Friday 7 April 2023

Turun Naik IMAN

SETIAP manusia tentu mengalami naik-turun iman, sebab memang Nabi Muhammad mengabarkan sesungguhnya hati seorang hamba itu terletak di jari jemari Allah. Jika Allah menghendaki seorang manusia itu tersesat, akan tersesatlah dia. Jika Allah menghendaki ia lurus, luruslah jalannya. Nabi bersabda, يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ "Wahai Ummu Salamah! Tidaklah ada seorang anak Adam melainkan hatinya terletak di antara dua jari dari jari-jemari Allah, siapa yang Dia kehendaki lurus, maka Dia akan meluruskannya, dan siapa yang dia kehendaki akan menyimpang, maka dia akan menyimpangkannya", hadits riwayat At-Tirmidzi. Di bulan Ramadhan ini, mungkin saja di awal kedatangannya, kita menyambutnya dengan semangat yang membara. Ada masjid sampai menggelar karpet di jalan di depan masjid. Akses jalan didepan masjid ditutup, disediakan untuk jamaah yang biasanya diawal Ramadhan mbludak, ikutan shalat berjamaah isya dan tarawih. Sampai hari ke empat – kelima sudah semakin susut jamaahnya. Karpet di jalan di depan masjid mulai digulung, untuk disimpan di gudang. Ini apakah pertanda iman sebagian jamaah sudah mulai menurun, walhu ‘alam bishawab. Sebaiknya kita berprasangka baik; mungkin banyak komunitas perumahan yang juga mengadakan tarawih bersama. Atau mungkin sudah banyak yang mudik, menghindari macet kalau mudik di H min “dekat”. Memang kalau bicara soal iman, bergelombang “turun – naik” sebab memang kehidupan kita ini tidak luput dari incaran iblis, sejak semula ketika dianya terusir dimurkai Allah lantaran tak sudi sujud kepada nenek moyang manusia “Adam”, ia sudah katakan: ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُمْ مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمٰنِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ  ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شٰكِرِينَ "kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."" (Al-A'raf ayat 17). Seorang Muslim tidak mengetahui apa yang akan terjadi nanti. Ia tidak mengetahui apakah besok dia masih tetap setia berada di jalan yang lurus atau tidak. Untuk itu seorang Muslim dituntut untuk selalu memohon hidayah agar ditetapkan dalam agama ini, dan diberikan akhir kehidupan yang baik. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, "Rasulullah sering mengucapkan, يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ "Ya Allah, Yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-Mu". Anas melanjutkan, "Wahai Rasulullah! Kami telah beriman kepadamu dan kepada apa (ajaran) yang engkau bawa. Masihkah ada yang membuatmu khawatir atas kami?" Maka Rasulullah menjawab, Seorang insan tidak bisa istiqamah melainkan dengan hidayah dari Allah. Dua perkara ini sangat berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Untuk itu seorang Muslim jika ia ingin tetap berada di atas hidayah sampai wafatnya, maka ia wajib berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Assunnah. Ia wajib melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya, ia juga wajib melaksanakan Tauhid dan menjauhkan syirik, melaksanakan Sunnah dan menjauhkan bid’ah, serta senantiasa berdoa kepada Allah agar ditetapkan diatas hidayah dan Sunnah dan diwafatkan diatas Sunnah. Apabila seseorang istiqamah dalam melaksanakan Sunnah sesuai dengan petunjuk syariat, maka Allah akan menambah petunjuk kepadanya. Allah berfirman, وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ "Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerah ketakwaan mereka", (Muhammad ayat 17). Mengantisipasi menurunnya iman hendaklah diingat bahwa beriman dan taqwa di atas, haruslah dilaksanakan secara kontinyu dan konsisten, terminology agama, "ISTIQAMAH". Tidak boleh tempo2 beriman dan bertaqwa, dilain waktu iman dikebelakangkan, taqwa dikesampingkan. Sebab tak seorangpun tau kapan maut datang menjemput. Boleh jadi maut terjadi di sembarang kondisi. Umpamanya maut datang pas awak dalam kondisi iman sedang merosot selaras dengan melorotnya iman tentu taqwapun hilang. Urunglah diri menghuni surga. Iman itu terbang manakala awak melanggar larangan agama. Seperti disabdakan Nabi Muhammad, dari Abu Hurairah r.a. (HR. Bukhari dan Muslim): لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ (Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina). Jadi pas sdg berselingkuh, iman langsung hilang. Awak mati, maka matinya dalam keadaan tidak beriman. وَلاَ يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، (Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri). Kalau, sdg mencuri/korupsi disaat itu si pelaku imannya hilang. Bila dijemput maut, agaknya surgapun luput. وَلاَ يَشْرَبُ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ (Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar). Kalau tengah minum yg memabukkan, menggunakan obat terlarang juga iman ybs. sedang terbang. Umpamanya mautpun datang. Kesempatan masuk surgapun melayang. Kalau begitu misalnya seorang sedang selingkuh, sedang melakukan korupsi, sedang mabuk2an, menggunakan obat terlarang, saat itu pula imannya TERBANG. Inilah barangkali maksud Nabi Muhammad .s.a.w. memberitahukan bahwa dpt saja seseorang kurang sehasta lagi masuk surga, lalu batal. "................................... إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ "sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. .(Riwayat Bukhari dan Muslim). Ngeri juga yaa!!!, bagi yang rajin ibadah, bila kecele diakhir perjalanan umur, bisa saja batal mendapat surga. Oleh karena itu nampaknya kuncinya adalah ISTIQAMAH dalam beribadah, ISTIQAMAH juga menjauhi larangan agama, sehingga iman dan taqwa selalu terjaga dengan demikian tidak ada peluang menurunnya iman. Semoga Allah memeliharakan Iman dan Taqwa kita yang kini sedang kita latih dengan shaum Ramadhan. آمِيّنْ....... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِي اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 16 Ramadhan 1444 H. Jum’at, 7 April 2023. (1.132.04.23)

No comments:

Post a Comment