Tuesday 10 March 2020

Isi WAKTU agar tidak MERUGI

Berapapun usia anda kini tak kan mungkin balik lagi ke usia anda sblmnya. Contoh bagi anda yg kini sdh berusia 50an, tak mungkin lagi kembali ke masa sedang menyiapkan sarana hidup di usia 20an.   Masa2 muda itu tlh jauh ditinggalkan tdk mungkin didatangkan lagi, kecuali dlm mimpi.

Waktu tak akan pernah mengulang.  Sehingga Allah sampai bersumpah

وَا لْعَصْرِ ۙ 
"Demi masa."
اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ ۙ 
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS 103. Al-'Asr ayat 1-3).

 “Demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi":
• Kecuali manusia yang BERIMAN.
• Kecuali manusia yang melakukan AMAL KEBAIKAN
• Kecuali manusia yang saling mengingatkan akan KEBENARAN
• Kecuali manusia yang saling mengingatkan mengenai KESABARAN”

Dari empat point untuk menghindari kerugian tersebut adalah: “saling mengingatkan, nasihat menasihati akan KEBENARAN dan KESABARAN”.

Wujud saling mengingatkan tersebut, kini terbentang luas dengan adanya media sosial, di dunia maya. Kita dapat melaksanakan saling nasihat menasihati dalam KEBENARAN dan KESABARAN yang sekaligus merupakan AMAL KEBAIKAN dalam rangka IMAN kepada Allah itu.

Artikel tentang apa saja dalam rangka itu, baik dalam rangka MUAMALAH, juga termasuk diantaranya nasihat KEBENARAN dan KESABARAN dalam IBADAH keagamaan masing-masing ummat, tergantung di komunitas apa anda berada. Asalkan tulisan tidak menyinggung seseorang, menyinggung kelompok atau golongan, insya Allah akan diapresiasi, oleh pihak manapun juga, sekaligus merupakan ibadah.

Yang namanya manusia, bak kata pepatah “rambut di kepala sama hitam, isi kepala lain-lain”, maka kadang artikel yang anda tulis masih saja ada kemungkinan pembaca yang menyindir tulisan anda, bahkan tak suka.

Blm lama ini artikelku dibawah judul "Tajamnya Jari". Ee ada juga pembaca yg komentar "miring". Tapi sudah,.............☺☺☺ tak kubalas komentarnya dg dasar pemikiran seperti kutulis berikut.

Ada juga yang ikut membaca, tidak komenter, tapi dihati mungkin memberikan penilaian kepada anda  menganggap anda tak sepantasnya/belum pantas menulis artikel itu karena ybs tau “kartu anda”, tau asal usul anda, tau masa lalu anda. Juga ada teman satu group misalnya; yang mengklasfikasi anda tdk kompeten, ilmu baru segitu kok beraninya menulis  mengingatkan akan kebenaran. "Emangnya dia sdh benar apa???".

Ada pula pembaca yg dg tegas menyatakan untuk dirinya tdk usah dikirimi artikel sejenis nasihat  menasihati dlm kebenaran dan kesabaran seperti ini. Yaaah...... kalau ybs tdk bersedia dikirimi tak kukirimi lagi, nomornya saya catat manual di buku, siapa tau esok lusa perlu silaturahim dgnya. Sdgkan  di HP kuhapus agar tak lupa, terlanjur salah kirim.

Semua itu adalah tantangan untuk melaksanakan butir butir yang di ingatkan Allah dalam surat Al-Ashr surat 103 dalam Al-Qur’an seperti disitir di atas.

Doktor Salman Bin Fadh dalam bukunya berjudul “Isyruna Thariqatan Lir-Riya” yang diterjemahkan Mutsanna Abdul Qahhar, menyebutkan bahwa RIYA itu ada 20 pintu.

Pada pintu ke empat, disebutkan bahwa  TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA  termasuk pintu Riya.  Mengacu kepada pendapat ini maka bila lantaran takut menulis artikel lagi tentang nasihat menasihati untuk KEBENARAN dan KESABARAN, kita hentikan karena khawatir tanggapan penilaian yang kurang positip, komentar miring dari pembaca, maka kitapun sudah masuk ke pintu ke empat dari RIYA. 

Dalam tulisan itu Doktor Salman mensitir pernyataan dari Al-Fudhail bin ‘Iyadh: “TIDAK BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH RIYA, BERAMAL KARENA MANUSIA ADALAH SYIRIK, SEDANGKAN IKHLAS ITU ADALAH  ALLAH  MEYELAMATKANMU DARI KEDUANYA”.

Lebih jauh dicontohkan, seorang berkemampuan memberikan tauziah, berkemampuan berkhutbah, berkemampuan untuk menulis artikel-artikel tentang saling mengingatkan akan KEBENARAN dan KESABARAN, tetapi timbul kekhawatiran kalau-kalau penulisan artikel tersebut menyebabkan jadi pembicaraan, menjadikan komentar dan sanjungan dari para pembaca. Lantaran ketakutan itu jalan keselamatan yang dipilih berhentilah yang bersangkutan meneruskan penulisan artikel-artikel tentang KEBENARAN dan KESABARAN tersebut disebabkan takut akan RIYA. Justru inilah salah satu perangkap Iblis untuk mendorong yang bersangkutan masuk ke pintu RIYA.

Solusi yang baik adalah dengan tetap membiasakan mengerjakan amalan tersebut, bertauziah atau berkhutbah, menulis artikel-artikel mengingatkan kebaikan kebenaran dan kesabaran disertai dengan niat yang tulus karena Allah semata, tidak mengharapkan komentar orang lain, baik berupa pujian/sanjungan  begitu pula santai saja jika dicela.

Nah kalau begitu, kita lanjutkan menulis artikel-artikel kebaikan ini, asalkan sekali lagi baik diulangi, artikel harus memenuhi syarat; tidak menyinggung diri seseorang, tidak menyinggung kelompok tertentu, pokoknya tidak mengundang masalah, baik buat diri maupun orang lain. Tidak mengharapkan komentar berupa salutasi, pujian dan sanjungan.

Semoga usia ini bermanfaat, berapapun usia kita, waktu tidak pernah dapat ditarik mundur, umur tidak akan bertambah, setiap saat berkurang. Mari gunakan sisa usia untuk kebaikan setidaknya menyerukan kebaikan. Aamiin.

Wallahu 'alam bishawab.
Barakallahu fikum,
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment