuni, sangat menyenangkan, sanggup menghilangkan stress, menyehatkan mental dan ujungnya membugar phisik. Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah. Terdapat beberapa ayat dalam alqur’an memerintahkan menjaga hubungan silaturahim, diantaranya dua ayat dipetik dibawah ini; surat An-Nisa ayat 1 dan surat Ar-Raad ayat 21: وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ “Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan”. وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلْحِسَابِ “Orang-orang yang menyambung apa yang diperintahkan Allah untuk disambung, takut kepada Tuhan mereka, dan takut pada hisab yang buruk”. (Ar-ra’ad 21) Juga terdapat hadist bahwa silaturahim dapat melapangkan rezeki dan dipanjangkan umur: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “ “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya)”, (HR.-Bukhari, Muslim) Sejatinya umur setiap orang dipandang dari sudut berapa lamanya masa sejak lahir sampai mati, sudah tersurat sejak manusia dikandungkan ibu, begitu juga dengan rezeki masing2. Dalilnya: Hadits diriwayatkan dari Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud RA. Dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah menceritakan: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقَهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ فَوَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud nutfah (mani), kemudian menjadi 'alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan roh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintahkan menulis 4 kalimat (perkara): tentang REZEKINYA, amalannya, AJALNYA dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau Bahagia”. Perkara umur Panjang karena silaturahim. Pengertian “dipanjangkan umur”, bukanlah durasi hidupnya yang panjang, karena atas dasar hadist di atas umur sudah “dipatok”. Dengan demikian panjang/pendek umur seseorang tergantung bagaimana yang bersangkutan mengisi hidupnya. Hidup ini dapat terisi dengan efektif dalam pencapaian tujuan hidup, efisien yakni mampu berbuat dengan cara terbaik untuk mencapai tujuan hidup. Semua kita berjatah hidup sehari semalam adalah 24 jam. Namun ada orang yang efektif dan efisien mengunakan waktu yang 24 jam itu. Orang2 yang banyak berbuat hal2 yang bermanfaat guna kemaslahatan masyarakat serta ibadah, antara lain memperbanyak silaturahim, mereka adalah orang yang umurnya panjang. Sementara ada orang2 yang sebaliknya waktu 24 jam itu berlalu begitu saja, atau kadang malah melakukan hal2 yang tidak bermanfaat, ini kelompok orang yang umurnya singkat. Orang2 yang waktunya sia2 tidak bermanfaat, tau2 sudah tua saja, belum ada prestasi yang dapat jadi kenangan setelah mereka meninggal dunia. Mereka inilah orang yang umurnya pendek. Orang2 yang beprestasi, para pahlawan, orang2 yang berjasa, orang2 yang pernah menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak sampai sekarang, pengarang buku2 ilmu pengetahuan, meskipun dianya telah tiada ber-abad2, pada hakikatnya umurnya panjang, karena namanya masih tetap dikenang. Perkara dilapangkan rezeki lantaran silaturahim. Salah satu jalan sumber rezeki dalam hidup ini datangnya dari kerena berinteraksi dengan sesama manusia. Terdapat tiga jalan rezeki pernah kumuat di salah satu buku tulisanku yaitu: 1. Reading, 2. Meeting dan 3. Travelling. READING; termasuk didalamnya membaca segala kemungkinan, belajar, menyimak tanda2 alam (musim), dan mempelajari terus menerus situasi dan kondisi dalam masyarakat. Selanjutnya sanggup membuat perencanaan2 kegitan bisnis untuk mendapatkan rezeki atas dasar fenomena2 dimaksud. MEETING; termasuklah silaturahim. Tidak sedikit ide gagasan mendatangkan rezeki yang diperoleh dari hasil bertemu dengan rekan2 dari berbagai profesi. Selanjutnya dapat tukar menukar informasi didalamnya bukan mustahil diperoleh informasi2 usaha, berlanjut transaksi bisnis. TRAVELLING; Tidak sedikit ide2 bisnis yang mendatangkan rezeki lantaran melihat kebudayaan, melihat kebutuhan manusia di tempat2 yang dikunjungi. Tervelling ini juga merupakan ruang lingkup silaturahim. Seseorang yang banyak bepergian keberbagai tempat niscaya memperbanyak relasi. Semoga kita semua diberikan Allah kesempatan mengamalkan silaturahim, sehingga berumur panjang dan berezeki yang luas. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 16 Desember 2024 14 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 11 December 2024

TAUBAT terhadap KESEHATAN

Dirangkai: M. Syarif Arbi No: 1.288.12.4-2024 Meneruskan tulisanku tentang upaya lansia memelihara kesehatan dimana telah kutulis enam ikhtiar: 1. Makan bergizi, 2. Olahraga teratur dan terukur, 3. Minum sebanding, 4. Tidur yang cukup 5. Mengelola stress 6. Berobat. Sekarang langkah ke TUJUH ialah “Bertaubat”. Taubat berpengaruh terhadap kesehatan mental, seperti telah dikemukakan pada artikelku No: 1.286.12.2-2024 dibawah judul “Kelola Stress” bahwa kesehatan mental besar sekali pengaruhnya terhadap kesehatan phisik. Dengan bertaubat akan mencegah: gangguan mental, perasaan jadi lega, membebaskan diri dari beban emosional, sanggup mengendalikan emosi, bathin menjadi tentram, selalu dekat kepada Allah. Bertaubat ialah menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan, berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Menghindari hal2 yang memicu untuk berbuat dosa, Mengendalikan diri, Meningkatkan peribadatan. Tak seorangpun terbebas dari dosa, karena manusia selain Nabi sangat banyak berbuat kesalahan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ “Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak melakukan kesalahan adalah mereka yang banyak bertaubat”. [HR. Ibnu Mâjah, dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ; dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam al Misykah dan Shahîh Sunan Ibni Mâjah] Bagi yang telah terlanjur banyak berbuat dosa, berapapun banyak dosa yang dibuat, bertaubatlah karena Allah akan mengampuni berapapun banyaknya dosa yang telah diperbuat. عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih]. Kita2 yang sudah lansia ini, kadang bila me-review perjalan hidup yang telah dilalui, ada diantara kita “mungkin”, sekali lagi “mungkin” suka ngeri apakah dosa2 yang telah terlanjur dilakukan akan diampuni Allah??? …. Sebagai acuan tentang bertaubat, boleh kiranya kita simak Kisah Wahsyi bin Harb “Dari Abbas ra. Berikut ini: “Wahsyi, pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Wahsyi Menulis surat kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya dianya ingin masuk Islam, namun katanya: “yang menjadi penghalangku untuk masuk Islam adalah ayat Al-Qur’an yang turun kepada Anda”, yaitu: وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا "dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,"(Al-Furqan ayat 68). “Aku telah melakukan tiga perkara itu, sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat” ?. …... (kata Wahsyi dalam suratnya). Kemudian turun firman Allah SWT. Dijadikan balasan surat kepada Wahsyi: إِلَّا مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صٰلِحًا فَأُولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا "kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-Furqan ayat 70) Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal saleh, dalam surat itu Wahsyi menulis “aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal saleh atau tidak” ?. kemudian turun firman Allah SWT. إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًۢا بَعِيدًا "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." (An-Nisa' ayat 116). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat 116 surat An-Nisa. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapat dalam ayat tersebut, dan “aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?”. Turun firman Allah SWT. قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Az-Zumar yat 53). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat 53 surat Az-Zumar itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada syarat taubat yang berat baginya dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk Islam. Naah pembaca, kisah di atas baik kiranya untuk bahan banding buat diri masing2, kuat dugaan, dosa kita semua, belum seberat dosanya Wahsyi. Sedangkan Wahsyi saja diampuni Allah, dengan demikian, insya Allah bila kita bertaubat dengan sungguh2 Allah akan bersihkan diri kita dari dosa kepada Allah. Bahwa setiap bani Adam berdosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Dengan bertaubat menyehatkan jiwa. Kesehatan jiwa berdampak signifikan bagi Kesehatan jasmani. Semoga Taubat kita semua diterima Allah s.w.t. اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 12 Desember 2024 11 Jumadil Akhir 1446H

Saturday, 7 December 2024

BEROBAT

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.287.12.3-2024 Melanjutkan tulisanku tentang langkah “manula atau lansia” berkenaan dengan menjaga Kesehatan. Dimana telah di publish lima langkah yaitu: makan bergizi, olahraga teratur terukur, minum sebanding, tidur yang cukup dan kelola stress. Artikel sekarang adalah langkah: KE ENAM; BEROBAT BILA SAKIT. Kebanyakan ada bedanya sakit lansia dan sakit orang masih muda, beda pula sakit ketika masih anak2. Sudah lama dikenal adanya dokter spesialis anak, belakangan tersedia pula “Geriatri” adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan dan penyakit lansia. Dokter spesialis geriatri menangani berbagai keluhan kesehatan lansia, seperti diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Semua lansia pernah mengalami masa muda, tidak ujuk2 manjelma jadi lansia. Ketika muda dulu, meriang dikit2, tidak dirasakan, tidak perlu diobati, masih tetap saja bekerja, kemudian meriangnya hilang. Beda dengan kini setelah lansia, fisik ini tak mau lagi di gagah2-kan, penyakit tak mau lagi dicuekkan, harus dilakukan segera pengobatan, jika gejala penyakit dibiarkan akan berkelanjutan. Satu dan lain “onderdil-2” tubuh lansia sudah banyak yang soak. Fisik tak sanggup lagi membentengi cuaca buruk, perobahan iklim dan bahkan kadang mendengar kabar kurang menyenangkan saja, si lansia jatuh sakit. Oleh karena itu ada kelaziman suatu rumpun keluarga, bila ada anak2 berlain kota dengan Ortu mereka yang sudah lansia, jika mereka sakit sampai di opname di rumah-sakit misalnya; ortu mereka tidak di kabari. Alasannya: ortu mereka yang sudah renta itu, sangat rapuh, kalau menerima kabar salah seorang anaknya sakit, akan berpengaruh kepada kesehatan Ortu mereka, malah akan sakit. Adalah langkah yang tepat, bagi lansia yang punya kesempatan, untuk mengontrol kesehatannya rutin secara preodik, misalnya sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Pengecekan kesehatan rutin secara preodik bagi lansia, guna memantau secara dini progress dari penyakit2nya, sebab sudah umum bahwa setiap lansia mengidap penyakit2 kronis. Dunia ini tercipta berpasang-pasangan, sakit merupakan pasangan dari sehat, sehingga hampir tidak ada manusia sejak lahir sampai wafat tidak pernah mengalami sakit. Walau mungkin memang ada kasus khusus lansia yang tak pernah sakit sampai maut datang menjemput. Justru sakit kadang adalah anugerah Allah buat manusia untuk dapat mensyukuri akan kesehatan, serta pengguguran sebagian dosa. Bagi orang yang sakit Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا“ “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571) Ada beberapa hadits yang menjadi dalil bahwa tiap penyakit tersedia obatnya. Oleh karena itu, berobat adalah semestinya dilakukan bilamana sakit. Bila memungkinkan dilaksanakan upaya pencegahan penyakit. إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abu Darda) يَا رَسُولَ الله أَنْتَدَاوَى ؟ فقال : تَدَاوُوا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاء غَيْرَ دَاءِ وَاحِدٍ : الْهَرْمُ “Orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, bolehkah kita berobat?". Beliau SAW menjawab, "Berobatlah, karena sungguh Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua. (HR. Abu Daud, At-Tirmizy dan An-Nasai). Perlu diperhatikan dari kalimat terakhir hadits di atas,……… bahwa ada satu penyakit yang tidak ada obatnya, atau tidak dapat diobati yaitu “PENYAKIT TUA”. Agaknya kita para lansia harus ikhlas menerima sejumlah penyakit yang merupakan penyakit tua itu. Beberapa nabi dikisahkan di dalam al-Qur’an pernah mengalami sakit, dipetik beberapa diantaranya. Nabi Ibrahim pernah sakit, buktinya nabi Ibrahim pernah berdo’a termuat dalam Surat Asy Syuara ayat 80: وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”, Nabi Ayub pernah menderita suatu penyakit selama 18 tahun. Nabi Ayub tidak putus asa dan terus berdoa kepada Allah, kisahnya termuat dalam surat Al-Anbiya ayat 83: وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌ “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Mari kita berdo’a untuk diri masing2: اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ الْقَبْرِ. لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ “Ya Allah, berilah kesehatan pada badanku. Ya Allah, berilah kesehatan pada pendengaranku. Ya Allah, berilah kesehatan pada penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Engkau” آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 7 Desember 2024 6 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 4 December 2024

KELOLA STRESS

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.286.12.2-2024 Telah saya tulis di artikel2 yang lalu; empat kegiatan menjaga Kesehatan seperti: “makan bergizi”, “olahraga teratur terukur”, “minum sebanding”, “tidur yang cukup”, jika dilakukan dengan baik dan rutin. Namun kalau masih sering pusing dan banyak pikiran lantaran stress, malah membuat mudah terserang penyakit. Stress sudah terbukti dapat mengganggu sistem imun tubuh. Orang yang stress dapat melepas dan mengurangi kemampuan “hormon kortisol”, sehingga menurunkan kemampuan tubuh melawan peradangan dan penyakit. Manusia terdiri atas Jiwa dan Raga, atau sering juga disebut Ruhani dan Jasmani, mental dan fisik. Ruhani dan jasmani saling mempengaruhi, buat kesehatan manusia. Dalam kondisi jiwa yang tidak tenang maka akan berpengaruh kepada fisik dan sebaliknya bila fisik menderita sakit maka jiwa akan resah dan gelisah, semua rasanya serba salah. Jiwa yang tidak tenang, resah gelisah, merupakan wujud dari stress. Penyebab stress yang konkrit belum diketahui secara pasti. Namun demikian, dapat diduga ada sejumlah kondisi yang dihadapi atau sedang dialami seseorang yang dapat menimbulkan stress, yaitu: 1. Keluarga yang tidak/kurang harmonis. 2. Mengalami suatu peristiwa menyedihkan yang membuat trauma yang tak terlupakan. 3. Menderita penyakit berjangka lama (kronis), belum menemukan obatnya, atau tidak sanggup berusaha untuk pengobatannya. 4. Masalah perekonomian keluarga yang serba kekurangan. 5. Berdiam di lingkungan yang tidak aman, sering terjadi gangguan keamanan. 6. Bagi orang dewasa; bila memikul beban pekerjaan terlalu berat bertumpuk. Bagi pelajar dan mahasiswa jika tugas pelajaran/kuliah terlalu banyak. 7. Terjadi peristiwa yang tidak dikehendaki misalnya; meninggalnya tulang punggung keluarga, diberhentikan dari pekerjaan. Penyebab stress tersebut diatas sangat mempengaruhi emosi, fisik, cara berfikir dan perilaku. Pengaruh stress tergadap emosi: Mudah gusar, Frustrasi, Suasana hati yang mudah berubah, Sulit untuk menenangkan pikiran, Bingung, Perasaan tidak berguna, Cenderung menyendiri dan Depresi. Pengaruh stress bagi fisik: Lemas, Berat badan dapat menurun atau naik, Pusing, Mual, Diare, Sembelit, Nyeri otot, Jantung berdebar, Gangguan tidur. Tubuh gemetar, Telinga berdenging, Kaki atau tangan dingin dan berkeringat, Mulut kering, Sulit menelan. Dampak terhadap cara berfikir: Sulit focus, Sering lupa, Pesimis, Cenderung berpandangan negative, dan Sering membuat keputusan yang tidak baik. Pengaruh terhadap perilaku: Perubahan pola makan, Gugupan, Jalan mondar-mandir, tak jarang terjadi orang stress yang tadinya sudah lama berhenti merokok mengulangi kebiasaan merokok dengan lebih meningkat dari sebelumnya. Guna mengendalikan diri bila diri mengalami cobaan yang memungkinkan menimbulkan stress, Allah memberikan petunjuk cara mengingat Allah disebut zikir. Zikir dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: Pertama zikir bil qalbi; Berzikir dengan hati, misalnya dengan mengaitkan ciptaan Allah dengan Pencipta-Nya. Merenungkan keadaan alam dengan penuh keajaibannya. Merenungkan kejadian penciptaan diri kita sendiri, merenungkan makhluk2 ciptaan Allah contoh misalnya: nyamuk, betapa kecilnya, tetapi punya kelengkapan hidup yang menakjubkan…….. Kedua zikir bil lisan; Berzikir dengan lisan, misalnya dengan membaca kalimah thoyyibah seperti tahlil, tahmid, tasbih, takbir, istighfar, membaca ayat2 Alqur’an. Ketiga zikir bil af'al; Berzikir dengan perbuatan, misalnya dengan menyingkirkan duri di jalan agar tidak mencederai orang yang melintas. Menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Allah menjamin bahwa hati akan tentram apabila diri senantiasa mengingat Allah dengan cara berzikir. Hati yang tentram jauhkan diri dari terkena stress. الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram”. (Ar-Raad 28) Semoga Allah selalu memberikan kesempatan untuk senantiasa mengingat-Nya dengan berzikir, sampai kepada nafas yang terakhir. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 4 Desember 2024 2 Jumadil Akhir 1446H

Monday, 2 December 2024

PENYUMBER REZEKI

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: No. 1.285.12.1-2024 Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan Allah Swt pada hamba-Nya. Jenis rezeki, antara lain: Rezeki umum: segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Seperti: rumah, harta, kesehatan, kendaraan, dan lain sebagainya yang didapatkan baik secara halal maupun haram. Rezeki bukan hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya. Dari cara datangnya rezeki dapat dikelompokkan: REZEKI PASIF atau rezeki yang dijamin oleh Allah. Tidak kecuali, semua makhluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rezeki pasif ini. Kenyataannya setiap makhluk hidup di darat menerima oksigen sebagai rezeki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari. Bayi dalam kandungan menerima rezeki dari ibunya, begitu bayi lahir beberapa saat kemudian air susu ibu langsung tersedia. REZEKI AKTIF: Bila manusia sudah dewasa sanggup mencari rezeki sendiri, untuk mendapat rezeki sudah harus mulai berusaha, tidak lagi hanya mengandalkan rezeki pasif melalui ibu atau ortu. Dengan demikian manusia memperoleh dua jenis rezeki yang dianugrahkan Allah yaitu; rezeki PASIF dan rezeki AKTIF. Rezeki aktif untuk memperolehnya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rezeki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja, baik dengan cara legal maupun illegal, boleh pula berlomba-lomba, tak terkecuali bersaing antar sesama. Disinilah peran agama dan aturan undang-undang, untuk memberikan batasan pencari rezeki aktif guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Karena manusia berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rezeki dengan cara yang haram, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rezeki dengan cara halal. Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa, ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam kenyataan orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Rezeki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah (mengenai balasannya) dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22 dan QS. 13 (Ar-Ra'd) ayat 26 sbb: وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan." Selanjutnya tentang banyak sedikitnya rezeki yang kita peroleh Allah tegaskan: اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26). Ditinjau dari penyumbernya, rezeki dari Allah itu dapat dikelompokkan dari 8. Berikut ini adalah penyumber rezeki yang tertulis dalam Al-Qur'an: Penyumber rezeki yang Pertama; Sedekah وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ ۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ۝٢٦٥ “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah 265) Penyumber rezeki yang kedua; berasal dari Jaminan dari Allah SWT ۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)”. (QS Hud: 6) Penyumber rezeki ketiga; Karena Selalu Bersyukur وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras." (QS Ibrahim: 7) Penyumber rezeki ke empat; Lantaran mempunyai Anak2 وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar”. (QS Al Isra: 31) Penyumber rezeki ke lima; Disebabkan Menikah وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS An Nur: 32) Penyumber rezeki ke enam; Dari Hasil dari Usaha وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ “Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”, (QS An Najm: 39) Peyumber rezeki ke tujuh; Karena Tawakal kepada Allah وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا “dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS At Talaq: 3) Penyumber rezeki ke delapan; Mengamalkan selalu Beristighfar فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ “Lalu, aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu." (QS Nuh: 10-12) Semoga Allah senantiasa menolong kita semua mendapatkan rezeki yang halal dan berlimpah serta berkah, bermanfaat untuk kepentingan dunia dan akhirat. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 3 Desember 2024 1 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 27 November 2024

Suara PILKADA yang HILANG

Cacatan : M. Syarif Arbi Dari TPS PILKADA serentak 27 Nov. 2024 Kami datang pkl 08.20 ke TPS 45 di kediaman kami di Jakarta Pusat. Rombongan keluargaku ber empat, begitu masuk gerbang TPS langsung aku dapat no. 93, berurutan nenek dari cucuku, anak bungsuku dengan ibu dari cucu2 ku. Tanpa antri, duduk sejenakpun tidak, langsung dapat "Surat Suara" dipandu ke tempat nyoblos, setelah dicoblos “SS” dilipat masuk "Kotak Suara" , langsung dipersilahkan pulang. Jadinya aku masih sempat berjemur lebih setengah jam di carport depan rumah kami. Dalam keadaan berjemur itu, beberapa orang penghuni kos di kediaman kami, kuperhatikan keluar masuk, kesimpulanku mereka yang kuketahui tidak ada satupun ber KTP DKI Jkt itu, rupanya mereka tidak pulang ke kampung halaman masing2, padahal PILKADA serentak tgl 27 Nov 2024 adalah libur nasional. Dalam pada itu, 23 Nov beberapa hari lalu anak sulungku, dinas ke Austria, jadual pulang 1 Dec yad. Sempat kupertanyakan, untuk Pilkada apakah ndak ada pencoblosan di luar negeri. Kupertanyakan hal tersebut karena saking sayangnya diriku dengan satu suara anakku hilang. Ternyata penghuni2 kos dikediaman kami juga merelakan suara mereka tak ikutan nentukan pemimpin daerahnya masing2. Jadinya suara mereka hilang. Untuk Pilpres dan Pileg, seingatku, jika tidak salah, pemilih dapat nyomblos walau tidak di tempat alamat KTP-nya. Untuk WNI di LN juga tersedia TPS. Mungkin saja suara tak digunakan atau suara hilang model kisahku ini, banyak terjadi di Pilkada untuk tahun 2024 ini. Barangkali pilkada2 ke depan ada baiknya, disediakan sarana menampung pencoblos yang ketika hari “H” Pilkada, karena satu dan lain hal tidak berada di tempat sesuai KTP mereka. Dengan demikian dapat di minimalisir suara yang hilang.

Monday, 25 November 2024

TIDUR CUKUP

Disajikan: M. Syarif Arbi No: No. 1.284.11.7-2024 Tidur yang cukup merupakan salah satu dari tujuh langkah memelihara kesehatan, masalah tidur di tempatkan di langkah ke empat, sesudah tiga langkah yang sebelumnya tersaji yaitu: “Makanan Bergizi”, “Olahraga Teratur” dan “Minum yang cukup”. Sesudah artikel tentang “Tidur” ini, insya Allah akan dipublish menyusul tiga langkah lagi yaitu langkah ke lima “Mengelola Stress”, langkah ke enam “Sakit Berobat”, dan langkah ke tujuh “Bertobat”. Langkah ke EMPAT agar sehat; KELOLA TIDUR CUKAP Tidur menumbuhkan kekebalan tubuh yang kuat, meningkatkan daya ingat, kurang tidur bisa membuat nafsu makan menurun. Orang dewasa, dibanyak literatur menyebutkan perlu tidur minimal 8 jam setiap hari. Orang yang tidurnya kurang dari 6 jam setiap malam akan 4 kali lebih mudah dihinggapi flu. Dengan demikian agar hidup tetap sehat perhatikan pengelolaan tidur. Tidur yang baik adalah di malam hari, seperti tersurat di Ar-Rum 23 وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah tidurmu di waktu malam, dan di siang hari usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ ۝ “Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat”. (An-Naba 9) Dari 2 ayat yang dipetik di atas, Allah sebagai pencipta manusia dan alam semesta ini mengatur bahwa: Pertama; Manusia itu perlu beristirahat setiap hari, tidak dapat dirapel misalnya selama sekian hari berturut-turut kerja…… siang malam, baru beristirahat beberapa hari juga berturut turut. Sebab manusia mengenal letih, tidak seperti mesin dan robot dapat dioperasikan terus menerus 24 jam. Manusia tidak pula seperti jam dinding akan terus hidup selama berbulan bahkan bertahun, sepanjang baterainya masih belum habis. Kedua; Tidur adalah merupakan sarana utuk menusia beristirahat. Beberapa proses biologis terjadi selama tidur: Otak menyimpan informasi baru dan membuang zat-zat beracun. Sel-sel saraf berkomunikasi dan mengatur ulang diri, yang mendukung fungsi otak yang sehat. Tubuh memperbaiki sel-sel, memulihkan energi, dan melepaskan molekul-molekul seperti hormon dan protein. Ketiga; tidur yang baik adalah di malam hari. "Tidur di malam hari adalah suatu regulasi yang teratur dan sudah terpola dengan baik. Karena beberapa hormon tertentu hanya muncul dan bekerja saat malam hari saja". Jika seseorang tidak tidur pada malam hari maka hormon pertumbuhan dan hormon imunitasnya tidak akan muncul, hormon ini tidak bisa digantikan jika orang tidur saat siang hari. Karena kedua hormon ini hanya akan muncul saat malam hari maka jika seseorang memiliki pola tidur yang terbalik, yaitu tidur saat siang hari, pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuhnya akan terganggu. Tidur saat malam hari berfungsi dan bermanfaat, yaitu: Memperbaiki metabolisme otak, karena meskipun organ lain beristirahat saat tidur tapi otak tetap aktif. Sirkuit neuron akan teraktivasi sehingga memori ingatan seseorang akan meningkat. Mengonsolidasi memori yang baru didapatkan dan tetap mempertahankan memori yang lama. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, karena saat tidur tubuh melakukan detoksifikasi dengan cara menghancurkan toksin-toksin yang ada di tubuh. Tidur adalah suatu kegiatan yang sangat individual dan setiap orang memiliki waktu tidur yang berbeda-beda. Utamanya bagi kaum muslim, ada ritual agama berupa shalat sepertiga malam terakhir. (Al-Isyra 79) وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا “Pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”. Bagaimapun pola tidur yang diatur setiap individu, hal terpenting adalah diri merasa bugar saat bangun tidur, selanjutnya duduk beberapa saat seraya berdo’a: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْر “Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan”. Jika bangun tidur belum merasakan kebugaran, maka kemungkinan saat tidur malam harinya tidak sampai ke stadium “tidur pules” sehingga regulasi tubuhnya tidak terjadi. Agar tidur masuk ke stadium pules haruslah ketika akan tidur menyerahkan diri secara bulat dan utuh kepada Allah sang pencipta diri ini. Ada baiknya jika membaca do’a berserah diri kepada Allah seperti berikut: للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ Allahuma aslamtuilaika wawajjahtuwajhii ilaika, wafawwadhtuamrii ilaika waalja’tudzahrii ilaika raghbatan waraghbatan ilaika laa maljaawalaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wabinabiyyikalladzi arsalta. “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu lantaran mengharap dan takut kepadaMu, tak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari ancaman-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Kau turunkan juga (aku beriman) kepada nabi-Mu yang Kau utus.” (HR Muslim, Bukhari dan Abu Dawud) Saat malam hari secara otomatis reseptor di otak akan menginduksi tubuh untuk mengeluarkan hormon melatonin yang membuat seseorang merasa rileks dan juga mengantuk. Hormon melatonin ini biasanya mulai keluar sekitar jam 9 malam yaitu saat suhu tubuh mulai menurun. Jika suhu lingkungan sekitarnya agak lebih dingin atau sejuk, maka seseorang akan tidur lebih nyenyak. Saat pagi hari hormon melatonin akan menurun dan suhu tubuh akan meningkat sehingga membuat seseorang terbangun. Empat langlah menuju sehat telah di publish, insya Allah tiga langkah lagi menyusul. Semoga Allah membimbing kita semua untuk menjalani langkah menuju sehat, guna meraih kebahagian dunia dan akhirat. مِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Jakarta, 25 November 2024 24 Jumadil Awal 1446H

Friday, 22 November 2024

TUJUH langkah memelihara KESEHATAN Publish Ke Tiga (3/7) “MINUM AIR SEBANDING”

Disajikan: M. Syarif Arbi No: No. 1.283.11.6-2024 Dua artikel yang lalu “Makan bergizi” dan “Olahraga”, dari tujuh langkah memelihara kesehatan yang akan terpublish. Langkah ketiga akan dimuat dalam artikel ini. Langkah keempat, kelima, keenam dan ketujuh, insya Allah akan disuguhkan di kesempatan mendatang. Seperti telah dikemukakan bahwa kesehatan adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah, dari sekian banyak nikmat diberikan kepada manusia. Segala kenikmatan lainnya akan berkurang artinya bila diri dalam keadaan tidak sehat. Oleh karena itu kesehatan harus dipelihara, jangan sampai diri melakukan sesuatu tindakan sehingga diri menjadi sakit atau tidak sehat. وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ “dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah”. (Al-Baqarah 195) Agar tidak menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan, diantaranya ialah harus memelihara diri supaya tetap sehat. Di dua artikel terdahulu telah disampaikan bahwa ada TUJUH langkah menjaga kesehatan. Supaya per artikel tidak terlalu panjang, disampaikan secara bertahap, dibawah ini disampaikan langkah ke tiga. KETIGA; MINUM AIR YANG SEBANDING Makanan dan minuman, agar tetap dapat memelihara kesehatan haruslah sebanding seperti dianjurkan oleh Rasulullah: الْمِقْدَامَ بن معدي كرب الكندي قال سمعت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول ما مَلأَ بن آدَمَ وِعَاءً شَرًّا من بَطْنٍ حَسْبُ بن آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فان كان لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ رواه أحمد والترمذي وصححه الألباني “Sahabat Al Miqdan bin Ma’dykareb Al Kindi mengisahkan: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu kantung yang lebih buruk dibanding perutnya. Bila tidak ada pilihan, maka cukuplah baginya sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga lainnya untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafasnya.” Riwayat Ahmad, At Tirmizy, An Nasai dan oleh Al Albani dinyatakan sebagai hadits shahih. Begitu banyak jenis minuman diproduksi akhir2 ini. Tapi, jangan lupa untuk perhatikan asupan air putih, karena dengan tercukupinya air dalam tubuh, fungsi organ kita pun akan bekerja secara maksimal. Sesuaikan kebutuhan cairan ini dengan berat tubuh dan intensitas kegiatan setiap orang. Jika banyak beraktivitas, tentunya kita perlu mengonsumsi air putih lebih banyak. Dilansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berikut kebutuhan air minum setiap hari SEBANDING berat badan: Berat Badan (Kg) Kebutuhan air per hari (Liter). Berat badan 45 Kg. perlu air putih 1,9 selanjutnya: 50kg = 2,1 liter. 55kg = 2,3 liter. 60kg = 2,5 liter. 65kg = 2,7 liter. 70kg = 2,9 liter. 75kg = 3,2 liter. 80kg = 3,5 liter. 85kg = 3,7 liter. 90kg = 3,9 liter. 95kg = 4,1 liter. 100kg = 4,3 liter. Manfaat dan potensi dahsyat air putih telah disebutkan dalam al-Qur’an. Disebutkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Tanpa air akan terhentilah sistem kehidupan dunia. Juga kehidupan manusia akan terhenti bila lama tidak minum air. . وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ. ………………………………………” “……………………….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (QS. 21: 30). Benar sekali, orang akan lebih lama dapat bertahan hidup, bilamana tidak makan, dibandingkan dengan tidak minum. Manusia umumnya hanya bisa bertahan hidup tanpa minum air selama sekitar 3–4 hari, atau 100 jam. Dengan minum air saja, tanpa makan, waktu bertahan hidup bisa mencapai dua sampai tiga bulan. Demikian sudah 3 langkah dari 7 langkah menjaga kesehatan, telah disampaikan semoga bermanfaat. والله أعلمُ بالـصـواب. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Jakarta, 22 November 2024 20 Jumadil Awal 1446H

Wednesday, 20 November 2024

TUJUH langkah memelihara KESEHATAN Publish Kedua (2/7) “OLAH RAGA RUTIN”

Disajikan: M. Syarif Arbi No: No. 1.282.11.5-2024 Tujuh langkah memelihara kesehatan, langkah pertama telah dimuat pada artikel sebelum ini, sub judul “Makanan Bergizi”. Langkah kedua akan disusun dibawah ini, karena terbatasnya space, langkah ketiga sampai ke tujuh insya Allah diturunkan dalam kesempatan mendatang. LANGKAH KEDUA; OLAHRAGA RUTIN. Selain makan makanan yang bergizi halalan dan thayiban dikonsumsi tidak berlebihan, untuk menjaga hidup sehat perlu rutin olahraga agar tubuh tetap aktif, sehat, ideal, dan bugar. Olahraga juga dapat mencegah berbagai macam penyakit dan mengurangi stress. Acuan dianjurkannya olahraga adalah firman Allah Ta’ala, berikut: . وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ “ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” [Al-Anfal : 60] Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. المؤ من الوى خير وأحب الى الله من المؤ من الضعيف “ “Seorang Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada seorang Mukmin yang lemah” [HR Muslim]. Hidup ini adalah perjuangan untuk mempersiapkan kehidupan hari esok (masa depan di dunia), serta hari esok dalam artian akhirat, tubuh harus sehat. Tubuh sehat, kuat akan selalu siap menghadapi segala kemungkinan dalam perjuangan di kehidupan. Salah satu sarana untuk tetap bugar, sehat dan kuat adalah dengan melakukan olah raga yang teratur dan terukur, selain “makan minum yang bergizi”, seperti di tulis di artikel yang lalu. Rasulullah memberikan arahan kepada umatnya menjalani olahraga. Diantaranya kita kutip 5 cabang olah raga (memanah, berkuda, berenang, lari dan berjalan kaki). Pertama; Memanah. Karena memanah diperoleh sejumlah nilai positip: 1. Meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta keseimbangan. 2. Meningkatkan fleksibilitas tangan dan jari. 3. Membangun kekuatan tubuh. 4. Meningkatkan kesabaran. 5. Meningkatkan fokus. 6. Membangun kepercayaan diri. 7. Merupakan olahraga sosial. 8. Merupakan bentuk latihan kebugaran. 9. Merelaksasi tubuh. 10. Merupakan olahraga yang dapat dimainkan semua orang, asalkan tersedia peralatan dan lapangannya. Kedua; Berkuda. Sejumlah manfaat olah raga berkuda: Meningkatkan kekuatan inti tubuh. meliputi otot perut, pinggul, dan punggung bawah. Berkuda juga melatih koordinasi saat mengarahkan kuda ke arah yang berbeda. Jadi, keseimbangan dan koordinasi adalah dua keterampilan penting yang bisa ditingkatkan bila melakukan olahraga berkuda. Mengurangi stress, memperkuat mental, membangun rasa percaya diri, kemampuan mengendalikan diri, mengendalikan emosi. Ke-tiga; Berenang. Begitu banyak manfaat berenang bagi kesehatan, baik fisik maupun mental, di antaranya: Meningkatkan kelancaran sirkulasi darah, membantu memompa aliran darah ke jantung dan menstabilkan tekanan darah. Menurunkan berat badan. membakar kalori dalam jumlah banyak dan mempercepat pembakaran lemak, melatih otot-otot pernapasan dan meningkatkan volume udara yang bisa ditampung paru-paru. Gerakan berenang yang dinamis dengan bantuan tekanan air dapat membantu terapi radang sendi. Perihal 3 cabang olah raga yaitu “memanah”, “berkuda” dan “berenang”, ada beberapa hadits Nabi SAW berkenaaan dengan itu, diantaranya: كُلُّ شَئْ ٍلَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ إِلاَّ أَرْبَعٌ مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَتَأْدِيْبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرْضَيْنِ وَتَعْلِيْمُ الرَّجُلِ السِّبَاحَةَ Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah s.a.w bersabda,"Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (HR. An-Nasa’i). عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَةَ الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَا عَبَتَهُ امْرَأَتَهُ Tiga cabang olah raga diatas, tidak semua orang dapat melaksanakannya disebabkan harus memiliki sarana/media khusus. Memanah; pelaksanaannya harus mempunyai peralatan dan lapangan luas. Berkuda; tidak semua orang sanggup memiliki kuda, bila ingin menggunakan kuda orang lain, harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Berenang; tak semua orang punya kolam renang pribadi, jika harus ke kolam renang umum, tidak semua orang tersedia waktu dan biaya. Para pembaca; Terdapat dua lagi cabang olah raga yang juga termasuk dianjuran Nabi Muhammad s.a.w. Dimana olah raga tersebut murah meriah, insya Allah dapat dilaksanakan setiap orang yaitu “lari” dan “berjalan”. Lari: Lari adalah salah satu olahraga yang praktis dan mudah. Olahraga lari termasuk dalam kategori olah raga kardiovaskular yang sempurna. Dimana ketika malakukan olahraga lari, seseorang dapat membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak oksigen, otot-otot jantung terlatih, termasuk bisa meredakan stres yang dialami. Nabi Muhammad s.a.w. pernah melakukan olahraga lari. Hal ini terdokumentasikan dengan baik dalam sebuah riwayat yang bersumber dari ‘Aisyah RA, sebagai berikut: خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأنا خَفِيفَةُ اللَّحْمِ فَنَزَلْنَا مَنْزِلاً فَقَالَ لأَصْحَابِهِ : تَقَدَّمُوا ثُمَّ قَالَ لِي : تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ فَسَابَقَنِي فَسَبَقْتُهُ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ فِي سَفَرٍ آخَرَ ، وَقَدْ حَمَلْتُ اللَّحْمَ فَنَزَلْنَا مَنْزِلاً فَقَالَ لأَصْحَابِهِ : تَقَدَّمُوا ثُمَّ قَالَ لِي : تَعَالَيْ أُسَابِقُكِ فَسَابَقَنِي فَسَبَقَنِي فَضَرَبَ بِيَدِهِ كَتِفِي وَقَالَ : هَذِهِ بِتِلْكَ. Aku (‘Aisyah) pernah keluar bersama Rasulullah Saw., dan saat itu aku masih kurus. Ketika kami telah sampai di suatu tempat, beliau berujar kepada para sahabatnya: “Pergilah kalian terlebih dahulu!” Kemudian beliau menantangku untuk berlari, “Ayo kesinilah! aku akan berlomba denganmu!” kemudian beliau berlomba denganku, namun akhirnya aku memenangkan lomba tersebut. Berjalan kaki: Rasulullah terbiasa berjalan kaki ke mana pun, seperti masjid, pasar, atau berkunjung ke rumah sahabat. Jalan kaki 30 menit sehari dapat memperkuat tulang dan menurunkan risiko hipertensi, serangan jantung, obesitas dan diabetes. Nabi Muhammad SAW telah menganjurkan untuk berjalan kaki sebagaimana dalam hadits sebagai berikut : مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.” (HR. Muslim no. 666). Berdasarkan hadits tersebut, Rasulullah telah mengajarkan kepada kita untuk sebisa mungkin membiasakan diri berjalan kaki. Hal ini tentu mengingat pentingnya manfaat dari berjalan kaki. Semoga dapat berolah raga teratur dan terukur, bila tidak memungkinkan memanah, berkuda dan berenang se-kurang2nya, kita biasakan untuk berjalan kaki, agar badan tetap bugar sehingga ibadah dapat dilakukan dengan lancar. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Jakarta, 20 November 2024 18 Jumadil Awal 1446 H

Monday, 18 November 2024

TUJUH langkah memelihara KESEHATAN Publish Pertama (1/7) “MAKANAN BERGIZI”

Disajikan: M. Syarif Arbi No: No. 1.280.11.4-2024 Kesehatan adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah, dari sekian banyak nikmat diberikan kepada manusia. Segala kenikmatan lainnya akan berkurang artinya bila diri dalam kedaan tidak sehat. Oleh karena itu kesehatan harus dipelihara, jangan sampai diri melakukan sesuatu tindakan sehingga diri menjadi sakit atau tidak sehat. وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ “dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah”. (Al-Baqarah 195) Agar tidak menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan, diantaranya ialah harus memelihara diri supaya tetap sehat. Banyak orang; terutama yang bergelut menangani kesehatan berpendapat, ada beberapa langkah menjaga kesehatan. Di rinci saja langkah2 tersebut berupa TUJUH langkah. Terbatas ruang tulis, TUJUH langkah itu insya Allah akan dipublish bertahap. PERTAMA; MAKAN MAKANAN YANG BERGIZI, Tiga konsep makan yang diarahkan Allah adalah: 1. Halalan. Halal baik zatnya sesuai tuntunan agama. Halal cara mengolahnya; hewan hidup harus disembelih dengan cara islami, kecuali ikan dan belalang, diolah dengan cara yang baik, dengan aneka bumbu yang halal secara syar’ie. Cara memperoleh makanan bukan hasil pekerjaan yang diharamkan agama, misalnya: hasil curian, hasil penipuan, hasil korupsi. 2. Taiyiban. Sesuatu makanan yang halalan dimaksud butir 1.a. belum tentu baik untuk setiap orang. Adakalanya suatu jenis makanan baik untuk kesehatan dimakan seseorang, tetapi tidak cocok bahkan menjadikan penyakit buat orang lain. Misalnya: orang berpenyakit tertentu, tidak cocok makanan yang manis2. Ada pula orang tidak cocok makan jenis ikan terntu. Tidak cocok makan daging, dll. Taiyiban juga dimaksudkan bergizi untuk mendukung kesehatan. Dapat terjadi ayah-ibu-anak, makan semeja, si ayah sudah tidak taiyib makan yang manis2, si ibu tidak boleh lagi mengkonsumsi kuning telor, malah diberikan kepada si ayah, sementara buat si anak makanan apa saja di meja yang sedang mereka akan santap semuanya taiyib. Mengenai halalan dan taiyiban, jelas sekali perintah Allah di dalam surat Al-Baqarah 168 berikut: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ Juga (Al-Maidah 88) وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ "Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." 3. Tidak berlebihan. Makanan yang halalan dan taiyiban, jika dimakan berlebihan maka jatuhnya akan haram, tidak baik buat Kesehatan, malah jadi penyakit. Sehingga Allah mengingatkan dalam surat Al-A’raf 31: وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ “makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Kosekwensi memakan makanan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas adalah: berdosa, tidak berkah dan menimbulkan penyakit, atau akan tidak sehat. Khusus memakan makanan yang sudah jelas haramnya berisiko tidak terkabulnya do’a. ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء : يارب يا رب, ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام, وغذي بالحرام فأنى يستجاله لذلك “… lalu Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan seorang yang safar (bepergian) jauh, baju compang-camping dan berdebu. Ia menengadahkan tangan ke langit seraya berdoa, ‘Ya Tuhanku … ya Tuhanku …’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia tumbuh dari harta yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya dikabulkan?!” (HR. Muslim) Langkah KEDUA memelihara kesehatan; OLAH RAGA RUTIN (Insya Allah di publish ke Dua……) Semoga Allah mengkondisikan kehidupan kita dapat memperoleh rezeki dengan mudah, berlimpah, hahal, dinafkahkan untuk diri dan keluarga, dipergunakan dengan tidak berlebih-lebihan dan membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Jakarta, 18 November 2024 16 Jumadil Awal 1446H

Wednesday, 6 November 2024

DELAPAN LANGKAH LANSIA (bagian Kedua)

Oleh: M. Syarif Arbi No. 1.279.11.3-2024 Melanjutkan artikel lalu tentang Usia di atas 60-70 tahun lazim diistilahkan LANSIA atau MANULA. Agar keberkahan, kebijaksanaan, pengalaman para LANSIA lebih bermanfaat untuk orang banyak maka ada delapan langkah yang patut diperhatikan: 1. Menjaga Kesehatan. 2. Meningkatkan Ibadah. 3. Pelihara Silaturahim. 4. Terus belajar dan mengajar. 5. Banyak membantu orang lain. 6. Banyak bersyukur. 7. Tak putus berdo’a. 8. Mengingat kematian. Empat langkah, yaitu langkah ke 1 sampai ke empat; telah dipublish ke ruang baca anda di artikel no 1.278……… kemarin, kini dilanjutkan langkah ke lima sampai ke delapan. LANGKAH KE LIMA, LANSIA; Berusaha banyak membantu orang lain: Terlibat dalam kegiatan amal dan membantu orang lain dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri. Orang2 yang pernah kita bantu, manakala dianya sukses, maka kebaikan yang dia lakukan, awak yang pernah membantunya Insya Allah kecipratan manfaatnya walau diri sudah terbaring di alam kubur, untuk saudaraku yang muslim dalilnya lihat surat Yasin ayat 12: اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍࣖ ۝١٢ Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA (TINGGALKAN). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz). Begitu kita meninggalkan dunia ini, sebagian orang kebanyakan sedikit atau banyak ada yang kita tinggalkan berupa: 1. Harta berwujud, seperti rumah, kebun, sawah dan ladang, emas, perhiasan, perternakan, simpanan uang (tabungan deposito rekening bank, saham). 2. Harta tak berwujud; berupa: penemuan, ilmu yang bermanfaat yang pernah dibagikan. 3. Juriat, anak2 keturunan. Harta point “1”, setelah kita meninggal dunia, bukan milik kita lagi. Sudah menjadi milik akhli waris. Kemanfaat buat di alam kubur, tergantung pemanfaatan harta itu. Kalau dibuat kebaikan, untuk beramal shaleh insya Allah mudah2an, masih didapat imbasnya buat almarhum/almarhumah. Itu tentu tergantung, apakah selama awak masih hidup para akhliwaris telah dibimbing menjadi hamba2 Allah yag taqwa. Jika pewaris memanfaatkan harta butir “1” itu untuk maksiat, misalnya “judi online”, mabok2 dan poya2 alangkah sia2nya upaya diri menggumpulkan harta selama hidup. Harta butir “2”, insya Allah akan mengalir terus diterima manfaatnya walaupun kita telah tiada. Harta yang ditinggalkan point “3”, selama ybs ketika kita masih hidup sudah dibekali dengan pengetahuan agama, sehingga mereka menjadi anak2 yang shaleh, insya Allah do’anya untuk kita diterima Allah. Seluruh amal kebaikan yang mereka perbuat selama hidup masing2, Ortu di alam barzah mendapat manfaat. LANGKAH KE ENAM, untuk manula; banyak Bersyukur: Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan, termasuk waktu, kesehatan, dan orang-orang terkasih. وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim ayat 7) LANGKAH KE TUJUH, buat lansia; Banyak Berdoa: Perbanyak doa untuk kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidup. Kita merencanakan Allah yang menentukan, karenanya senantiasalah berdo’a. Kita diajarkan menyerahkan diri kepada kuasa Allah sampai2 ketika dipanggil adzan ……. وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” LANGKAH KEDELAPAN; Selalu mengingat Mati. Memang benar mati itu datang tidak pandang usia, namun secara logikanya yang berusia lanjutlah yang lebih dekat dengan kematian. كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. (Ali Imran 185) Mengingat mati adalah ibadah yang sangat dianjurkan. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ. “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi). Orang yang selalu mengingat kematian, akan senantiasa ber-hati2 dalam bertindak, akan giat dalam berbuat kebaikan dan tekun dalam beribadah. Demikian, empat langkah lagi dari delapan langkah lansia, semoga bermanfaat adanya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 7 November 2024 M, 5 Jumadil Awal 1446 H

Tuesday, 5 November 2024

DELAPAN LANGKAH LANSIA (bagian Pertama)

Oleh: M. Syarif Arbi No. 1.278.11.2-2024 Usia di atas 60-70 tahun lazim diistilahkan LANSIA atau MANULA sering dianggap sebagai usia yang penuh berkah dan kebijaksanaan. Agar keberkahan dan kebijaksanaan ini dapat lebih bermanfaat untuk orang banyak, maka ada delapan langkah yang patut diperhatikan: 1. Menjaga Kesehatan, 2. Meningkatkan Ibadah, 3. Pelihara Silaturahim. 4. Terus belajar dan mengajar, 5. Banyak membantu orang lain. 6. Banyak bersyukur. 7. Tak putus berdo’a. 8. Mengingat kematian. Terbatas ruang tulis dan terkandung maksud mempersingkat bacaan anda; topik “Delapan Langkah Lansia” ini, diturunkan dua kali. Publish yang pertama hanya 4 langkah lansia: PERTAMA; Menjaga Kesehatan: Penting untuk menjaga kesehatan fisik melalui pola makan seimbang, olahraga ringan, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Sepertinya 2 ayat berikut ini pas benar buat mengingatkan para lansia: وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ “dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah”. (Al-Baqarah 195) وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ "Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (Al-Maidah 88) LANGKAH KE DUA; Meningkatkan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan dzikir. Ini membantu mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan ketenangan jiwa. لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ۝٢٨ “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram”. (Ar-Raad 28) LANGKAH KE TIGA; Pelihara silaturahim: Jalin hubungan baik dengan keluarga dan teman. Kegiatan sosial dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional. Terdapat 7 ayat dalam Al-Qur’an memerintahkan menjaga hubungan silaturahim diantaranya surat An Nisa ayat 1 kita petik: وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ “Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan”. Silaturahim berasal dari dua kata dalam bahasa Arab: "silah" yang berarti hubungan, dan "rahim" yang berarti kasih sayang. Silaturahim adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah. Dalam sebuah hadits bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa orang yang menyambung tali silaturahim adalah orang yang beriman kepada hari akhir.Dengan begitu, ternyata banyak keuntungan dan manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat Silaturahim: Begitu banyak manfaat silaturahim, diantaranya dalam kesempatan ini kita ambil 4 saja: a). WUJUD MELAKSANAKAN PERINTAH ALLAH. وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلْحِسَابِ “Orang-orang yang menyambung apa yang diperintahkan Allah untuk disambung, takut kepada Tuhan mereka, dan takut pada hisab yang buruk”. (Arra’ad 21) b). Memperpanjang Umur dan Melapangkan Rezeki Silaturahim dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Hadits menyebutkan: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (HR Bukhari – Muslim). c). Mendapatkan Rahmat Allah memberikan rahmat kepada orang yang menyambung silaturahim dan memutus rahmat bagi yang memutusnya. Hadits menyebutkan: الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ. (HR Abu Dawud) d) Menggugurkan Dosa Berjabat tangan saat silaturahim dapat mengampuni dosa sebelum berpisah. Hadits menyebutkan: (HR Abu Daud dan at-Tirmizi) LANGKAH KE EMPAT Untuk MANULA; Belajar dan Mengajar: Terus belajar dan berbagi pengetahuan dengan generasi muda. Ini bisa memberikan makna dan tujuan dalam hidup. Kewajiban belajar, sejak dari buaian ibu sampai ke liang lahat. أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits) طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr) Kewajiban mengajar: إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ "Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya." (HR Muslim No. 1631). Demikian, empat langkah dari delapan langkah lansia, empat langkah selanjutnya akan di publish di artikel berikut. Semoga bermanfaat adanya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 6 November 2024 M, 4 Jumadil Awal 1446 H

Sunday, 27 October 2024

Murid MEMARAHI Guru

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.276.10-5.2024 Seorang ibu terkaget, ada panggilan dari sekolah anaknya agar esok siang datang ke sekolah. Padahal belum musim pengambilan raport sebagai kelaziman akhir2 ini, bahwa raport harus diterimakan oleh ORTU murid. Sekedar informasi bahwa di era kami sekolah SR doeloe raport cukup diterimakan ke murid masing2. Anak perempuan duduk di kelas 2 SD itu, tidak menjelaskan apa gerangan ibunya d panggil ke sekolah pukul 10 siang esok, walau sudah diinterogasi ayah bundanya. Rutin, pukul 6 pagi keesokan harinya si anak ke sekolah serombongan dengan teman sebayanya sedesa tak jauh dari kediaman masing2 hanya sekitar setengah kilometer. Si ibu tak begitu kaget ketika mendengar penjelasan kepala sekolah, karena dia tau persis, bahwa anaknya itu type anak yang ceplas-ceplos, apa yang dipikirkan langsung diucapkan, ndak ada saringannya. Guru2 zaman now tidak seperti jaman kami masih di SR doeloe, guru sekarang tidak berani menjewer telinga murid, seperti kami dulu. Kalau sampai terjadi akan diviralkan dan diajukan kepersidangan. Sekarang di TV sedang hangat berita disidangkannya seorang guru honorer yang “katanya menganiaya muridnya”. Kasihan betul tu guru udah honornya “aduhai kecilnya”, bermasalah lagi. Kami di SR dulu, sudah biasa kalau guru memukul pakai penggaris ke muridnya, kadang pemukul kasti ditimpakan ke jari2 murid bila diperiksa kukunya tidak dipotong dan nampak ada hitam di ujung kuku. Sudah pasti si guru memukulnya tidak dengan keras, kalau keras kan jadinya bengkak. Kembali ke kisah si murid SD membuat ibunya dipanggil ke sekolah, rupanya dia mencela gurunya. Guru kelas dua SD itu kemarin dulu datang ke sekolah terlambat, pukul 9 pagi lewat. Padahal kelas dimulai pukul 7, sehingga anak2 di dalam kelas keleleran tidak ada pengajar. Begitu bu guru masuk kelas si “Nayang” (bukan nama sebenarnya) langsung menyapa gurunya: “Ibu baru hadir pukul 9, kemana saja”. Bu guru menjelaskan: “saya baru sarapan hampir jam 9”. Nayang nimpali “itu mah bukan sarapan Bu, namanya makan siang”. “kami disuruh disiplin,…… ibu sendiri tidak disiplin”. Perlu diinformasikan bahwa kebiasaan penduduk setempat sarapan pagi paling lambat pukul 5 pagi, waktu shalat subuh setempat sekitar pukul 4 lebih beberapa menit. Desa itu penduduknya sebagian besar dulunya pekebun karet, sebelum berangkat nyadap karet mereka sarapan. Kini beberapa kecamatan di daerah itu menjadi lahan perkebunan sawit. Juga kelaziman petani sawit mulai masuk kebun, untuk merawat, memupuk “sunsung kabut” (bahasa setempat) alias pagi sekali, karenanya terbiasalah sarapan paginya awal sekali, bukan pukul 9 nan. Kebiasaan itu yang dilihat, diketahui oleh Nayang saban hari di rumahnya, makanya dianya tidak terima alasan Ibu Gersi (bukan nama sebenarnya), sarapan pukul 9. Nayang memarahi Ibu Gersi ini, jadi topik pembicaraan sesama guru, dilaporkan kepada kepala sekolah. Ibu guru Gersi tidak mau meng counter ucapan Nayang, apalagi misalnya memarahi, Guru ini menahan diri jangan sampai mencubit, misalnya; karena agaknya guru2 sekarang bila menyelentik, mencubit murid, takut diperkarakan menganiaya murid. Kepala sekolah mengambil kebijakan, untuk memanggil Ibu si Nayang guna berdiskusi membenahi attitude si Nayang, rupanya kasus Nayang bukan hanya memarahi Ibu Gersi saja, tetapi sudah sering menyampaikan kritik tajam beberapa hal di sekolah, misalnya pengaturan pot bunga, penempatan lukisan, foto2 dipajang di dinding dalam kelas dll. Terdapat beberapa hal adab murid terhadap guru: 1. Mengucapkan salam ketika guru masuk kelas, 2. Memperhatikan nasihat2 sang guru. 3. Mematuhi perintah/larangan si guru sepanjang tidak bertentangan dengan agama dan aturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Memelihara adab ketika bertanya. 5. Tidak memperolok si guru bagaimanapun kelalaiannya, penampilan phisiknya dan busananya. 6. Memberi salam penghormatan ketika pulang sekolah. Dalam case si Nayang, sepertinya si bocah melanggar adab point 4 dan 5. Tak seorang muridpun di kelas dua SD itu yang mempertanyakan keterlambatan Ibu Gersi, karena takut. Samalah seorang pegawai terhadap atasannya ada adagium “Bos bisa saja melakukan kesalahan, tetapi bagaimanapun dia bos saya”, jadinya ndak berani negur kesalahan si bos. Ada lagi adagium “mikul duwur mendem jero”. Tidak boleh bertanya kepada guru dengan cara yang mengganggu, mengejek, atau menantang guru tanpa alasan yang syar’i. Allah SWT berfirman: “…………………….. ياأيها الذين آمنوا لاتسألوا عن أشياء إن تبد لكم تسؤكم “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu bertanya tentang sesuatu yang jika diberitakan kepadamu akan menyusahkan kamu; ……………………………………...” (QS. Al-Maidah: 101) Terbukti akibat pertanyaan si Nayang itu, membuat repot ibunya, dipanggil ke sekolah, menjadi perbincangan di sekolahan. Juga agaknya si Nayang cenderung dianggap memperolok ibu gurunya yang baru sarapan pukul 9 pagi, sedangkan Allah melarang mengolok-ngolok. “……………………………………ياأيها الذين آمنوا لا يسخر” “Wahai orang beriman janganlah kami mengolok-ngolok……………….”(Al Hujurat 11). Sebetulnya sikap kritis dan ceplas-ceplos si Nayang bernilai positip, perlu dibina, tetapi belum sepadan dengan usianya juga tidak tepat cara penyampaiannya, sehingga dianggap attitude si Nayang kurang baik. Diharapkan Kerjasama ORTU si Murid yang masih dalam pertumbuhan itu dengan pihak sekolah dapat kiranya dimudahkan Allah untuk memperbaiki attitude si Nayang. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 27 Oktober 2024 M 23 Rabiul Akhir 1446 H

Tuesday, 22 October 2024

ILMU dalam IBADAH

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.275.10-4.2024 Tidak ada paksaan memeluk agama Islam, namun begitu seseorang masuk Islam terbentanglah sejumlah kewajiban dan pantangan. Kewajiban ada yang bersifat dipaksa harus dilaksanakan, jika tidak dilaksanakan konsekwensinya akan berdosa bahkan ada kewajiban2 tertentu bila tidak dilaksanakan, maka si pelanggar terkelompok orang bukan Islam lagi. Terdapat pula kewajiban yang sifatnya sunnah, bila tidak dikerjakan tidak berdosa, jika dilaksanakan akan berpahala. Disisi lain tersedia sejumlah larangan yang bila dikerjakan berdosa, bahkan terdapat larangan2 tertentu bila dilakukan; ybs sudah keluar dari Islam. Setelah seseorang menyatakan ber “iman” dan selanjutnya dengan tanpa paksaan masuk “Islam”, termasuk seseorang Islam sejak lahir, guna memahami kewajiban2 dan pantangan2 tsb di atas, maka haruslah dipahami beberapa hal lagi. Untuk memudahkan ingatan hal2 yang perlu dipamahi itu disingkat saja dengan 5 “I” yaitu: 1. ILMU. Seluruh kewajiban2 dan larangan2 dalam agama, dapat diketahui melalui ilmu yang diperoleh dari “Al-Qur’an” dan “Hadits”. Penjelasan2 tentang Al-Qur’an dan hadits melalui kupasan para ulama. Kupasan dari para ulama itu, bagi orang awam mungkin tak tersedia waktu khusus mentela’ahnya, maka akan diperoleh melalui para ustadz-ustadzah, guru2 agama. Jika umpamanya kita tidak bersekolah khusus di sekolah2 agama, harus rajin mengikuti pengajian2 dan membaca buku2 terkait ilmu agama. Dengan ilmu diharapkan akan tidak salah dalam menerapkan ajaran agama. 2. IBADAH. Semua ibadah terdapat aturan pelaksanaan (“Juklak”) itu diperoleh dari “Ilmu”. Kita petik surat Al-Isra ayat 36: وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui”. Setiap melakukan suatu ibadah, harus paham melalui ilmu, bagaimana cara melaksanakannya, bukan atas dasar ikut2an. Demikian juga harus memahami halangan2 apa sehingga suatu ibadah tidak dapat dilaksanakan. Serta mengetahui betul apa sanksinya bila dengan sengaja meninggalkan sesuatu ibadah, tanpa halangan. Safariku belum lama berselang, driver mobil yang mengantarku, dalam perjalanan sebelum berkumandang adzan mobil dihentikan di masjid terdekat. Aku sempat mengikuti khutbah dan shalat jum’at. Keesokan harinya ketika tiba waktu dzuhur mobil diberhentikan di halaman masjid, sehingga diriku sempat shalat dzuhur digabung dengan ashar. Sampai waktu maghrib, mobil di mampirkan lagi di masjid di perlintasan perjalanan kami, memberi kesempatan diriku shalat maghrib gabung isya’. Dari perilaku menyinggahkan diriku di masjid2 jelaslah bahwa, driver yang kutahu beragama Islam itu, berilmu tentang waktu2 shalat, berilmu tentang shalat boleh di jama’ dalam safari. Tetapi yang bersangkutan ketika Jum’atan, ketika shalat zuhur + ashar, maghrib + isya, dianya tidak ikutan shalat, hanya duduk di luar masjid. Dengan begitu patut disimpulkan mungkin ybs belum mempunyai ilmu tentang apa sanksinya jika ibadah shalat tidak dilaksanakan sebagaimana (hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul Mashobih no. 574) yang menyatakan kufurnya orang yang meninggalkan shalat: الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” Pembaca !!!; terbatasnya ruang tulis, “I” yang ke 3, 4 dan ke 5 dibahas secara singkat. 3. IKHSAN. Berbuat baik, sebagai realisasi dari “ilmu” yang telah diperoleh, bahwa berbuat baik itu merupakan kewajiban sebagai seorang manusia, kepada sesama manusia dan bahkan kepada alam semesta. Sekaligus sebagai wujud dari ibadah, karena dalam agama ibadah dilakukan di dua sisi yaitu; pertama ibadah yang berhubungan kepada Allah dan kedua ibadah sosial. Melalui ibadah sosial terangkumlah sejumlah kebaikan. 4. ISTIQAMAH. Semua ibadah dilakukan tidak tempo2. Tetapi terus menerus, secara konsisten berlanjut selama hayat masih dikandung badan. Istiqamah sangat dianjurkan: اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istiqamah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih. (Al-Ahqaf 13) 5. IKHLAS. Ikhlas adalah kunci dari ibadah. Tanpa ikhlas ibadah apapun yang dilakukan, sipelaku akan tidak memperoleh ganjaran pahala disisi Allah. Mungkin saja di dunia pelaku ibadah yang tidak ikhlas mendapatkan kebaikan2 di dunia, seperti apresiasi, mendapat pujian, menerima penghargaan. Keikhlasan bertempat dalam hati seseorang, untuk itu Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: إِنَّ اللهَ تعالى لَا ينظرُ إلى صُوَرِكُمْ وَأمْوالِكُمْ ، ولكنْ ينظرُ إلى قلوبِكم وأعمالِكم "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu". (HR Muslim) Nabi SAW menganalogikan amal yang dilandasi dengan ikhlas dalam hati seperti bejana. Dari Muawiyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits. إنَّما الأعمالُ كالوِعاءِ إذا طابَ أسفلُهُ طابَ أعلاهُ وإذا فسَدَ أسفلُهُ فسدَ أعلاهُ "Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak". (HR Ibnu Majah). Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua agar menjadi hamba2 Allah yang taat beribadah dengan ikhlas dan istiqamah mengusai ilmu dalam beribadah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 23 Oktober 2024 M 19 Rabiul Akhir 1446 H

Sunday, 13 October 2024

JANJI

Diolah: M. Syarif Arbi No: 1.274.10-3.2024 Ketika musim kampanye pemilihan pemimpin dan wakil rakyat, bertebaranlah janji2, dibuat oleh yang ingin jadi pemimpin dan ingin jadi wakil rakyat. Janji adalah komitmen harus dihormati dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Janji dibuat sesama manusia pada hakikatnya juga berjanji dengan Allah. Sebab Allah akan mencatat setiap apapun ucapan manusia. Kelak janji itu akan dimintai pertanggungan jawab. وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا. (Al-Isra 34) “dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya”. Pada kenyataannya, janji2 itu tidak semuanya terpenuhi. Disadari bahwa janji dan rencana kurang lebih sama. Janji adalah rencana dibuat oleh pembuat janji, akan dilaksanakan untuk kepentingan penerima atau para penerima janji. Sedangkan rencana belumlah tentu dapat terlaksana semuanya, oleh karena itu jangan membuat janji yang terlalu muluk, sehingga nanti sulit untuk dilaksanakan. Permasalahannya bagi si pembuat janji: 1. Apakah sejak semula janji ditebar, hanya sekedar untuk mengambil hati sipenerima janji, tapi sesungguhnya di dalam hati tidak dimaksudkan untuk dipenuhi. 2. Apakah janji diucapkan, sudah diperhitungkan logis untuk dapat dilaksanakan, kalaulah ternyata tidak dapat dilaksanakan, bukanlah kesengajaan karena sudah diusahakan maksimal. 3. Apakah sipembuat janji sudah menyiapkan langkah2 alternatif bila janji2 ternyata meleset, misalnya mengganti dengan realisasi hampir sama. Atau menyiapkan alasan2 yang logis, kenapa janji tidak terpenuhi. Dalam hal pembuat janji seperti tersebut “1” maka perilaku ybs dapat dikatagorikan sama dengan perilaku setan, karena setan sangat senang sebab berhasil mencapai tujuannya memperperdaya manusia dengan janji-janji kosongnya. Dalam Al-Qur'an, Surat An-Nisa, ayat 120, Allah SWT menjelaskan: "يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا" “Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka”. Tindakan ingkar janji juga memiliki dampak negatif dalam kehidupan atau lingkup sosial. Bila yang mengingkari janji adalah pemimpin atau pejabat public, maka se-kurang2nya bila ybs mendatang mencalonkan diri lagi, tidak akan dipilih “sekali lancung keujian seumur hidup tidak dipercaya”. Ingkar janji pemimpin2 yang lalu, juga berdampak bagi calon pemimpin dan pejabat public yang akan datang. Bila calon pemimpin baru berjanji lagi, walau dianya orang baru yang belum tentu akan ingkar janji, besar kemungkinan tidak dipercaya lagi. Dalam hati pemilih: “paling seperti yang dulu lagi”. Rasulullah SAW pernah menjelaskan tanda-tanda orang munafik dalam HR Buhhari-Muslim: آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ "Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, jika berkata-kata ia berdusta. Kedua, jika berjanji ia mengingkari. Ketiga, jika diberi amanah (kepercayaan) ia mengkhianatinya." (HR. Bukhari dan Muslim) Karena Ingkar janji merupakan salah satu sifat orang munafik, dan Allah sangat membenci orang munafik, sebagaimana tercermin dalam ayat Al-Qur'an, Surat An-Nisa, ayat 145: "إِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ" “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”. Berjanji itu sendiri tidaklah menjadi dosa. Barulah menjadi dosa jika janji itu diingkari. Menepati janji menunjukkan integritas, kejujuran, dan kredibilitas seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini juga merupakan fondasi penting dalam membangun hubungan yang sehat dan saling percaya, termasuk dalam kehidupan sosial. Seperti dikemukakan di awal tulisan bahwa “pada hakikatnya berjanji dengan manusia juga berjanji dengan Allah”. Mengingkari janji sesama manusia tergolong mengkhianati Allah SWT, seperti disebutkan dalam surat An-Nahl, ayat 91: "وَأَوْفُوا۟ بِعَهْدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا۟ ٱلْأَيْمَٰنَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ ٱللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ" “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”. Bukan hanya janji2 kampanye, yang harus ditepati; tetapi meliputi semua janji kepada siapa saja, janji tentang apa saja termasuk janji kepada diri sendiri. Khusus buat para pemimpin dan wakil2 rakyat, semoga mereka sanggup merealisasikan janji2 kampanye mereka, sehingga tidak menerima laknat Allah di dunia dan akhirat karena ingkar janji. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 14 Oktober 2024 M 11 Rabiul Akhir 1446 H

Saturday, 5 October 2024

Main Bal

Dirangkum: M. Syarif Arbi No: 1.272.10-1.2024 Sepakad bahwa olah raga sepak bola digemari seluruh lapisan masyarakat. Di kampungku 70 tahun lalu, bola buat kami anak2, merupakan barang mewah. Kesulitan memiliki “bola benaran”, kreasi masa kanak2 kami doeloe membuat bola dari sesuatu benda bulat yang ringan dibalut dengan tali dari aliran getah pohon karet yang sudah mengering. Benda bulat dari apa saja asal ringan, lebih disuka kulit jeruk bali. Sebagaimana diketahui bahwa pohon karet disadap dengan melukai batang pohon dengan sudut miring setengah lingkaran. Latek mengalir ke penampungan, bekas alirannya bila sudah mengering masih nempel di batang, material itulah diambil buat tali pembalut bola, istilah setempat bola disebut "bal". Makanya permainan sepak bola di kampungku disebut "Main Bal". Masa kanak2 kami 70an tahun lalu, mungkin khusus di kampungku jangankan main bal, ke sekolah saja belum pakai sepatu. Jadi "main bal", nyeker alias tanpa sepatu. Kalau terakhir ini, bangsa kita mulai masuk hitungan di sepak bola dunia, adalah sangat wajar, karena olah raga ini digemari seluruh lapisan masyarakat. Latihannya bukan baru sekarang, mulai kanak2. Di TV beberapa tahun belakangan ini persepakbolaan di tanah air tertayang pertandingan sepak bola " Liga 1" dan "Liga 2". Sayangnya pemainnya, sudah banyak orang asing, sudah ratusan pemain asing yang ikutan di klub2 sepak bola di Indonesia. Main sepak bola, kini sudah mulai merupakan profesi penghasil rezeki. Dari satu sisi dengan banyaknya merekrut pemain asing berarti mengurangi kesempatan orang asli. Andaikan setiap klub sepak bola seluruh daerah2 isinya semua orang asli, akan timbul kebanggaan tersendiri, bila berprestasi. Sejumlah variable yang menentukan “main bal” enak ditonton, diantaranya; lapangan yang baik, wasit yang adil, para pemain yang sportif, supporter yang tertib. Belum lama ini pernah terlihat seorang wasit tergeletak di lapangan di bogem pemain, padahal pertandingan tengah berlangsung sudah masuk babak kedua. Mungkin lantaran pembogem sudah gemas dengan putusan2 yang berpihak kepada salah satu kesebelasan, dilakukan wasit selama pertandingan sejak babak pertama. Giliran kesebelasan satunya kena selekat, peluitnya “macet”, pas kesebelasan satunya jatuh, meskipun terlihat kepleset sendiri saja langsung palanggaran. Peran wasit yang adil sangat menentukan sportifitas para pemain. Si wasit harus memberikan putusan yang sama buat setiap pelanggaran bagi kedua kesebelasan. Kuperkenalkan jenis2 pelanggaran “main bal”, terminology di kampungku ketika diriku masih kecil, yang harus diberikan peringatan sampai kartu kuning bahkan merah adalah: Selekat; yaitu pemain dengan sengaja menendang atau memasang tulang kering pemain lain dari depan berlawanan arah. Kini kulihat tulang kering pemain sudah pakai pelindung, doeloe belum dikenal. Betebang; mirip selekat tapi kondisinya kedua belah pihak sama mengadu tulang keringnya ber- hadap2an, sama kuatnya. Keadaan ini kadang keduanya sama2 ditandu keluar lapangan, tak jarang ada yang kakinya patah. Sempok; bilamana seorang pemain mengait kaki lawan dari belakang. Seorang pesepak bola yang sedang menggocek bola sambil berlari (istilah kampungku menggoreng), jika disenggol apalagi dikait kakinya dari belakang segera keselimpet dan jatuh. Senggol atau kait ini tergantung berat ringannya dan posisinya dimana menentukan wasit memberikan kartu. Sengkak; menghadang lajunya lawan dengan memasang salah satu kaki di hadapan kaki lawan. Misalnya lawan lagi laju berlari menggoreng bola, si penyengkak berlari mengejar lebih cepat, selanjutnya memasang salah satu kakinya di depan kaki lawan. Istilah asli kampungku ini membuktikan bahwa sepak bola atau “main bal”, digemari dan sudah sejak lama ditekuni orang2 di kampungku, bahkan mungkin jauh beberapa generasi sebelum ku lahir nenek kakek dan uyut2 ku suka “main bal”. Sangat kusayangkan sampai hari ini, belum kulihat kesebelasan “main bal” dari kampungku atau provinsi asalku menjuarai salah satu liga. Olah raga merupakan salah satu yang dianjurkan dalam rangka kesehatan jasmani dan rohani, asalkan tidak digunakan sebagai media perjudian. Hal ini sejalan dengan Hadits yang berbunyi: الْـمُؤْمِنُ القُوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَي اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلِّ خَيْرٌ "Orang yang beriman lagi kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari orang yang beriman tetapi lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan." (HR Muslim). Bagi para wasit hendaklah diingat bahwa para wasit adalah bertindak sebagai hakim. Perlu diketahui ancaman buat hakim yang tidak adil حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ نَجْدَةَ عَنْ جَدِّهِ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَهُوَ أَبُو كَثِيرٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ طَلَبَ قَضَاءَ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى يَنَالَهُ ثُمَّ غَلَبَ عَدْلُهُ جَوْرَهُ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ غَلَبَ جَوْرُهُ عَدْلَهُ فَلَهُ النَّارُ Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda, "Siapa pun yang menginginkan untuk menjadi hakim, kemudian keadilannya mengalahkan kezalimannya maka baginya surga, dan siapa pun yang kezalimannya mengalahkan keadilannya maka baginya neraka" (HR Abu Daud). Semoga, wasit2 persepakbolaan sanggup berbuat adil, para pemain sportif dan para supporter berlaku tertib. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 5 Oktober 2024 M 2 Rabiul Akhir 1446 H

Sunday, 29 September 2024

LAHIR dan MATI

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.271.09-5.2024. Bagi yang terlahir tahun 1940 – 1950 an, mungkin tak salah bila dikatakan: “tidak punya akta kelahiran”. Pas ketika mulai masuk sekolah “SR”, pengetesan pantas tidaknya masuk sekolah ditandai dengan meletakkan salah satu tangan ke kuping melalui tengah kepala (tangan kanan ke kuping kiri, atau tangan kiri ke kuping kanan). Bocah yang sudah dapat memegang ujung daun telinganya melalui tengah kepala, dialah yang diterima di tahun ajaran baru di tahun itu. Selanjutnya tanggal lahirpun diperkirakan. Tak heran kelahiran di era tahun 40 sampai 50 an, dua orang anak yang lahir kembar identik di hari yang sama, tanggal dan tahun lahirnya jadinya berbeda. Salah satu dampaknya bagi si kembar, dimasa tua mereka sekarang, seorang sudah pensiun 3 tahun yang lalu, seorangnya lagi baru capai usia pensiun 1 tahun mendatang. Kini zaman sudah berbeda, seorang anak manusia sejak lahir sampai mati tidak terlepas dari dokumen. Setiap bayi dilahirkan “di keluarga yang normal”, jauh sebelum kelahiran sudah dipersiapkan nama untuk nanti buat diisikan pada akta kelahiran. Zaman doeloe bayi setelah berminggu lahir baru diberi nama (kadang dengan upacara). Akta kelahiran zaman now suatu dokumen awal dimiliki seorang anak manusia. Menyusul dokumen2 berikutnya, yaitu: ketika menamatkan sekolah dari segala macam starata. Dokemen ketika menikah. Terakhir dokumen akta kematian. Dokumen awal ketika bayi lahir, diproses dan diterbitkan dimana si bayi tidak terlibat. Demikian juga dokumen penutup ketika manusia mati, diperoses oleh ahli waris, dalam rangka pemakaman, dimana si mayit juga tidak tau menau. Persamaan akta kelahiran dan akta kematian, sama-sama dibuat orang lain. Perbedaannya; akta kelahiran nantinya bila ybs sudah besar dapat melihatnya, membacanya dan mempergunakan selama masih hidup. Akta kematian sama sekali tidak dapat dilihat lagi oleh si mayit, dan nampaknya tak ada gunanya buat bekal si almarhum/almarhumah di dalam kubur. Sebagai renungan dari kedua akta tersebut, bolehlah disimpulkan bahwa: 1. Budaya semakin maju, dulu kedua dokumen tsb. di negeri kita tidak dipergunakan orang, selain akta lahir, dokumen kematianpun tidak diperlukan. Begitu seseorang meninggal dunia dimasa lalu, bagi ummat Islam misalnya; ada 4 kewajiban kifayah bagi masyarakat yaitu: memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan, selesai. Akta kelahiran sekarang sangat diperlukan, untuk masuk sekolah, untuk bekerja di istitusi formal, bahkan kadang menjadi syarat pengurusan dokumen2 lainnya. 2. Seorang manusia tidak sanggup mengurus seluruh urusan dirinya sendiri, buktinya ketika lahir akta kelahiran di uruskan orang tuanya, ketika mati akta kematiannya diuruskan oleh ahli waris. Ketika lahir, menjadi sehat dan besar atas asuhan orang tua. Ketika mati pengurusan sampai kepemakaman dibantu orang2 lain. 3. Dokumen kelahiran dapat dilihat oleh yang namanya diterangkan dalam akta, dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan selama hidup. Sedang akta kematian, si mayit tak dapat melihatnya, kebergunaannya hanya untuk ahli waris dalam rangka pemakaman dan pembagian harta warisan. Si mayit tak dapat menggunakan akta kematian itu dalam menghadapi alam kubur dan alam akhirat nanti. 4. Bila dijejer kedua dukumen itu (akta kelahiran dan akta kematian) jarang didapatkan jaraknya sampai 100 tahun. Silahkan liat pendahulu kita, ayah bunda kita, kakek nenek kita. Tak jarang kemanakan atau generasi dibawah kita, dimana kita sempat menjenguk ketika dia lahir dan sempat pula kita mengantarnya ke kubur. Sehubungan dengan renungan di atas seyogyanyalah menyadarkan kita pesan Allah dalam surat Al-Qashash ayat 77 tentang isi dari rentang waktu kehidupan (sejak dewasa = akil baligh) sampai kematian: وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ۝٧٧ “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”. Agar kelak setelah kematian, walau tidak dibuatkan akta kematian namun diri insya Allah aman, maka inti pokoknya persiapkan diri untuk kemudahan hidup di akhirat, dengan harus beramal shaleh selama hidup didunia, jangan berbuat kerusahan di muka bumi. Namun jangan lupakan kehidupan dunia. Cari kesuksesan dunia se sukses mungkin, dengan keseimbangan untuk persiapan kehidupan akhirat. Semoga sebelum kematian datang, Allah memberikan pertolongan-Nya agar kita semua sanggup banyak berbuat kebaikan dan tidak berbuat kerusakan seperti ayat tersebut di atas. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 30 September 2024 M 26 Rabiul Awal 1446 H