Saturday 4 May 2019

Jangan berlebihan

"Ngono ya ngono, tapi mbok ojo ngono". Terjemahan bebasnya "Begitu ya begitu tapi jangan sampai begitu" maksudnya "jangan berlebihan".  Sepertinya ungkapan ini berlaku untuk hal apa saja misal: mencintai, membenci, menyenangi, termasuk percaya kpd seseorang atau curiga kpd seseorang. Berpakaian, berolahraga, sayang kpd sesuatu, dlsb. Termasuk juga makan.

Makan terlalu banyak kekeyangan, bisa jadi muntah. Kurang makan juga tak baik, lemah dpt berujung sakit.

Bicara soal makan, agama ngajarkan 3 pedoman y.i.: halalan, taiyiban dan la tusrifu.

Makanan "Halalan" berkorelasi thdp "ahlak" pemakannya.
Makanan "Taiyiban" berpengaruh ke kecerdasan keluarga yg menyantapnya.

Biarpun makanan itu halalan dan taiyiban, diajarkan oleh agama , haruslah dikonsumsi "la tusrifu" (tak berlebihan). Sejalan ungkapan di atas "Ngono ya ngono, tapi mbok ojo ngono".

Contoh: makanan bergula terus menerus dikonsumsi berlebihan berpotensi terkena penyakit kencing manis. Makanan berlemak dikonsumsi terus menerus terlalu banyak ada harapan terkena kolesterol. Banyak lagi makanan bila berlebihan memicu asam urat, darah tinggi dll.  Sebaliknya bila kurang, juga akan sakit kekurangan gizi. Jadi makanan haruslah tdk berlebihan dan tdk kekurangan inilah dimksd "la tusrifu", berdampak ke kesehatan.
Mungkin makna yg hampir tepat buat "la tusrifu" itu ialah: "yg sedang-sedang", "pertengahan" atau "pas" atau "jangan berlebihan".

Rupanya dlm segala hal di kehidupan ini haruslah "la tusrifu". Kebanyakan tidur bukannya segar malah loyo. Kebanyakan kerja bawaannya capek,  banyak lagi kalau berlebihan nenjadi tdk lagi mengenakkan. Demikian juga makan, bila berlebihan berakibat kurang baik buat kesehatan.

Ibadah saja di berikan petunjuk oleh Rasulullah  tdk usah berlebihan.

Rasulullah bersabda kpd Utsman bin Madz’un, malam shalat, siang berpuasa terus menerus: ”Jangan kamu lakukan itu. Sesungguhnya matamu memiliki hak atasmu, tubuhmu memiliki hak atasmu dan keluargamu juga memiliki hak atasmu. Maka shalatlah dan tidurlah. Dan puasalah lalu berbukalah.” (HR Bukhari).

Allah menyuruh beragama bukan untuk kita sengsara lantaran berlebihan dlm ibadah:
ۗ  يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Sebagian surat Al-Bakarah 185).
Sehingga mengesampingkan fitrah sbg manusia yg perlu berkeluarga, bermasyarakat, tidur dan bangun, bersukaria, bercanda. Jangan seperti yg diingatkan Allah di surat Al-Hadid 27:
".......... وَرَهْبَانِيَّةَ  اِبْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَآءَ رِضْوَانِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا   ۚ  ............"
"..............Mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. ..........................."

Juga secara terang Allah tegaskan bahwa;
مَاۤ اَنْزَلْـنَا عَلَيْكَ الْـقُرْاٰنَ لِتَشْقٰۤى 
"Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;"
(QS. Ta-Ha: Ayat 2)

Begitu juga sedekah juga harus "la tusrifu"
وَالَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ  يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا
"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,"
(QS. Al-Furqan: ayat 67)

Bgtlah makanan apapun tak boleh berlebihan. Bila berlebihan berpotensi menganggu kesehatan. Tak heran banyak penyakit disebabkan oleh makanan yg berlebihan.

Oleh karena itu Rasulullah memberi tuntunan.
Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.
“مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.”
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya." H.R. Akhmad, Ibnu Majah.

Al-Qur'an mengajarkan:
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا  ۚ  اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raf 7: ayat 31).

Smg kita dpt menerapkan makan dan minum "LA TUSRIFU",
sehingga dpt hidup sehat
sampai akhir hayat
dngdmkn dpt maksimal ibadat.
Aamiin.

Umpamanya informasi ini dinilai pantas buat masukan berguna bagi pembaca yg lain, silahkan diteruskan. Insya Allah diolah  bersumber Al-Qur'an dan Hadist, kalau terdpt kekeliruan adlh kealfaanku sebab minim ilmu dan pengalaman, tlg dimaklumi dan dimaafkan. Kalau benar, shadakallahu wa shadaka Rasuluh.
Barakallahu fikum. Waslm M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment