Saturday 4 May 2019

Memilih produk hati.

Memilih mrpk Produk HATI lbh dahsyat dari pada Produk PHISIK.

Perbuatan, tindakan, aktivitas manusia normal, umumnya  didahului suatu perencanaan. Istriku pamit "saya ke RT, mau bayar iuran sampah dan iuran keamanan siskamling Pemilu". Kegiatan istriku itu sdh direncakannya sekurangnya bbrp jam yl, mungkin juga sejak kemarin. Aktifitas istriku itu dimulai dari hati.

Rabu 17 April 2019, berbondong pemilik hak pilih menuju TPS.
1. Sebagian besar di hati masing2 tlh menetapkan siapa yg akan dipilih sejak diumumkan calon.
2. Sebagian lagi barusan bbrp hari terakhir ini memantabkan pilihan, stlh dengar kiri-kanan. Stlh dengar kampanye dan aneka pertimbangan.
3. Bukannya tdk ada pemilih yg datang ke TPS, sama sekali blm siap siapa yg akan dipilih. Tetapi setidaknya bbrp detik sblm nyoblos hati berkata:
*. Yg tau hatimu hanya engkau sendiri dan Allah yg membolak-balikkan hatimu.
*. Pilihanmu akan kau pertanggungjawabkan dunia akhirat. Jika yg kau pilih nanti tdk amanah, tdk ikhlas memperjuangkan seluruh anak bangsa. Maka kamu sbg pemilih juga ikut andil.
*. Naah sekarang kupilih yg ini, ............yg kuyakin akan membawa bahtera bangsa ini menuju harapan bangsa, adil, makmur, aman, damai, sejahtera dlm lindungan Allah s.w.t.

Bgt besar dampak kerja hati, dpt membuat perubahan besar dlm kehidupan berbangsa bernegara setidaknya dlm 5 tahun dan bukan mustahil berkelanjutan sampai ke anak cucu cicit.

Di kajian agama, bahwa memang kesalahan  dari hati berakibat lebih fatal ketimbang kesalahan perbuatan phisik.

Iblis karena kesombongannya (sombong produk hati) tdk mau melaksanakan perintah Allah diabadikan al-Baqarah 34
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْۤا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ  ۗ  اَبٰى وَاسْتَكْبَرَ  ۖ  وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."

Produk hati berupa kesombongan tersebut berakibat Iblis dimurkai Allah sampai hari kemudian. (al-Qur'an surat Shad 78)
وَّاِنَّ عَلَيْكَ  لَعْنَتِيْۤ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
"Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari Pembalasan."

Kesalahan hati, dosa hati sama sekali tidak dpt dimaafkan.

Berbeda dg dosa phisik, Nabi Adam melanggar larangan Allah (Al Baqarah 35).

Allah SWT berfirman:

وَقُلْنَا يٰۤـاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ  وَزَوْجُكَ الْجَـنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا ۖ  وَلَا تَقْرَبَا  هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
"Dan Kami berfirman, Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!"

Allah memaafkan perbuatan phisik Adam itu buktinya dpt disimak dari firman Allah berikut ini:
فَتَلَقّٰۤى  اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ  اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
"Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah ayat 37)

Kalimat yg diajarkan Allah itu

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
"Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf ayat 23).

Memilih Pemimpin Negara, memilih para penyelenggara negara 5 th mendatang, akan dilaksanakan bangsa Indonesia pemilik hak pilih 17 April 2019.  Ini adalah Aktivitas HATI. Bila salah, sulit dikoreksi. Jika salah, 5 th mendatang, mungkin dlm waktu yg panjang. Kesalahan itu sukar dimaafkan.

Kalau dmkn, mari gunakan hak pilih anda dengan hati yg jernih, bukan hanya untuk kepentingan kelompok anda, tetapi untuk rahmatan seluruh bangsa. Ingat kesalahan hati anda berdampak serius untuk bangsa, negara sampai cucu cicit.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment