Monday 15 May 2023

Amal yang Batal dan Hilang

Semua orang dewasa dan normal sudah mengerti, bahwa mati itu adalah pasti akan kita temui, walau kadang sesekali terlupa. Agama mengajarkan bahwa setelah mati akan dimintai pertanggung jawaban selama hidup. Yang dipertangung jawabkan adalah amal. Orang tidak beragama lain lagi, meskipun dianya sadar pasti akan mati, tapi dikiranya sesudah mati selesai, tidak ada lagi kehidupan sesudah mati. Proses kematian disebabkan dua aspek yaitu: “batas usia” dan “ajal”. Antara batas usia dan ajal terkait erat, karena “sebelum ajal berpantang mati”. Berapapun usia orang kalau sudah ajalnya akan mati, berapa lamapun hidup seseorang pasti akan ketemu ajalnya bila sudah sampai batas usianya. Al-Qur’an memberitahukan banyak tentang hal kematian dan kehidupan manusia di dunia ini diantaranya seperti yang tersurat dalam ayat 2 surat Al-Mulk: ٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ "yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun," Dari ayat ini, dipahami bahwa tujuan Allah menciptakan mati dan hidup adalah untuk menguji manusia, siapa diantara manusia itu yang paling baik amalnya. Beruntunglah bagi mereka yang banyak melakukan amal kebaikan. Sedangkan amal kebaikannya itu diterima oleh Allah yang menciptakan mati dan hidup tersebut. Selanjutnya akan berguna di kehidupan sesudah mati. Berkaitan dengan amal kebaikan, menurut pandangan agama ada orang beramal baik tetapi merugi yaitu: Orang yang semasa hidupnya banyak berbuat amal kebaikan tetapi amal tersebut “batal” atau “dibatalkannya” sendiri dan bahkan “hilang”. 3 kumungkinan tersebut: 1. B a t a l. Guna menyederhanakan; amal kita bagi dua, yaitu Ibadah langsung kepada Allah, dan Ibadah kapada Allah bermedia hubungan sosial. Kedua ibadah ini agar tidak batal syarat utamanya "dua I": a) I'tiba' kepada yang dicontohkan Rasulullah yang tentunya mengacu kepada tuntunan Allah. b) Ikhlas, dilaksakan hanya karena Allah. Bukan mengharap pujian manusia. Dalam hal tidak terpenuhi dua syarat utama tersebut, amal kebaikannya “batal” dalam pengertian tidak tercatat amal kebaikan disisi Allah. 2. Dibatalkan sendiri. Semasa hidup banyak amal kebaikan, tetapi kadang dibatalkan sendiri misalnya me-nyebut2nya dengan tujuan dapat apresiasi manusia. Tidak jarang kita mendengar ada orang yang menceritakan "alhamdulillah Ramadhan lalu saya telah..........(membagi nasi kotak kepada ..… orang berbuka puasa di masjid), telah menyantuni anak yatim (.....sekian) orang". dll kebajikan yang telah dilakukannya. Padahal Allah mengingatkan: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (Al-Baqarah ayat 264). يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ 3. Di akhirat hilang. Bahwa amal ibadah seseorang akan hilang di akhirat kelak, bila Kedzaliman kita ke sesama manusia, kejahatan kita ke sesama manusia belum terselesaikan di alam dunia ini. Seperti diterangkan oleh Rasulullah berikut: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim). Dalam kaitan bahwa amal kebaikan dapat “batal” dan juga “dapat hilang” itulah, jika mengharapkan amal baik selama hidup ini dapat menolong kelak di kehidupan sesudah mati nanti, berhati-hatilah jangan terjadi amal baik kita “batal”, “dibatalkan sendiri” atau “hilang”. Semoga Allah memudahkan kita untuk berbuat amal ibadah dan kebajikan. Semoga Amal tersebut tidak menjadi “batal” dan “hilang” setelah di akhirat nanti. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Senin, 24 Syawal 1444 H. 15 Mei 2023 (1.152.05.23).

No comments:

Post a Comment