Wednesday 18 March 2020

IBU MEDIATOR

Seorang ibu lanjut usia, ketika masih usia produktif, suami dan dianya sendiri tdk bekerja di sektor formal, makanya tdk ada pensiunan buat dirinya maupun dari mendiang suaminya. Alhamdulillah Ibu ini bernasib baik, 6 putra/putrinya lumayan bhakti, sehingga kehidupan masa tua bersumber dari pemberian anak2 yg berkecukupan.

Sifat umum seorang Ibu, sepanjang masih bugar,  tetap tdk suka ikut tinggal dirumah anak2, milih rumah sendiri. Biarpun hanya tinggal sebatang kara.

Ibu ini sebagian anaknya "berada" sebagian lagi "kurang mampu". Bgtlah suratan nasib, walau saudara sekandung peruntungan beda2.

Banyak kita dptkan informasi dari Allah dlm Al-Qur'an tentang perihal rezeki masing2 orang berbeda seperti ayat berikut:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ  وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki).

Alhamdulillah anak2 yg "mampu",.... saban bulan supply dana kpd si Ibu.

Ada pepatah "Kasih IBU sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah".
Ibu figur utama yg menggantikan Orang Tua di pepatah tsb. Jadi dpt diterjemahkan kasih ORTU tak luntur sepanjang hayat dikandung badan. Sedang kasih anak terbatas sepanjang galah. Galah dipegang pangkalnya terlihat ujungnya, kadang tak nyampe jika menjolok yg tinggi. Adapun jalan, semakin dijalani semakin panjang, bila jalannya buntu, terbentang jalan lain untuk dilalui.

Pemberian dari anak2nya yg  "berkecukupan" diam2 dialihkannya ke anak2nya yg "kurang mampu". Anak2 yg "mampu", terheran-heran iuran mereka kadang bgt cepat habis. Namun si IBU tetap merahasiakan pengalihan bantuan kpd anaknya yg "kurang mampu" itu ke sumber dana. Baru diketahui stlh beliau berpulang kerahmatullah,  informasi diketahui  dari anak2nya yg kurang mampu.

Ketika acara kumpul2 anak dan cucu memperingati hari wafatnya BUNDA MEDIATOR ini. Anak tertua yg kebetulan salah satu yg kurang mampu yg saban bulan mendapat subsidi ditunjuk adik2nya untuk memimpin berdo'a
.
Redaksi do'anya selain:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Artinya, "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."

Juga disisipkan permohonan kpd Allah agar; subsidi yg diberikan Almarhummah saban bulan bagi dirinya untuk cucu2nya diganjar Allah dg pahala berlipat ganda.

Anak2 yg saban bulan memberikan dana buat IBU ini, baru paham apa sebabnya dana yg mereka berikan tiap bulan tdk membuat ibu ini banyak simpanan. Tidak membuat Ibu ini bermewah dlm belanja. Barulah mereka paham bila di tenggarai uang almarhumah tiap bulan hampir habis. Baru para anak yg jadi donatur paham, kenapa almarhumah Ibu bila ada keperluan insidentil senantiasa perlu dipasok dana lagi.

Dmkn profil perjalanan hidup seorang Ibu, kasih sayangnya kepada anak2nya sepanjang usianya.

Smg kisah ini menggugah hati kita2 yg masih punya Ibu agar menta'ati wasiat Allah berbakti kpd ORTU terlebih Ibunda. Karena Allah tak sembarangan ber WASIAT. Tapi dikhususkan untuk Ibu Allah ber WASIAT dlm Surat Al-Ahqaf ayat 15:

وَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا

"Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan".

Yg masih punya Ortu jangan sia2kan kesempatan meraih surga melalui ayah dan ibu yaitu berbakti kpd mereka. Yg  Ortunya sdh tiada, jangan lupa berdo'a setiap usai shalat. Mintakan ampunan buat mereka, mintakan rahmat Allah kpd mereka, sekurangnya dg redaksi di atas.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment