Thursday 22 April 2021

Kaitan DO'A dan SYUKUR.

Lahan bersyukur itu bgt luas, tergantung setiap individu melihat dan memanfaatkannya. Umumnya bersyukur terkait memperoleh rizki dan kenikmatan serta keberuntungan. Juga orangpun bersyukur bila luput dari marabahaya. 


Sebetulnya lahan bersyukur lainnya masih banyak terbentang luas, ketika sedang travelling, sedang duduk di taman halaman rumah, sedang rekreasi, pokoknya dlm situasi dan kondisi apapun cukup alasan untuk bersyukur. 


Situasi kondisi dan kenikmatan itu bila dikonversi ke rezeki, semuanya jadi rezeki. 


Contoh: bila kita berkunjung ke rumah sakit, berobat atau menjenguk orang sakit, dapat kita saksikan aneka sakit yg diderita orang, dari mulai yg duduk di kursi roda, bergerak bila ada pen dorong. Seorang pakai penopang tubuh melangkah tertatih-tatih, ada yg berbaring di tempat tidur , ada yg begelantungan selang pemacu kehidupan dan banyak lagi. 


Orang yg peka "urat syukurnya" akan bersyukur bahwa dirinya kalaupun sakit,  ndak berat- berat amat, seperti yg diliatnya di rumah sakit. Fahamlah dia bahwa betapa besar rezeki yg tlh diterimanya, berupa sehat atau berupa sakit ringan.


Nah semua kondisi karunia yg diterima diri lebih, dari orang lain, diri masih dpt menikmati indahnya alam (melalui mata), masih mendengar merdu suara (masuk ditelinga) , semerbak wangi kembang (oleh sebab hidung masih normal),  segarnya udara (dari enaknya bernafas), lancarnya pencernaan (masih mudah BAB), keluarga yg rukun dan banyak lagi kenikmatan, bila dikonversi jadi rezeki (pernah kutulis kencing lancar saja adalah rezeki).


Suatu tanda bahwa seorang beriman "hatinya belum mati" adalah kemampuan bersyukur atas seluruh karunia atas dirinya dan keluarganya sekecil apapun juga.


Merifer ke pertanyaan sekelompok orang di pasar Bashrah, Irak,  lebih 13 abad silam kepada seorang 'alim "Ibrahim bin Adham" ttg kenapa do'a tdk makbul. Dijawab: "bahwa karena hatinya tlh mati".  Mematikan hati ada 10 perkara, satu diantaranya: "MENERIMA REZEKI TAPI TDK BERSYUKUR". 


Merujuk kpd yg dikemukakan Ibrahim bin Adham itu berarti kuat kaitan  antara bersyukur dan berdo'a. Kurang/tidak bersyukur atas rizki dan kenikmatan, hati akan mati, hati mati do'a tidak makbul.

Sejalan dengan firman Allah:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

(QS. Ibrahim ayat 7)


Lebih ngeri lagi akibat tdk bersyukur, diancam Allah:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُـوْعِ وَالْخَـوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat."

(QS. An-Nahl ayat 112)


Semoga kiranya diri ini dan seluruh pembaca yg beriman nan arif budiman "PADAI BERSYUKUR  atas RIZKI dan NIKMAT YANG DIPEROLEH sekecil apapun"  agar do'a diterima Allah dan dikaruniaiNya nikmat berlipat ganda di dunia dan di Akhirat, serta terhindar dari ditimpa bencana yg diancamkan Allah ternukil di atas.   Aamiin. 


Jika tulisan ini berpotensi bermanfaat; silahkan teruskan kpd sanak family handai taulan. Mudah-mudahan jadi secuil kecil kebaikan minimal dpt kita perbuat, semoga jadi pelengkap shaum kita hari ke 10 Ramadhan 1442 H. ini.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Ramadhan 1442 H.

22 April 2021.

(769.04.21).

No comments:

Post a Comment