Friday 20 March 2020

FOKUS Ketika IBADAH

Di era persaingan kehidupan dunia dewasa ini menjadikan manusia harus serba sibuk. Tak jarang orang mampir ke masjid, berharap agar pelaksanaan ibadah yg diikuti cepat selesai, sebab sudah di tunggu oleh suatu aktivitas yg hrs dilaksanakan.

Tak heran bila khusyuk mereka kpd Allah baik ketika shalat, maupun ketika mendengar ceramah agama dlm pengajian, mulai berkurang bagi sebagian orang.

Dalam shalat, hati sebagian besar tidak menghadap Allah. Fikiran terbang melayang pada program ssdh shalat nanti.

Bila ikuti pengajian, tak jarang apa yg disajikan si ustadz hanya terdengar se-bagian2 karena mata sibuk ke HP.  Jari jemari terus menari merespond message dlm HP.

Hal dmkn telahpun disinyalir  Rasulullah s.a.w. dlm sabda beliau: INNA AWWALA MAA YUR FAU' MINANNASIL KHUSYUK (Susungguhnya yg mula diangkat Allah dari hati manusia ialah rasa khusyuk itu). Dmkn seperti yg didengar Syaddad bin Aus. saya kutip dari tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka, juzu 27 halaman 289*).

Ath Thabrani meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَوَّل مَا يُرْفَعُ مِن هَذِهِ الأُمَّةِ الْخُشُوعُ حَتَّى َلَا تَرَى فِيهَا رَجُلًا خَاشِعًا

"Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’, sehingga engkau tidak akan melihat seorang pun yang khusyuk".

Khusyuk dlm terminology Islam dpt diartikan konsentrasi/fokus ibadah kpd Allah semata, bukan karena yg lain selain Allah.

Perintah khusyuk ini, tidak serta merta bersamaan bgt Islam datang. Sblm keharusan khusyuk dlm shalat, makmum jamaah shalat zaman permulaan Islam, kadang masih berbincang, misalnya nyusun rencana ssdh shalat.

*)Menurut khabar dari Abdullah bin Mas'ud perintah khusyuk baru di tegaskan Allah stlh 4 thn mereka menerima Islam, ternukil dlm surat Al-Hadid ayat 16:

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ

Artinya: Belumkah datang masanya bagi orang-orang yg beriman, bahwa akan khusyuk hati mengingat Allah dan apa yg DIA turunkan dng kebenaran.

Jeda 4 tahun dari lahir Islam ke perintah khusyuk, mhn maaf bila saya jadikan tamsil, guna memaklumi anak2 tdk khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid.

Pendidikan shalat mulai usia 7 th, wajarlah kalau anak2 usia 6, 7 th, kadang masih suka bercanda. Karena 3, 4 tahunan lagi diusia 10 tahunan barulah shalat hrs dg agak keras didisiplinkan buat mereka.

Tapi harapan kita, terutama imam dan pengurus masjid, hendaklah terus menerus mengingatkan kpd anak2 kita agar jangan bercanda ketika shalat.

Jujur kita akui, jamaah dewasa saja masih harus terus-menerus diingatkan. Buktinya imam shalat, tak bosan2nya berseru "Rapat kan dan luruskan shaf. Tlg yg didepan penuhkan dulu, baru shaf berikutnya. Isi shaf yg masih kosong".

Tidak otomatis.....shaf rapat dan lurus, shaf masih aja mengular, masih aja ada yg renggang, belum lagi yg berperilaku membuka kaki terlalu lebar. Mestinya shaf muat untuk 3 orang, cuma dpt 2 orang.

Akibat tdk khusyuk dlm shalat di beritahukan buat kita semua, dilanjutan ayat 16 al-Hadid tadi:
  وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ  وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."

Menurut ayat di atas, tidak khusyuk dlm shalat, HATI bakal menjadi KERAS selanjutnya menjadi orang FASIK.  Naudzubillahi min dzaliik.

Saudaraku pembaca,..... bila kita tlh berusaha khusyuk ketika shalat, ternyata masih blm berhasil sepenuhnya. Jangan terlalu berkecil hati, yg penting usahakan maksimal, sebab KONON di zaman Rasulullah, dari berbagai artikel dipublish, bahwa pernah para sahabat "lomba khusyuk" shalat dg hadiah Jubah Rasulullah. Lebih jauh di artikel2 tsb mengisahkan,  Ali bin Abi Thalib yg semula yakin bakal khusyuk, ternyata di detik2 terakhir sblm salam teringatlah beliau akan jubah yg mana bakal Rasulullah hadiahkan. Dg dmkn di riwayat itu dikisahkan bahwa  Ali bin Abi Thalib tidak khusyuk 100% dalam shalat berupaya khusyuk itu.

Nah saudaraku......... apalagi kita yg sudah jauh 14 abad lbh dari zaman Rasulullah, dapat dipahami jika dlm shalat ndak dpt sepenuhnya khusyuk.

Merujuk pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah 45-46.

وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ 
"Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Al-Baqarah 45)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَ نَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
"(yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (Al-Baqarah 46).

Butir2 pesan dari ayat 45 dan 46 surat Al-Baqarah tsb:

Bahwa shalat hrs khusyuk,  Allah tau khusyuk itu berat.
Oleh karena khusyuk itu berat, Allah memberi petunjuk untuk khusyuk diayat 46:
*. Yakin ketika shalat diri ini sdg berhadapan dg Allah.
*. Yakin bahwa diri ini akan kembali kpd Allah (mati).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahya. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud).

Kita serahkan saja kpd Allah, karena Allah lah yg berhak memberi nilai pahala shalat kita. Yang dpt kita lakukan hanya berusaha shalat se khusyuk mungkin. Melakukan shalat sesuai dg syarat dan rukun mengacu kpd yg dicontohkan Rasulullah. Pengetahuan cara2 shalat sesuai contoh Rasulullah, kita terima dari guru2 ustadz2 yg membimbing kita shalat. Ditambah lagi dg mengikuti pengajian2. Dari hari ke hari berusaha terus menambah ilmu (ttg shalat khususnya) dari berbagai sumber yg memberikan dalil Al-Qur'an dan Hadist.

Smg kita masa kini dng banyak mendengar dakwah dan mengaji serta mengkaji Al-Qur'an semakin tinggi ilmu shalat kita dan semakin meningkat ke-khusyuk-an kita.

Aamiin. Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment