Monday, 2 December 2024
PENYUMBER REZEKI
Rangkuman: M. Syarif Arbi
No: No. 1.285.12.1-2024
Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan Allah Swt pada hamba-Nya. Jenis rezeki, antara lain: Rezeki umum: segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Seperti: rumah, harta, kesehatan, kendaraan, dan lain sebagainya yang didapatkan baik secara halal maupun haram.
Rezeki bukan hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya.
Dari cara datangnya rezeki dapat dikelompokkan:
REZEKI PASIF atau rezeki yang dijamin oleh Allah. Tidak kecuali, semua makhluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rezeki pasif ini. Kenyataannya setiap makhluk hidup di darat menerima oksigen sebagai rezeki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari. Bayi dalam kandungan menerima rezeki dari ibunya, begitu bayi lahir beberapa saat kemudian air susu ibu langsung tersedia.
REZEKI AKTIF: Bila manusia sudah dewasa sanggup mencari rezeki sendiri, untuk mendapat rezeki sudah harus mulai berusaha, tidak lagi hanya mengandalkan rezeki pasif melalui ibu atau ortu. Dengan demikian manusia memperoleh dua jenis rezeki yang dianugrahkan Allah yaitu; rezeki PASIF dan rezeki AKTIF.
Rezeki aktif untuk memperolehnya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rezeki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja, baik dengan cara legal maupun illegal, boleh pula berlomba-lomba, tak terkecuali bersaing antar sesama.
Disinilah peran agama dan aturan undang-undang, untuk memberikan batasan pencari rezeki aktif guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Karena manusia berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rezeki dengan cara yang haram, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rezeki dengan cara halal. Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa, ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam kenyataan orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Rezeki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah (mengenai balasannya) dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22 dan QS. 13 (Ar-Ra'd) ayat 26 sbb:
وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan."
Selanjutnya tentang banyak sedikitnya rezeki yang kita peroleh Allah tegaskan:
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26).
Ditinjau dari penyumbernya, rezeki dari Allah itu dapat dikelompokkan dari 8. Berikut ini adalah penyumber rezeki yang tertulis dalam Al-Qur'an:
Penyumber rezeki yang Pertama; Sedekah
وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ ۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ٢٦٥
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah 265)
Penyumber rezeki yang kedua; berasal dari Jaminan dari Allah SWT
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)”. (QS Hud: 6)
Penyumber rezeki ketiga; Karena Selalu Bersyukur
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras." (QS Ibrahim: 7)
Penyumber rezeki ke empat; Lantaran mempunyai Anak2
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar”. (QS Al Isra: 31)
Penyumber rezeki ke lima; Disebabkan Menikah
وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS An Nur: 32)
Penyumber rezeki ke enam; Dari Hasil dari Usaha
وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
“Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”, (QS An Najm: 39)
Peyumber rezeki ke tujuh; Karena Tawakal kepada Allah
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS At Talaq: 3)
Penyumber rezeki ke delapan; Mengamalkan selalu Beristighfar
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ
“Lalu, aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu." (QS Nuh: 10-12)
Semoga Allah senantiasa menolong kita semua mendapatkan rezeki yang halal dan berlimpah serta berkah, bermanfaat untuk kepentingan dunia dan akhirat.
آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
Jakarta, 3 Desember 2024
1 Jumadil Akhir 1446H
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment