Sunday 21 May 2023

TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya, sesudah perbuatan itu dilakukan. Tanggung jawab timbul sehubungan dengan adanya perbuatan, tugas dan kewajiban. Secara ringkas bahwa tanggung jawab itu kepada Tuhan, kepada keluarga, kepada masyarakat. Tanggung jawab kepada Tuhan. Bahwa Allah menciptakan manusia mendiami bumi ini dengan tugas untuk menjadi khalifah, menjadi pemimpin dimuka bumi ini, memakmurkan bumi ini, tidak diperkenankan melakukan kerusakan dimuka bumi. Terhadap semua makhluk di alam ini saja manusia harus berbuat yang pantas, apalagi terhadap sesama manusia. “……... إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَة ……..” “……."Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"………..” (Al-Baqarah ayat 30) “……..وَلَا تُفْسِدُوا فِى الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلٰحِهَا "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik……….” (Al-A’raf 56). Tugas dan wewenang sebagai pemimpin atau khalifah dimuka bumi ini, harus dipertanggung jawabkan nanti di hadapan Allah, apakah telah dilakukan dengan baik, sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Tanggung jawab terhadap keluarga. Kepada setiap kepala keluarga diberikan tugas oleh Allah agar menyelamatkan diri sendiri dan seluruh keluarga dari adzab siksa neraka, lengkap dengan petunjuk teknis bagaimana caranya. "………… يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَار" “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…...” (At-Thahrim ayat 6) Antara lain petunjuk teknis pokok agar terpelihara dari adzab neraka itu adalah setiap orang introspeksi diri tentang apa yang telah dibuatnya, selanjutnya selalu waspada buat diri sendiri serta menerapkan pengarahan kepada seluruh keluarga agar mempersiapkan diri untuk hari esok terutamanya di akhirat. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ  ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (Al-Hasyr ayat 18). Tanggung jawab kepada keluarga lebih jauh dapat dicermati: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (An-Nisa' ayat 9) Allah memberikan rambu2 tentang tanggung jawab ini, ialah tentang apa yang kita perbuat untuk menyiapkan masa depan diri kita sendiri dan masa depan anak2 keturunan kita. Kita yang hidup saat ini tidak dimintai bertanggung jawab atas perbuatan orang2 yang hidup sebelum kita ini, tidak dimintai pertanggung jawaban atas kesalahan orang tua kita, tapi kita dimintai pertanggungan jawab atas anak2 keturunan, generasi yang akan datang. تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ  ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ  ۖ وَلَا تُسْئَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ "Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan." (Al-Baqarah ayat 134) Setiap orang dari kita ini akan dimintai pertanggungan jawab sebagai pemimpin, sejalan dengan hadits dari ‘Abdullāh bin ‘Umar bahwa dia mendengar Rasulullah telah bersabda: وعن بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعيّتِهِ, والأميرُ راعٍ, والرّجُلُ راعٍ على أهلِ بيتِهِ, والمرأةُ رَاعِيَّةٌ على بيتِ زوجِها وَوَلَدِهِ, فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليه “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imām (kepala Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut” (Muttafaqun 'Alaih). Harapan kita semua, semoga Allah memudahkan kita semua dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang dibebankan Allah, sehingga berhasil mempertanggung jawabkan perbuatan kita selama hidup di dunia ini di akhirat nanti. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Ahad, 1 Dzulkaidah 1444 H. 21 Mei 2023 (1.154.05.23).

No comments:

Post a Comment