Tuesday 30 August 2022

BERKUMPUL ABADI SANAK FAMILI

Kalaulah bisa diatur, di dunia ini kepengin rasanya terus berkumpul ayah bunda, kakek- nenek, anak cucu, cicit. Apalagi bila anak2, cucu2 telah sukses, betapa bahagianya ayah bunda kita, kakek nenek kita andaikan mereka masih hidup menyaksikan cucu2, cicit2 mereka sehat2, tampan2 dan cantik2, sukses pula dalam kehidupan. Hal itu tidak mungkin, karena kehidupan manusia sangat singkat, Datukku dari pihak ayah dan nenekku dari pihak ibu tak sempat menimang cicitnya. Beruntung beberapa kemenakanku masih sempat dipangku uyut mereka (nenekku dari pihak ayah). Namun jangan khawatir, ketidak mungkinan di dunia ini akan menjadi mungkin di akhirat nanti. Insya Allah kita akan dikumpulkan bersama kakek-nenek kita, suami istri, anak cucu cicit ber-generasi2 ke atas dan ke bawah, bahkan dengan orang shaleh. Apabila semua tingkatan generasi2 keturunan kita memenuhi 9 syarat berikut ini: 1. Memenuhi janji kpd Allah. يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ (memenuhi janji Allah), sebelum kita ini dilahirkan terlebih dahulu berjanji kepada Allah, seperti terungkap dalam surat Al’Araf 172 berikut: وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" Setelah lahir; manakala telah akil baligh, sekurangnya kita berjanji kepada Allah dengan bersaksi 9 kali sehari semalam dalam syahadah ketika shalat subuh 1 x, dzuhur 2 x, ashar 2 x, maghrib 2 kali, isya 2 x. yaitu “tidak ada tuhan selain Allah”. Bagi yang menuhankan selain Allah berarti telah melanggar janji kepada Allah. 2. Tidak ingkar janji (kepada manusia). وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثٰقَ (tidak melanggar perjanjian, ingkar janji kepada manusia). Siapapun kita, harus berhati-hati dalam berjanji sesama manusia, termasuk dengan diri sendiri. Usahakan tidak berjanji yang sekiranya tidak dapat untuk dipenuhi. 3. Menghubungkan silaturahim. يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ اللَّهُ بِهِۦٓ أَنْ يُوصَلَ (menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan), yaitu jalinan hubungan silaturahim 4. Takut kpd Allah. وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ (mereka takut kepada Tuhannya), dengan demikian dalam menjalani hidup merasa diri diawasi Allah sehingga terjauh dari perbuatan maksiat dan tercela. 5. Takut kepada hasil hisab yang buruk. وَيَخَافُونَ سُوٓءَ الْحِسَابِ (takut kepada hisab yang buruk), karena itu setiap hari menabur dan menebar kebaikan, menghindar dan menjauhi perbuatan yang tidak berguna. Saban hari menghitung diri untuk memohon ampun kepada Allah bila berbuat dosa, lantaran takut nanti di yaumil hisab didapatkan hasil perhitungan berat timbangan ke amal yang tidak baik. Sebab itu terus merasa khawatir jangan2 kebaikan yang diperbuat, amal ibadah yang dilakukan tidak masuk dalam catatan amal kebaikan karena telah terkontaminasi riya’, ujub, takabur, atau tidak sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. 6. Mendirikan shalat وَأَقَامُوا الصَّلٰوةَ ( melaksanakan sholat) 7. Sabar, mencari ridha Allah صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ (sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya). Tidak gampang kecewa bila cita2 dan do’a2 belum dkabulkan Allah. Tidak berbangga diri atas kesuksesan yang dianungerahkan Allah, diikuti dengan syukur. 8. Selalu berinfaq baik terang2an maupun sembunyi2. وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً (menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan). Infaq dan sedekah merupakan ibadah turunan dari ibadah wajib yang wajib bagi orang yang berharta cukup nisab dan sampai haulnya. Infaq dan sedekah saja sanggup dilakukan apalagi zakat. 9. Menolak kejahatan dg kebaikan. وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ ( menolak kejahatan dengan kebaikan). Perilaku membalas kejahatan dengan kebaikan ini, suatu sikap yang sangat sulit dilakukan. Namun inilah merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan janji Allah untuk kita dikumpulkan dengan seluruh sanak keluarga dan famili dari nenek moyang sampai ke buyut antah. Janji Allah ini termuat dalam ayat 23 surat Ar-Ra’ad: جَنّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوٰجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ  ۖ وَالْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍ "(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;" Sedangkan 9 syarat dikutip diatas, silahkan tadaburi ayat2 sebelumnya dari surat Ar-Ra’ad yaitu ayat 20, 21 dan 22. Sebagai ikhtiar untuk dapat memenuhi 9 syarat itu tentu langkah2 yang harus diambil adalah: Pertama; Diri kita sendiri harus dapat menjadi contoh tauladan buat anak istri dalam melaksanakan syarat di atas. Kedua; latih anak2 keturunan kita untuk beribadah, untuk jujur tidak ingkar janji, dimulai dari kita sendiri kalau berjanji kepada anak2, sekecil apapun janji itu hendaklah dipenuhi. Latih anak2 berakhlaq mulia dan ajari anak2 untuk berinfaq dengan cara; sejak anak2 masih belum remaja diberikan uang untuk berinfaq (misalnya memasukkan uang ke kotak amal di masjid). Ketiga; bekali anak2 keturunan kita dengan ilmu pengetahuan dunia dan akhirat, berikan contoh meningkatkan iman dan taqwa. Selalu mengontrol aktivitas ibadah mereka walaupun sudah berkeluarga, sepanjang kita masih hidup. Keempat; Mengingat jodoh2 anak2 kita, akan menentukan dzuriat keturunan kita, adalah tepat jika sebagai orang tua, ikut berperan menimbang jodoh2 anak2 kita. Agar cucu, cicit kita tumbuh menjadi manusia2 beriman dan bertaqwa. Kelima; Senantiasa berdo’a agar ayah bunda, nenek-kakek kita yang telah berada di alam barzah diampuni Allah segala dosa mereka dan diterima segala amal ibadah mereka. Diharapkan berkat do’a kita Insya Allah bilapun mereka banyak membawa dosa, diampuni Allah, selanjutnya turut serta dikumpulkan bersama kita di dalam surga “Adn” bersama-sama. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 2 Shafar 1444 H. 30 Agustus 2022. (1.024. 08.22).

No comments:

Post a Comment