Thursday 25 August 2022

Berkah Orang Taqwa.

Suatu hari di tahun 227 H kurang lebih sama dengan tahun 841 Masehi, kejadian aneh meliputi jalan di kota Bagdad, karena mulai hari itu tidak biasanya Keledai buang kotoran (Berak) di jalan raya. Sebelum itu; telah puluhan tahun tidak pernah ada seekor Kuda atau Keledai yang buang hajad di jalan, mereka tertib baru melepas hajadnya di kandang di rumah tuannya atau di pangkalan mereka ngumpul. Puluhan tahun jalan-jalan raya di kota Bagdad bersih dari kotoran Kuda dan Keledai yang sehari-hari hilir mudik di jalan raya sebagai sarana transportasi kala itu. Seorang pemilik Keledai, melihat fenomena itu lantas mensinyalir “mungkin orang alim dikota ini telah meninggal dunia”. Segera mereka mencari tau kebenaran sinyalemen tersebut. Ternyata benar telah meninggal dunia seorang yang teramat taqwa di kota Bagdad bernama Bisyr bin Harits dikenal juga sebagai Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi. Lahir tahun 150 H wafat tahun 227 H. Bisyr al-Hafi, semula adalah seorang pemuda berandalan, namun sejak mendapat hidayah, dianya menjadi orang yang taqwa. Perubahan perilaku Bisyr, ketika suatu hari sepulang dari mabuk-mabukan, di tepi jalan dianya menemukan secarik kertas bertuliskan: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Dipungutnya secarik kertas tersebut, dengan sisa uang dikantongnya dia mampir ke toko minyak wangi, kemudian secarik kertas tersebut ditaburinya/disiraminya minyak wangi, selanjutnya disimpannya rapi dirumahnya. Hari- hari berikutnya perilakunya tetap dengan mabuk-mabukan. Sampai suatu hari seorang Alim di kota Bagdad bermimpi dia diperintahkan Allah mengatakan kepada seorang pemuda bernama Bisyr “Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun telah mengharumkan dirimu, Engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku pun telah memuliakan dirimu. Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku pun telah mensucikan dirimu. Demi kebesaran Ku niscaya kuharumkan namamu, baik di dunia maupun di akhirat nanti”. Orang alim tersebut mencari pemuda yang bernama Bisyr, didapati tengah pesta minum anggur, setelah ketemu dengan orang alim itu dan menerima kabar tentang Allah akan memuliakannya, akan mensucikannya dan mengharumkan namanya, sebagai balasan atas sikap pemuda berandalan ini mengharumkan nama Allah, maka mulai hari itu diapun berubah menjadi orang yang shaleh dan taqwa. Pemuda Bisyr tersentuh hatinya dan mulai saat itu ditinggalkannya masa lalunya yang kelam dan mulai dia memasuki masa menjadi orang yang saleh dan taqwa sejak saat itu sampai akhir hayatnya. Demikian kisah disarikan dari “Majalah Nabawi Edisi 106/Zulqaidah-Zilhijjah 1435H” Dari kisah ini dapat dipahamkan bahwa: 1. Ada korelasi antara adanya orang taqwa yang diam disuatu kota dengan kenyamanan dalam kota tersebut, lebih luas lagi jika penduduk suatu negeri bertaqwa, walau hanya diwakili seorang saja, sampai-sampai mahluk Allah yang bernama Keledai, Kuda saja menghormatinya sehingga enggan untuk buang kotoran di jalan. 2. Perlu kita introspeksi, jangan-jangan kota kita ini, di provinsi kita ini, negeri kita ini sudah tak ada lagi seorangpun orang yang benar-benar taqwa kepada Allah. (karena dlm kisah ini cukup satu orang saja orang yg benar2 taqwa), Keledai atau Kuda tdk buang kotoran di jalan. Sekarang Keledai dan Kuda bukan lagi jadi alat transportasi utama, mereka bukan lagi sumber merusak linkungan kebersihan dan kenyamanan. Tetapi kini air turun dari langit membuat banjir jalan-jalan. Air turun dari langit membuat tanah menjadi longsor, sungai meluap, jembatan roboh, gunung meletus, angin putting beliung sering terjadi dimana-mana. Apakah karena kini seorangpun diantara kita sdh tidak ada lagi benar2 taqwa???? Kisah tesebut tidak bedalil hadits dan Al-Qur'an, validitasnya kita sandarkan ke wallahu 'alam bishawab. Namun mungkin dalam konteks peran manusia menyelamatkan lingkungan, mari dibuat acuan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Rum 41, bahwa besar peran manusia mendatangkan kerusakan: ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ ..............." "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; ........." dan hadist: لا تقوم الساعة على أحد يقول: الله الله “Kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang yang menyebut nama Allah” (HR: Al-Tirmidzi). Allah menegaskan bahwa di dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 59, kiamat itu pasti terjadi إِنَّ السَّاعَةَ لَءَاتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ "Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." Dengan demikian, mendekati kiamat orang2 yang taqwa sudah tidak ada lagi, apakah situasi menghilangnya orang2 taqwa sudah mulai sekarang ini ???? Semoga, kisah diatas membuat kita masing2 berusaha memposisikan sebagai orang taqwa, sehingga keberkatan melimpah dimana-mana dan musibah terhindar dari segala penjuru. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 27 Muharram 1444 H. 25 Agustus 2022. (1.022. 08.22).

No comments:

Post a Comment