Wednesday 26 April 2023

Bersihkan DIRI dan HATI

Belasan tahun yang lalu, ketika menjenguk putra kami tugas PTT di desa sangat terpencil, dari pedalaman menuju kota kabupaten tersedia angkutan umum berupa “mini bis” yang sudah dimodifikasi. Sebagai pengganti kaca pintu mobil dari karton bekas kardus rokok merek tertentu. Kendaraan yang kami tumpangi menghampiri kami berdua di depan Puskesmas tempat anakku bertugas. Hari itu Ahad, aku diantar anakku ke ibu kota kabupaten, untuk selanjutnya menunggu jadwal penerbangan ke Jakarta. Di dalam mobil telah terdapat penumpang duduk di depan disamping pengemudi dan seorang di jok paling belakang. Kami berdua mengambil posisi duduk di jok tengah. Dengan demikian mobil yang kami tumpangi ada harapan dapat menaikkan penumpang 3 orang lagi. Dua di jok belakang dan seorang lagi bersama kami berdua di jok tengah. Benar juga tak berapa kilometer kemudian naik seorang penumpang, dianya memilih duduk dekat kami, dekat pintu kiri, “saya turun di……...(disebutkan …..., jarak dekat masih jauh dengan tujuan akhir)”. Mobil melaju tidak begitu kencang, kalau kencang anginnya lumayan, pintu kaca yang terbuat dari karton itu jelas tak mampu menahan angin. Beberapa menit kemudian tampak seorang nyetop minta tumpangan. Kendaraanpun minggir menaikkan penumpang terakhir kami hari itu. Dianya duduk di jok belakang. Begitu yang bersangkutan naik, suasana di dalam mobil jadi berubah, aromanya luar biasa, rupanya kawan ini sudah lama tidak mandi, seperti aku dan anakku belum pernah mencium bau yang tidak enak bersumber dari bau badan yang sudah lama tidak mandi seperti itu. Kutoleh anakku, dianya berkomentar dengan bahasa sandi keluarga kami yang tidak dipahami orang lain yang artinya “mungkin dianya sudah sebulan tidak mandi”. Menurut para ahli di “Healthline”, ketika seseorang tidak mandi selama satu bulan, itu bisa memicu bau badan. "Semakin lama seseorang tidak mandi, bau badan tidak dapat dihindari, terutama di ketiak dan selangkangan”. Di dalam kaidah agama Islam mandi itu di atur dengan jelas, ada belasan jenis mandi dalam Islam, dapat dikelompokkan jadi dua jenis mandi yaitu: “Mandi Wajib” dan “Mandi Sunah”. Diantara mandi sunah adalah mandi ketika akan shalat Jum’at, akan shalat Ied, akan shalat minta hujan (istisqa’), akan shalat gerhana, sebahis memandikan mayat. Inti pokoknya disunahkan mandi ketika akan berkumpul dengan orang banyak. Karena mandi menjaga kebersihan diri serta dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, serta jangan sampai merusak aroma di suatu majelis. Mandi terkait kebersihan dan penampilan. Agar tidak bau seperti penumpang itu tadi. Islam mengajarkan “Kebersihan sebagian dari iman”; الْوُضُوْءُ شَطْرُ الإِيْماَنِ. "Bersuci itu merupakan sebagian dari iman." (HR Tirmidzi) Kebersihan Badan dapat dilakukan dengan mandi. Bagimana caranya membersihkan Hati. Hati yang tidak selalu dirawat dengan dibersihkan, lambat laun akan menjadi kotor dan berpenyakit. Kalau sudah sampai berpenyakit terjadilah seperti firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 10 berikut ini: فِى قُلُوبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا  ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ۢبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat adzab yang pedih karena mereka berdusta." Manakala hati sudah berpenyakit maka terjadilah seperti apa yang disebutkan dalam surat Al-’Araf 179: وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ  ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ  ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ  ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ "Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." Jadi iman sejati itu terdapat di hati yang bersih, guna menggapai hati yang bersih mari kita lihat surat Ar-Ra’d ayat 28: الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Konkritnya untuk dapat selalu terjaga kebersihan hati penjabaran dari mengingat Allah; baik diikuti lima kiat berikut ini: 1. Menyadari kesalahan Menyadari berbagai kesalahan yang pernah dilakukan menjadi hal penting. Seseorang tidak akan bertaubat jika tidak menyadari kesalahannya dan tidak pernah merasa bersalah. ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  يُحِبُّ  التَّوَّا بِيْنَ  وَيُحِبُّ  الْمُتَطَهِّرِ يْنَ “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 222) Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ “Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747). Agar dapat mengetahui yang salah dan yang benar, dengan cara memperdalam ajaran agamanya. 2. Menyesali kesalahan Jika seseorang hanya menyadari bahwa dirinya bersalah tanpa merasa menyesal, maka orang tersebut belum dikatakan bertaubat dan hatinya belum bersih. Rasulullah SAW bersabda, “Menyesal itu adalah taubat.” (HR. Abu Daud dan Hakim) 3. Memohon ampunan kepada Allah SWT Setelah menyadari kesalahan dan menyesalinya, maka orang tersebut harus memohon ampun kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar. Semakin banyak beristighfar, hati akan semakin bersih. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut: “Tidak ada dosa yang besar dengan istighfar, dan tidak ada dosa yang kecil kalau diulang-ulang.” (HR. Thabrani) 4. Berjanji tidak mengulanginya Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan buruk harus keluar dari hati nurani dengan jujur. Tidak hanya di mulut, tapi juga harus di dalam hati. Meskipun hanya dosa kecil, akan tetapi jika dilakukan secara berulang, tak menutup kemungkinan akan menjadi dosa besar. 5. Menutupi kesalahan masa lalu dengan memperbanyak amal shaleh Tanda bahwa seseorang sungguh-sungguh dalam bertaubat (membersihkan hati) adalah menebus dosa dan kesalahan dengan memperbanyak amal shaleh. Firman Allah SWT dalam QS. Hud ayat 114 yang berbunyi:  إِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ  ۚ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِين “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Semoga kita semua dapat menjadi hamba Allah yang bersih jasmani dan bersih rohani (hati), sehingga sehat jasmani dan sehat pula jiwa dan hati nurani. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ , بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Syawal 1444 H. Rabu, 26 April 2023. (1.1143.04.23).

No comments:

Post a Comment