Thursday 1 June 2023

KUNCI Bahagia LIMA UR

Kebahagian itu milik pribadi, sebab kadang orang lain menilai seseorang bahagia, padahal ybs merasa menderita. Sebaliknya seseorang terlihat orang lain hidupnya susah, tapi ybs merasa cukup bahagia. Terkenal istilah “Sawang si nawang”. Bahagia dikehendaki setiap orang, ukuran kebahagianpun beda agaknya setiap orang. Bahagia adalah urusan perasaan, sedangkan perasaan merupakan wilayah hati dalam arti abstrak. Makanya diri sendirilah yang paling tau bahagia atau tidak menjalani hidup ini. Pernah kucoba menyusun faktor yang kiranya dapat mengkondisikan kehidupan ini menjadi bahagia. Demi mudahkan mengingatnya kubuatkan singkatan 5 (lima) "UR". Kata “UR” kuambil dari ujung kalimat setiap faktor yaitu: Selalu bersyukur. Sering tafakur. Hidup teratur. Jangan suka mengukur. Dan tak mudah tergiur. 1) SELALU BERSYUKUR. Selalu bersyukur adlh kunci utama kebahagiaan. Menerima apa adanya, soal perolehan rezeki biarpun sedikit disyukuri sehingga tidak resah, tidak keluh kesah, tidak kesal. Apa yg didapat dinikmati. Dg demikian akan selalu mendapatkan kebaikan. (An-Naml ayat 40) "...........وَمَنْ شَكَرَ فَاِ نَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ.........." "......Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri,.........:" dan Surat Ibrahim Ayat 7: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌۭ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". 2) SERING TAFAKUR. Tafakur, mengingat Allah menjadikan diri kurang kesempatan untuk berfikir yang tidak baik. Fikiran kusut membuat tidak bahagia. Sering mengingat Allah membuat hati tenang. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'd ayat 28). Pantun melayu: Pisang Nipah tumbuh subur. Buahnya tua pohon ditebang. Hati gelisah bawalah tafakur. Membuat hati menjadi tenang. 3) HIDUP TERATUR. Keteraturan menentukan ke arah kebahagiaan, mulai dari ibadah, kita diajarkan teratur. Setiap tahun sekali puasa sebulan. Setiap pekan sekali shalat seragam berjamaah di hari Jum'at. Setiap hari shalat subuh sebelum beraktivitas, shalat diusahakan berjamaah di masjid dekat kediaman, karenanya dapat bersosialisasi dengan warga setempat, tetangga dan jiran. Bahagialah bermasyarakat. Dzuhur dan Ashar mungkin sampai Maghrib teratur shalat bersama rekan sekerja atau kantor2, komunitas di tempat usaha. Berbahagia bersama komunitas sekerja. Isya' teratur kumpul kembali shalat berjamaah bersama warga dekat kediaman. Kembali lagi bersosialisasi dengan jiran tetangga, ini wujud kebahagiaan. Kebahagiaan bersosialisasi dengan masyarakat ini tidak diperoleh oleh orang yang tidak ikutan melaksanakan kegiatan berjamaah subuh dan isya' di lokasi tempat tinggal. Begitu juga infak dan shadaqah teratur dapat dilakukan saban hari misal ketika masuk masjid di waktu subuh, walau tak besar tapi teratur, rutin. Ibadah yang teratur dalam terminologi agama mungkin disebut istiqamah. Jaminan buat orang istiqamah: اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ۚ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati." "Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (Al-Ahqaf ayat 13-14). Keteraturan ini sampai ke pola makan dan kegiatan2 lainnya diusahakan teratur, dengan demikian membahagiakan sebab berjalan otomatis, tidak lagi terasa beban. 4) JANGAN SUKA MENGUKUR. Yang dimaksud tak suka mengukur atau membanding keadaan diri dengan keberhasilan orang lain. Membuat ukuran perbandingan dengan rezeki, keberhasilan orang lain, sisi negatifnya membuat iri hati berlanjut kepada membuat tidak bahagia. Walau ada sisi positipnya memotivasi usaha lebih giat. Namun perlu diingat rezeki sudah tertakar tak tertukar. An-Nahl 71: وَا للّٰهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِ "Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, ..........…" 5) TAK MUDAH TERGIUR. Hidup ini penuh godaan, bermacam iming2 mendapatkan harta denga cara instan, tidak pandang strata sosial ataupun jabatan. Orang yang tak punya diiming-imingi, a.l. perolehan harta dengan jalan uang dapat digandakan, taunya tertipu. Ikut judi bukannya uang bertambah, malah tambah miskin. Orang berjabatan, tergiur oleh kesempatan...... akhirnya tersangkut korupsi atau salah gunakan jabatan. Begitu terbongkar, jadinya terkapar dalam jeruji besi. Orang biasapun tak luput dari ketergiuran melihat teman selevel atau tetangga yang makmur. Ingin menyamai kalau dapat melebihi. Pokoknya soal ketergiuran ini salah satu arah setan menggelincirkan manusia sebagaimana pernyataannya dalam surat Al-A'raf ayat 17: ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ "kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." Pernyataan setan ini oleh Allah dilegitimasi قَا لَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ "(Allah) berfirman, Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu." (Shad 80). Semoga kita dapat menjalani dengan istiqamah, mengkondisikan diri selalu mengamalkan 5 (lima) "UR" tsb diatas, sehingga dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 12 DzulKaidah 1444 H. 1 Juni 2023. (1.159.06.23)

No comments:

Post a Comment