Tuesday 24 March 2020

DO'A dan KORONA

Do'a mrpk senjata orang beriman. Berikhtiar saja tanpa berdo'a,  ustazd bilang namanya takabur.
Pernah kutulis judul "do'a mustajab dapat menahan Matahari".
Semoga do'a para alim ulama, ustadz/ustadzah, do'a kita semua agar virus ini ditarik Allah dari bumi ini, di ijabah Allah. Aamiin.

Semua pemeluk agama paham
berdo'a saja tanpa ikhtiar, tidak realistis, contoh dlm menghadapi virus korona ini. Sbg manusia yg dibekali Allah akal. Berkembang ilmu pengetahuan tentang bgmn ikhtiar yg harus dilakukan oleh Negara, oleh rakyat dlm mencegah tertular atau menularkan virus korona ini. Antara lain dg ikhtiar Physical distancing, Social distancing. Tidak keluar rumah, jaga jarak bila bertemu sesama. Inilah mungkin maksud Allah mengingatkan kita:

وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ
(dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri) Al-Baqarah 195.

Berbicara antara do'a dan ikhtiar dalam keadaan se-hari2; contoh ketika kita makan, nasi sdh dipiring saja bila tdk dg ikhtiar disuap, tak mungkin dg di do'akan masuk ke mulut.

Soal sesuap nasi itu apakah benar jadi rezeki kita, itu sdh bukan kuasa kita. Bisa jadi nasi yg disuap sesuap itu tak dpt ditelan, terpaksa dikeluarkan misalnya karena tercampur sesuatu stlh dikunyah terasa aneh.

Bgt pula virus korona ini dengan do'a saja tak cukup untuk kita dpt terhindar. Sementara itu juga ikhtiar saja tanpa berdo'a, jangan yakin dulu, mungkin saja ikhtiar kita tak berhasil. Pada akhirnya kuasa Allah yg menentukan. Disinilah peran do'a.

Dapat sbg tamsil saya kemukakan: Setelah sesuap nasi dan lauknya masuk ke mulut, jangan merasa hebat dulu. Jangan menganggap semua proses sesuap nasi menjadi darah, menjadi daging, menjadi tenaga; ketahuilah hal itu adalah BUKAN hasil usaha kita sendiri.

Ketahuilah bahwa setelah ditelan tu makanan, proses cerna dlm lambung dan usus, memilahnya jadi darah, tenaga, urine dan faeces semua itu bukan hasil usaha kita, melainkan kuasa Allah.

Buktinya; anak dan Ibu serta si Bapak, makan di meja yg sama, menu makananpun sama. Si Bapak makan makanan itu membuat gula darahnya naik, si Ibu makan makanan itu menaikkan cholesterol. Sedangkan bagi si anak karena organ cernanya masih baik, pankreas berfungsi baik, ginjal dan semua "organ proses" dlm tubuhnya masih bekerja sempurna, makan makanan itu menjadikan dia tumbuh sehat.

Naaah dari renungan sederhana ini sadarlah kita bahwa kuasa kita sangat amat terbatas. Soal makan saja hanya sampai di pangkal kerongkong kuasa kita.
Itulah sebabnya bgt penting berdo'a sblm makan, (Allahumma bariklana fima razaqtana waqina adzaban naar) agar makanan tsb terproses dg baik oleh alat cerna yg hanya kuasa Allah saja yg dpt memfungsikannya dg baik.

Bgt pula agaknya ketika virus korona ini sedang mewabah begini, marilah selain ikhtiar juga hrs diiringi dg do'a. Patut juga diusulkan kpd para pihak yg mengumumkan langkah2 ikhtiar, alangkah bagus bila ditutup dengan seuntai kata2 do'a yg tulus kpd Allah. Sbg bukti bahwa  kpd Allah kita menyerahkan diri.

Bagi penganut faham realistis berargumen bahwa: sepanjang makanan itu sehat, dikonsumsi teratur dan terukur maka akan menyehatkan tubuh.

Statemen itupun agaknya dpt terbantahkan; bila anda menyaksikan tunawiswa, kadang makan makanan yg jauh dari sehat bahkan cenderung kotor misalnya sisa makanan yg sudah kadaluarsa mungkin saja basi.

Pekerja buruh kasar karena situasi dan kondisi tempo-tempo makan nasi dg tangan tak dicuci. Buktinya kedua klompok yg kita ambil contoh ini bugar segar saja, manapaki hidup sampai waktu yg ditentukan Allah. Justru yg sering sakit orang "gedongan", padahal sblm makan, tangan dicuci, peralatan makan steril. Tapi msh saja terserang berbagai penyakit.

Di renungan soal makan ini saja kita sdh dpt merasakan sekaligus menyaksikan betapa hebatnya kekuasaan Allah mengatur pencernaan manusia.Beda dg alat cerna hewan walau hewan itu omnivora (makan apa saja seperti manusia) tapi jarang liat hewan diare.

Seolah-olah tak sama
alat cerna orang "gedongan" dg orang "glandangan",  itu buktinya bahwa alat CERNA adalah diluar kekuasaan manusia. Demikian juga virus korona ini, betul2 kuasa Allah yg mendatangkannya, selanjutnya dg kekuasaan Allah pula nanti dia hilang. Kita manusia sebatas berikhtiar dan jangan lupakan ber-do'a.

Kalau bukan pertolongan Allah, makanan yg kita masukkan ke lambung kita bukan mustahil mengandung racun, bakteri, jamur dll yg dpt membuat diare, keracunan dan berbagai penyakit. Virus inipun hanya mungkin berhenti dg kuasa Allah.

Pantas Allah nyatakan kalaulah bukan karena pertolongan-Nya, kita  tak kan selamat di dunia ini.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ  تَوَّابٌ حَكِيْمٌ
"Dan sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan menemui kesulitan). Dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nur ayat 10).

Bukan saja makanan, minuman yg kita teguk tak selamanya bebas dari segala sesuatu yg dpt saja membuat kita menderita sakit. Kini virus korona sekarang ini dari berita2 TV maupun medsos kabarnya dpt menular melalui antar manusia dan dpt juga bermedia benda.

Smg Allah menuntun kita agar selalu mengingat-Nya di segala kesempatan termasuk ketika bahagia, juga ketika sdg mewabahnya virus korona ini.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi..

No comments:

Post a Comment