Wednesday 4 March 2020

Perencanaan GENERASI Penerus

Kehidupan ini tak dpt dilepaskan dari perencanaan. Akan pergi ke pasar, akan berangkat ke kantor, ke masjid, harus pergi kemana saja harus beraktivitas apa saja, harus disusun rencana. Setidaknya untuk mendukung rencana itu ditetapkan a.l.:
* kendaraannya apa,
* perlengkapannya apa yg diperlukan  dan menentukan pilihan jalan yg akan dilalui.

Akan menikah juga berencana, jarang yg ujuk-ujuk lalu nikah. Bgt juga setelah menikah akan punya generasi penerus itupun direncanakan, walau kadang yg terjadi diluar rencana karena kita berencana Allah jua yg menentukan.
Ada seuntai ungkapan:
اَلنَّاسُ بِالتَّفْكِيْرِ وَ اللهُ بِالتَّدْبِيْرِ
“Manusia hanyalah berpikir (merencanakan), tetapi Allah jualah yang menentukan”

Anak sbg generasi penerus kembali si Ortu sedini mungkin menyusun rencana, diproyeksikan jadi apa tu anak nantinya kelak. Stlh ikhtiar maksimal berdo'a kpd Allah, ingat ungkapan di atas.

Ikhtiar memproyeksikan anak untuk menjadi orang baik2, hrslah diupayakan maksimal. Jangan sampai nanti menyalahkan Allah, jika anak stlh tumbuh dewasa tdk menyenangkan. Allah tlh mengingatkan  bahwa jika anak salah mengasuhnya dpt berpotensi menjadi musuh,
, ْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ ۚ
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; ..........
(QS. 64, At-Taghabun ayat 14).

Juga anak berpotensi melalaikan Ortu dari mengingat Allah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا  لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ  وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ  فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
(QS. 63. Al-Munafiqun ayat 9).

Ortu sibuk siang malam mencari nafkah guna mencukupi kebutahan hidup si anak dlm artian materiel, tetapi tdk diimbangi dg memenuhi kebutuhan anak2 disisi mental dan spiritual. Akhirnya Ortu lalai terhdp Allah (عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ). Anak2 pun tipis pemahamannya  ttg Allah. seperti diingatkan Al Munafiqun 9 di atas.

Anak juga berpotensi sbg COBAAN
وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ 
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan......"
(QS. 8 Al-Anfal ayat 28)

Untuk kehidupan di dunia ini agar generasi penerus tidak hidup dlm kesulitan, direncanakan pendidikan yg baik, kondisi phisik dan mental yg prima, karena mereka akan hidup di era yg lbh kompetitif dari pada kita. Oleh karena itu Allah mengingatkan:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ  ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. 4 An-Nisa' ayat 9)

Uraian diatas antara lain perencanaan untuk hari esok di dunia. Tapi yg namanya hari esok dlm pengertian IMAN bukan hanya hari esok dlm arti hari sesudah hari ini saja. Tetapi hari ssdh hidup di dunia ini yaitu di hari akhirat. Sehingga perencanaan yg diajarkan Allah untuk kita, adlh untuk dunia dan akhirat.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. 59 Al-Hasyr ayat 18)

Oleh karena itu maka  perencanaan untuk generasi penerus tdk hanya untuk kehidupan di dunia, tetapi juga akhirat. Walau disadari apapun,........,..... bgmnpun baik perencanaan kita realisasinya blm tentu sesuai rencana. Kembalikan lagi ungkapan:
اَلنَّاسُ بِالتَّفْكِيْرِ وَ اللهُ بِالتَّدْبِيْرِ
“Manusia hanyalah berpikir (merencanakan), tetapi Allah jualah yang menentukan”.

Yang penting, bagi kita setelah berikhtiar maksimal, senantiasa mengiringi dg do'a:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
(Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). (Al Furqan 74). Aamiin.

Jika anak cucu yg telah kita rencanakan bakal jadi orang2 baik melalui upaya maksimal dan juga tlh pula diiringi dg do'a; ..... pada kenyataan tidak sesuai harapan, tak usah terlalu kecewa, sebab Nabi Ibrahim sajapun mengalami............ walau beliau pernah bedo'a sbb:
رَبَّنَا وَا جْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَـكَ وَ مِنْ ذُرِّيَّتِنَاۤ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ.
(Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak-cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu). (Al-Baqarah 128).
Namun kenyataannya anak cucu beliau tdk semuanya اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ
.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment