Friday 3 May 2019

Penguasa

Tafsir Al-Azhar ketika menafsirkan ayat ke 4 Al-fatihah

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ  

Bila ma ( مٰ ) dibaca pendek terjemahannya "empunya". Sedangkan bila maa (مٰ) dibaca panjang, terjemahannya "menguasai". 

Jadi bila dibaca "Maaliki yau middin" (maa dibaca panjang) bermakna "Yang Menguasai hari pembalasan".


Jika dibaca "Maliki yau middin" (ma dibaca pendek) bermakna "Yang Empunya hari pembalasan". (Tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka, Juzu 1 hal 83)


Terinspirasi dari kata "Empunya" dan "Menguasai" di atas  ku terdorong ingin mencari informasi di ayat lain tentang: kepada siapakah  "ke-empunya-an" dan "penguasa-an"  alam semesta ini  di delegasikan Allah, sebelum hari pembalasan???. Karena Al-fatihah (ayat 4) gamblang Allah tegaskan DIA-lah "Yang Empunya atau Penguasa hari pembalasan." Di hari kiamat nanti tak ada sama sekali kekuasan manusia, sekalipun di dunia dia Raja besar luas pengaruhnya. Sekalipun di dunia dianya orang pintar, yg sll memenangkan perkara. Sekalipun dia orang kaya olehnya semua dpt diatur. Di akhirat; raja, pintar, kaya tak ngaruh, mutlak kuasa Allah. 


Kalau bgt di bumi ini sblm kiamat ada pihak lain yg didelegasikan Allah sbg "yang empunya, pemilik (pewaris)" dan sbg "penguasa", walau tak mutlak. Sebab jika di dunia ini tak ada  seseorang berkuasa, tentulah akan terjadi ketidak teraturan. 


Shalat berjamaah saja hrs ada imam. Dlm rombongan safari ditunjuk kepala rombongan. Tentu bermasyarakat  lbh luas dari shalat  jamaah, dlm bernegara anggotanya lbh besar dari rombongan safari, membutuhkan pimpinan. Di pundak pimpinan itulah terletak kekuasaan.


Ikhtiarnya sbg anak bangsa 5 tahun sekali kita pilih pemimpin kita namun Allah jua yg nanti menentukan kpd siapa kekuasaan diberikan:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ  وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ  ۗ  بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ  اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

(QS. Ali 'Imran ayat 26).


Qatâdah rahimahullah berkata, “Dahulu Bani Israil pernah mengatakan, ‘Wahai Tuhan kami! Engkau di langit sementara kami di bumi, lalu bagaimana kami dapat mengetahui ridha dan murka-Mu?’ Lalu Allâh Azza wa Jalla mengilhamkan kepada sebagian para Nabi-Nya “Kalau Aku angkat orang-orang baik sebagai pemimpin kalian, berarti Aku ridha kepada kalian. Kalau Aku angkat orang-orang jahat sebagai pemimpin kalian, berarti Aku murka kepada kalian.’


Harapan kita semua, Allah ridha kpd bangsa Indonesia. Dng dmkn diangkatnya pemimpin yg baik. Sbg  anak bangsa mari panjatkan do'a agar nanti Allah menentukan pemimpin kita pemimpin yg baik dlm artian beriman beramal shalih, dpt mensejahterakan rakyat, melindungi seluruh golongan dlm masyarakat, menjaga persatuan bangsa, mengamankan kekayaan bumi nusantara, berwibawa di dunia internasional. Stlh menjadi pemimpin nanti diberikan Allah kekuatan shg dpt merealisasikan janji2 kampanyenya sekurangnya  kenyataan hampir mendekati janji. Diridhai oleh Allah swt. Aamiin.


Barakallahu fikum

وَ الْسَّــــــــــلاَمُ

M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment