Monday 22 August 2022

SERBA-SERBI Restoran perjalanan ke AQSHA.

"Table manner" dikebanyakan restoran umumnya; piring berada di tempat mengambil makanan. Piring nasi dirak dibawah atau sederetan tempat nasi, piring buah di meja dekat buah, piring salad di meja dekat salad, mangkuk sup atau segala macam bubur di dekat makan berkenaan. Begitu juga piring aneka roti disediakan dekat makanan tsb. Selanjutnya dimeja makan tersusun dari kiri: 1. Serbet (napkin) 2. Garpu kecil (salad fork) 3. Garpu besar (dinner fork) Dari kanan: 1. Sendok besar (saup spoon) 2. Sendok kecil (teaspoon). 3. Pisau (dinner kinfe) Gelas minum biasanya disiapkan diposisi tangan kiri si tamu restoran. Ketika kami makan di restoran2 dalam perjalan "ke Aqsha", di tiga kota; Cairo, Jerusalem dan Jordan "table manner" restoran2 tidak berlaku umum. Ada restoran yang tidak menyediakan minuman, tanpa gelas. Untungnya telah diumumkan oleh guide setempat, agar kami membawa air minum masing2. Dalam hal seperti ini bagusnya bersamaan dengan kami turun dari bis, guide lokal di pintu bis membagikan satu persatu air minum kemasan botol 320ml atau 500ml. Salah satu yang menarik kami alami, ada salah satu restoran tidak tersedia sendok makan di meja makan, juga di dekat pengambilan nasi. Anggota rombongan kami tak kurang ikhtiar, ada yang ambil sendok di tempat lain, walau bentuk sendok itu tak biasa untuk sendok makan, misalnya yg tersedia di tempat sup. Mungkin semboyan mereka "ndak usah kagetan, santai aja gunakan apa adanya". Ada juga restoran yang tidak menyediakan gelas minum di meja, tapi menyediakan aneka Juice dengan cup plastik disekitar Juice tsb……….. Yaaah itu aja yang dipakai buat minum. Pokoknya ikuti saja aturan restoran ybs. Usahakan makan yang cukup, apapun rasanya biar tak sesuai selera, anggap enak semua, karena energi sangat di perlukan, acara tour demikian padat, sementara itu istirahat relatif sedikit. Snack,….. kebiasaan tour2 di tanah air, dibagikan dalam kotak2, dibagikan dalam perjalanan di atas bis. Dalam perjalanan kami dengan bis di Cairo, bis di Jerusalem maupun bis di Jordan tidak ada SNACK di bis. Beberapa anggota rombongan kami menyikapi hal tsb dengan menyiapkan snack sendiri2 memanfaatkan kue2 dan roti2 yang disiapkan ketika sarapan pagi. Caranya dari kamar hotel telah menyiapkan kantong plastik. Untungnya sarapan pagi selama tour kami ini mesti di hotel. Alhamdulillah-nya, hotel yang dipilih penyelenggara tour semuanya berbintang. Hotel berbintang penyediaan sarapan paginya begitu komplit termasuk sejumlah kue dan roti…….. Usai sarapan, sebagian anggota rombongan memasukkan sejumlah roti, kue2 ke dalam plastik atau tas tangan, bakal sangu di perjalanan di bis mengikuti acara2 tour. Dengan begitu bila sedikit lapar di perjalanan, sangu tersebut mulai dimanfaatkan. Peristiwa ini semula sebagian yang mempraktekkan ngantongi roti dan kue itu hati-hati, sedikit agak malu-malu biar sesama anggota rombongan pun, namun setelah semakin banyak yang ikutan, semakin banyak bersikap yang sama bahkan ada yang ngisi botol minuman dengan juice. Semula ada juga yang mungkin khawatir terindera oleh CCTV. Dengan semakin populer bersangu roti dan kue ini, selanjutnya sangu kue-roti tersebut berkelanjutan sampailah kami di ujung perjalanan. Sebetulnya diriku sudah menyiapkan dari rumah sebanyak 22 bungkus “Keripik Kencur” buatan tanganku sendiri, dengan perhitungan 2 bungkus digunakan sehari, termasuk dalam pesawat terbang. Karena jumlah bungkus persediaan, bila dibagikan ke semua orang dimana kami dalam 1 bis itu 30 orang belum termasuk guide dan pengemudi, akan tidak cukup. Sempat juga sih kuberikan ke tetangga duduk di bis beberapa orang. Cita rasa kue2 dan roti, standar sama dengan kue dan roti di negeri kita. Makanan memang ada lain cita rasanya, hal ini mungkin masalah perbumbuan yang berbeda dengan kampung halaman kita. Hal inipun sudah diinformasikan oleh tour leader ketika technical meeting seminggu sebelum kami berangkat. Makanya diantara anggota rombongan ada yang membawa sambal goreng, serondeng dan aneka pelezat rasa. Aku dan istri telah siap membawa beberapa kantong “abon ikan haruan (ikan gabus)”, Product by adikku dari tanah kelahiranku Ketapang Kalimantan Barat. Bukan main enaknya nasi, olahan daging, olahan ayam yang mereka sajikan yang semula “rasanya ndak nendang”, ditaburi dengan abon ikan gabus. Beberapa anggota rombongan yang pernah semeja makan dengan kami suami istri diantaranya pernah merasakan “abon ikan gabus” bawaan kami. Dari komentar mereka, dikatakan cukup menambah selera makan. Begitu serba serbi restoran yang dapat kusajikan, semoga kiranya buat pembaca yang akan menuju masjidil Aqsha, memenuhi himbauan Rasulullah,…. , informasi ini ada manfaatnya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 7 Muharram 1444 H. 5 Agustus 2022. (1.009. 08.22)

No comments:

Post a Comment