Sunday 28 August 2022

Kejahatan Selalu Ada di Dunia

Dunia ini diciptakan Allah serba berlawanan, berpasang-pasangan, termasuk juga kebaikan dan kejahatan, siang dan malam, kaya dan miskin. Begitu juga perlombaan manusia disamping ada insan yang berlomba dalam kebajikan ada pula yang berlomba-lomba dalam berbuat dosa dan keingkaran kepada Allah. Allah-pun terangkan hal itu di dalam Al-Qur’an tertulis di surat Al-Maidah 41: يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَا رِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ................." "Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya.............." Surat Al-Maidah ayat 62 (berlomba-lomba dalam berbuat dosa): وَتَرٰى كَثِيْرًا مِّنْهُمْ يُسَا رِعُوْنَ فِى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ وَاَ كْلِهِمُ السُّحْتَ ۗ لَبِئْسَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ "Dan kamu akan melihat banyak di antara mereka berlomba dalam berbuat dosa, permusuhan, dan memakan yang haram. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat." dan surat Al-Hadid 20 (berlomba-lomba dalam menumpuk kekayaan): اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ" Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan,......" Dari 3 petikan ayat di atas dapat dipahamkan bahwa soal orang ber-lomba2 dalam keingkaran kepada Allah, orang ber-lomba2 dalam berbuat dosa, orang-orang ber-lomba2 menumpuk kekayaan, bukan hal baru. Bukan di era sekarang ini saja, sudah sejak luuaama. Jadi jangan heran kalau sekarang walau sudah diupayakan dengan pemberantasan korupsi oleh suatu badan yang dapat melakukan tangkap tangan. Masih saja dalam waktu berselang tak lama dari tangkap tangan yang satu peristiwa ke peristiwa tangkap tangan berikutnya. Ini semua adalah dalam rangka manusia berlomba-lomba mengingkari ketentuan Allah, ini juga merupakan wujud orang-orang dalam berlomba berbuat dosa dan sekaligus suatu bentuk perlombaan untuk menimbun kekayaan dalam rangka berbangga-bangga. Sebagai manusia yang berkodrat berlomba untuk kebaikan dan sekaligus berkodrat untuk berlomba akan keburukan/kejahatan. Bukan mustahil seseorang sepanjang hidupnya senantiasa melakukan perbuatan baik, tetapi disuatu saat diujung hidupnya tergelincir dalam perlombaan perbuatan dosa. Itulah sebabnya sebagai ikhtiar untuk menghindarkan kejadian terpeleset tersebut, HARUSLAH SETIAP HARI HATI DISIRAMI oleh wahyu Illahi dengan membaca dan mentadaburi kitab-suci, guna mempertebal iman. Sebab Allah juga mengingatkan kita di surat An-Nur ayat 21: يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِ نَّهٗ يَأْمُرُ بِا لْـفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰـكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." Dari peringatan Allah d surat An-Nur 21 ini, menarik tayangan TV beberapa waktu terakhir ini bahwa ada beberapa orang yang selama ini ternilai jujur dan bahkan jadi teladan, belakangan tergelincir tertangkap tangan. Keadaan ini dapat saja menimpa setiap orang yang sekarang jujur, beriman, tekun berbuat baik dengan ikhlas. Suatu saat tersandung, perbuatan tercela. Kita hanya TERHINDAR DARI LANGKAH SYAITAN hanya karena karunia Allah dan rahmat-Nya. Barusan saja; marak berita di TV sejumlah orang2 yang suskses berkarier dalam bidangnya, tak banyak orang dapat mencapainya, walau dengan pendidikan dan kemampuan yang sama. Lantaran sesuatu perbuatan tercela cukup syarat untuk menghancurkan karier mereka yang dirintis sepanjang hidupnya. Kini kami yang sudah berusia senja banyak diantaranya sudah melebihi usia hidup rata2 manusia atas dasar statistik, sangat bersyukur kepada Allah antara lain karena: Pertama: Walaupun diasuh oleh beberapa penyakit kronis, tapi masih dapat berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, diantaranya melalui artikel seperti ini. Jadi dengan rekan2 sejawat, sahabat handai, walau “jauh disisi tapi berdekatan melalui jari”. Kedua: Sudah berhasil menjadi PENSIUNAN, suatu jabatan yang luar biasa yang diperoleh melalui ujian2 dalam bertugas, ujian ketekunan yang paling utama KEJUJURAN. Beberapa kawan seangkatan tidak dapat mencapai PENSIUN, karena harus diberhentikan dengan tidak hormat, atau disuruh mengundurkan diri, disebabkan oleh berbagai kesalahan antara lain tak lulus ujian kejujuran. Tegasnya kami yang pensiunan ini sudah lulus ujian2 tersebut sehingga mendapat ijazah “Pensiun”. Ketiga: Bagi kami yang diamanahi oleh Allah keturunan, sudah dapat mewariskan “iman” kepada anak2 dan membekali mereka dengan ilmu pengetahuan sehingga insya Allah telah memenuhi perintah Allah seperti tertuang dalam surat An-Nisa' ayat 9 وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." Semoga Allah senantiasa melindungi kita dengan karunia dan rahmat-Nya. Juga semoga anak2 keturunan kita terhindar dari kejahatan, dilindungi Allah dari berbuat kejahatan, karena kejahatan selalu ada di dunia ini. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 30 Muharram 1444 H. 28 Agustus 2022. (1.023. 08.22).

No comments:

Post a Comment