Wednesday 21 April 2021

Keberuntungan SHALAT.

 

Keberuntungan di dunia ini benar-benar dinikmati oleh orang yang jauh dari perbuatan yang keji dan mungkar. Orang yang berbuat keji kalau diketahui masyarakat akan dikucilkan. Orang yang melakukan kemungkaran, berupa korupsi, pencurian, penipuan, serta tindak kriminal lainnya, akan berurusan dengan hukum.


Tarok lah korupsinya ndak "ketangkap tangan KPK", atau ndak diketahui yg berwajib lantaran "rapinya". Tetap saja pelaku korupsi tdk merasa tenang. Ybs merasa dibayang-bayangi takut se-waktu2 kasusnya mencuat. 


Begitu hampir tersingkap korupsinya, umpamanyalah sempat lari keluar negeri, tapi hidup tetap tidak tenang. Jangankan keluar negeri dengan predikat lari DPO korupsi, sedangkan bepergian biasa saja, tidak mengenakkan alias tersiksa, bila dibandingkan dengan berada di rumah sendiri, berada di negeri sendiri. Ketika bepergian segala  serba terbatas. Itu sebabnya orang dalam perjalanan mendapatkan kemudahan Puasa Ramadhan boleh diganti di hari lain. Shalat boleh di jama’ dan di qashar.  Shalat tdk diganti di hari lain, seperti puasa. Shalat perintah harian, puasa Ramadhan perintah tahunan.


Bagi orang shalat, dari waktu ke waktu iman diperbaharui, sebab iman itu turun naik. Pas mulai akan turun, datang shalat menstabilkan iman, maka akan terhindarlah ahli shalat dari perbuatan keji dan mungkar

 ".....وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ....."

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar)". (QS Al-Ankabut 45).


Bila perbuatan keji atau kemungkaran misalnya ada kesempatan maksiat atau korupsi itu muncul menjelang shalat dzuhur, setibanya shalat dzuhur setelah shalat, niat itu terurungkan dengan pembaharuan iman ketika shalat. Begitu seterusnya stlh shalat ashar, maghrib, isya dan subuh timbul rekunstruksi iman terus menerus. (keculai shalatnya tidak benar, tetap saja tidak berbekas), tetap saja perbuatan keji dan mungkar berjalan terus.


Oleh karena itu syarat shalatnya adlh:


Shalat. (Q.S. Al-Mu'minun ayat 2 dan 9)

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خَاشِعُوْنَ 

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ

"serta orang yang memelihara shalatnya."


Shalat khusyu' dan terpelihara yaitu konsisten. Nggak tempo2 shalat, tempo2 tidak, tidak pula shalat sesempatnya. Insya Allah tidak ada peluang buat terlaksananya kekejian dan kemungkaran, sebab antara shalat ke shalat berikutnya terus menerus iman diperbaharui.


Dari sekelumit sajian di atas tersimpul bahwa betapa beruntungnya orang yg konsisten melaksanakan shalat. Sebab terhindar dari perbuatan keji dan mungkar maka dirinya hidup aman tentram di dunia tanpa takut berurusan dg penegak hukum. Tanpa khawatir sangsi sosial masyarakat. Di akhirat didapati janji Allah:


اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا  ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Al-Ahqaf ayat 14).


Semoga puasa Ramadhan kita menambah khusyu' dan istiqamah kita dlm menjalankan shalat agar menjadi orang yg beruntung.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 8 Ramadhan 1442 H.

20 April 2021.

(768.04.21).

No comments:

Post a Comment