Monday 29 May 2023

Bertanya Kelik Selubang

Kelik, sejenis ikan, mereka hidup berkelompok di air tawar. Habitatnya bukan sungai besar berarus deras, tapi parit kecil dimana airnya cenderung keruh, tidak mengalir deras. Kelik mirip dengan ikan "Lele", bedanya pada kepala dan punggungnya. Kepala Kelik lebih kecil dari badan, punggungnya bersirip lembut. Sekelompok ikan Kelik dalam seliang dapat berjumlah puluhan bahkan sampai lebih seratus ekor. Tulisan ini tidak bermaksud menceritakan detil keadaan fisik si ikan Kelik, hanya ingin mengangkat peribahasa kampungku tempo doeloe tentang ikan Kelik, mungkin generasi muda sekarang sudah ndak kenal lagi akan peribahasa itu. Padahal “ikan Kelik” ini cukup dikenal di seputar kota kelahiran diriku, terbukti kata “Kelik” diabadikan jadi nama daerah “Sungai Kelik” di Kecamatan Nanga Tayap, dan ada satu lagi nama desa “Kelik Buntu’”, lokasi di jalan lintas Kabupaten Ketapang ke Kabupaten Kayung Utara. "Bertanya Kelik Selubang", demikian bunyi peribahasa tsb. Peribahasa itu dimaksudkan untuk mengibaratkan bertanya dengan sesama teman yang juga tidak tau jawabannya, pengetahuannya sama, sesama seliang atau selubang, tidak punya informasi dari luar. “Seliang” atau “selubang” berarti; tempat tinggal sama, dengan demikian pengetahuan sama. Peribahasa ini memberikan pedoman; dalam hal ingin mengetahui sesuatu informasi atau lebih luasnya, memperdalam ilmu, hendaklah: 1. Jangan bertanya kepada pihak yg sama-sama tidak mengetahui, nanti jawabannya ada harapan justru menyesatkan. 2. Bertanyalah kepada orang yang mengerti. Lebih utama menanyakan sesuatu masalah kepada orang yang ahli dalam bidangnya. 3. Boleh jadi pendapat suatu kelompok, oleh kelompoknya akan dianggap paling benar, karena kurang mendapatkan informasi dari kelompok lain. Akan hal bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan sejalan dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur’an:   ۚ  فَسْئَلُوٓا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون ………………….” "maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui," (An-Nahl ayat 43) Dalam hidup ini tidak semua ilmu, tidak semua pengetahuan dimiliki oleh seseorang. Dalam hal tidak mengetahui sesuatu, kalau ingin lebih mengetahui bertanyalah kepada pihak yang menguasai ilmu pengetahuan tersebut, sebab jika bertanya kepada yang tidak pandai seperti terungkap di untaian pantun berikut: Ibarat baju lama tidak dipakai. Bisa lapuk sendiri dalam lemari. Bertanya ke orang tak pandai. Bagaikan alu mencungkil duri. Nabi Musa pernah mengajukan tujuh pertanyaan kepada Allah, salah satu dari tujuh pertanyaan nabi Musa itu; “Siapa hamba-Mu yang paling berilmu?” Allah menjawab, “Orang berilmu yang tidak pernah puas dari ilmu, yang menyatukan ilmu-ilmu manusia dengan ilmunya.”. Adalah suatu hal yang positif jika setiap insan tidak puas dengan ilmu pengetahuan, terus menerus mengumpulkannya dengan berguru kepada yang lebih pandai, meramu dan mengumpulkan ilmu itu, namun tidak pernah merasa paling berilmu, karena ilmu diturunkan Allah ke dunia ini demikian banyak dan luas tak mungkin dikuasai oleh seseorang. Semoga, Allah senantiasa membimbing kita semua dalam menambah ilmu yang bermanfaat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 9 Dzulkaidah 1444 H. 29 Mei 2023 (1.158.05.23).

No comments:

Post a Comment