Monday 22 August 2022

KOMUNIKASI TOUR

Berkomunikasi, kini sudah menjadi kebutuhan primer setiap individu. Bersyukurnya akhir2 ini telah didukung oleh sarana yang semakin canggih. Dalam perjalanan tour apa saja, termasuk tour ibadah dilaksanakan dengan berombongan, komunikasi semakin dirasakan penting, dirasakan manfaatnya. Berkomunikasi dalam perjalanan tour berombongan, atau melaksanakan tour ibadah berjamaah, paling tidak medan berkomunikasi itu dapat dikelompokkan dalam 4 (empat): Pertama; berkomunikasi, tour leader dengan masing2 anggota rombongan atau jamaah. Kedua; berkomunikasi anggota rombongan dengan anggota rombongan. Ketiga; berkomunikasi masing2 anggota rombongan dengan sanak famili dan keluarga yang berada di kampung halaman. Keempat; berkomunikasi dengan travel penanggung jawab tour, di tanah air. ad. Pertama; Berkomunikasi, tour leader dengan masing2 anggota rombongan atau jamaah. Bahwa ada saja instruksi2 tour leader yang kurang jelas, perlu dipertegas untuk program sedang berjalan, atau untuk dilaksanakan hari berikutnya. Contoh kecil: Ketika sampai di hotel waktu maghrib sudah berlalu, karenanya harus shalat Maghrib dan Isya di kamar hotel. Jamaah buru2 masuk kamar, langsung meletakkan koper, tas dan barang bawaan se-kena’nya. Ketika akan shalat, mencari arah kiblat. Perlu diketahui, tidak semua anggota rombongan/jamaah menguasai teknologi alat2 komunikasi terkini dengan baik. Ada juga anggota rombongan/jamaah yang GATEK. Kemana lagi harus bertanya, kalau bukan kepada tour leader. Dengan canggihnya sarana komunikasi sekarang “begitu dibagikan kunci kamar sekaligus diberikan nama WIFI berikut sandinya, sehingga dari kamar dapat langsung berkomunikasi bukan saja dengan tour leader tetapi sesama anggota rombongan/jamaah, bahkan dapat berkomunikasi dengan anak2 di tanah air. Anggota rombongan yang Gatek tadi dapat bertanya kepada tour leader mengenai kiblat. Si Tour leader, karena sudah beberapa kali masuk di hotel tersebut, langsung menjawab: “arah kiblat coba di lihat stiker nempel di atas meja di sebelah kanan TV”. Rupanya stiker tersebut tertutup tas tangan si ibu, yang tadi buru2 meletakkan hand bag nya, kebelet ke kamar mandi. Sebetulnya bagi yang kuat paham teknologi, di HP tersedia aplikasi Kiblat. Meskipun pertanyaan itu kpd tour leader, karena sdh tersedia WAG, anggota rombongan lainpun dpt mengikuti lalulintas msg antar anggota dengan tour leader. Juga lalu lintas msg sesama anggota WAG rombongan ybs. ad. Kedua; Berkomunikasi anggota rombongan dengan anggota rombongan. Semula di hari pertama interaksi antar anggota rombongan belum cair, masih saling menjajagi, setelah beberapa hari akan timbul keakraban. Berkenaan sdh cairnya interaksi antar anggota, komunikasipun terbuka. Contoh ada yg sharing msg dianya diare, makapun diketahuilah berapa orang terkena diare dan menduga penyebabnya. Rupanya yg tadi ikutan makan hidangan jamur semua kena diare. Diketahui siapa yg bawa obat diare dan siapa yg memerlukan. Rombongan terdiri dari tigapuluh orang misalnya, wajar ketika hari-hari permulaan belum begitu akrab, masing2 masih perlu penyesuaian. Selanjutnya keakraban tertaut dengan sendirinya boleh dikata secara alami. Disinilah mulai terjalin komunikasi antar anggota, kalau di-awal2, segala di tanya ke tour leader, pertanyaan2, berkomunikasi sudah mulai ke sesama anggota, menggunakan kecanggihan teknologi tersebut. Kulihat akhir2 ini banyak kelompok Haji/Umrah dan tour2 ibadah, hubungan antar mereka berlanjut, semisal membuat pertemuan rutine semacam arisan, guna memupuk jalinan silaturahim. Sebetulnya biarpun tidak sampai diwujudkan dg arisan, setidaknya adalah baik bila WAG tersebut tetap ada, biarpun tak aktif tapi tak usah pake undur diri segala. Karena kalau undur diri kesannya dapat jatuh kepada “memutuskan silaturahim”. Ada pepatah “seribu kawan terasa kurang, satu sahabat hilang terasa banyak”. Jangan sampai terkesan bahwa hubungan pertemanan hanya didasarkan atas dasar “bussines”. Ketahuilah bahwa orang yang akan masuk kedalam surga ‘Adn bersama orang2 yg saleh, nenek moyang mereka, pasangan2 mereka anak cucu mereka (Ar Ra’d ayat 23); جَنّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوٰجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ  ۖ وَالْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍ "(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;" Syarat2 untuk masuk surga ‘Adn seperti dimaksud ayat 23 surat Ar-Ra’ad diatas ada 3 yaitu: 1. Memenuhi janji Allah ( lihat Ar-Ra’d ayat 20) 2. Memelihara silaturahim (lihat Ar-Ra’d ayat 21) 3. Sabar, shalat, infak, tolak kejahatan dengan kebaikan ( lihatAr-Ra’d ayat 22). ad. Ketiga; Berkomunikasi masing2 anggota rombongan dengan sanak famili dan keluarga yang berada di kampung halaman. Menggunakan sarana teknologi komunikasi canggih masa kini, setiap hari dpt disampaikan informasi keberadaan diri dimana, kabar penting ke keluarga di rumah. Kecanggihan ini kumanfaatkan, selain kirim kabar, juga mengirimkan semua foto2 harian diberi folder judul obyek kunjungan kegiatan setiap hari. Kupesankan kpd anakku agar memindahkan foto2 tsb ke laptop. Umpamanyapun foto di HP ku dihapus karena penuh, atau terhapus, foto2 kenangan berharga kami tlh tersimpan di laptop di rumah. ad. Keempat; Berkomunikasi dengan travel penanggung jawab tour di tanah air. Puluhan tahun lalu, ketika suatu perjalanan umrah, pas waktu itu ada kebijakan di Saudi "Tour guide yg menghandle seluruh keperluan kami harus tour guide setempat". Di wilayah Makkah beda tour guidenya dg di Madinah. Sehubungan dg itu dari Indonesia, rombongan kami dilepas tanpa diikuti dari pihak travel. Beberapa hal positip dari kebijakan ini, pengurusan masuk ke Saudi dari imigrasi Jeddah, dmkn praktis, sdh langsung dihandle oleh "orang dalam atau company mereka". Begitu pula dlm perjalanan dari Jeddah ke Mekkah ke Madinah, sampai pengurusan kami di bandara pulang ke tanah air. Yang jadi masalah pengurusan makanan. Pernah terjadi kami baru dpt makan pkl 11 malam. Menjelang masuk di bandara Jeddah saat pulang, juga makanan bermasalah, akhirnya harus beli sendiri. Ketika itu komunikasi blm secanggih sekarang. Kami tdk dpt lapor ke penanggung jawab travel di tanah air. Untungnya kebarangkatan umrah2 kami berikutnya tidak lagi mengalami hal serupa. Komunikasi kian membaik, walau belum secanggih sekarang. Berkat kecanggihan sarana komunikasi, ketika perjalanan ke Aqsha, kami sdh berada di Taba di hotel Tolip 21 Juni 2022, menjelang istirahat, kantor pusat travel Hudaya Safari mengirimkan Polis Asuransi Perjalanan kami langsung ke Hp kami. Dimana polis itu blm terbit waktu kami berangkat 18 Juni 2022. Wifi hotel berakses demikian cepat, namun hanya dpt digunakan di hotel, begitu keluar hotel tak dpt sinyal lagi. Hebatnya perjalanan tour di era digital yg kami alami barusan ini, sesaat naik ke bis di Cairo, bis di Israel dan bis di Jordan, semuanya tersedia Wifi, langsung diberitahukan nama dan sandinya, memungkinkan kami untuk berkomunikasi sesama group, berkumonikasi ke keluarga di tanah air, mengirim foto dari dalam bis. Juga wifi ini hanya bersinyal di dlm bis. Sebagian anggota rombongan kami memanfaatkan fasilitas membeli paket yang memungkinkan untuk berkomunikasi selama dalam perjalanan tour. Dengan menggunakan paket ini, terbuka kesempatan dimana saja untuk berkomunikasi. Kuteringat ketika aku masih muda dulu sebagai wartawan dan reporter RRI (di era tahun 1969 sampai 1973), begitu sulitnya kalau harus membuat laporan pandangan mata, harus numpang jaringan telepon kabel. Waaah sekarang dari dalam terowongan PETRA-Jordan, ribuan mil jauhnya dengan rumah di Jakarta, dapat membuat laporan pandangan mata hanya dengan peralatan yang lebih ringan dari ulekan cobek. Semoga dengan karunia2 Allah yang tidak habis2nya diberikan untuk kemudahan hidup manusia menambah tingkat kesyukuran dan menambah iman dan taqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 10 Muharram 1444 H. 8 Agustus 2022. (1.011. 08.22)

No comments:

Post a Comment