Sunday 29 May 2022

TOLONG me-NOLONG

Tolong menolong dalam penerapannya di tengah masyarakat dapat dilakukan dalam beberapa perwujudan antara lain; saya coba mengangkatnya dalam tulisan ini dalam 4 wujud tolong menolong yaitu: 1. Tolong menolong dalam wujud berbagi rezeki kepada yang lebih membutuhkan. 2. Tolong menolong dalam wujud membantu sesama dalam kesulitan. 3. Tolong menolong dalam wujud mengentaskan kemiskinan. 4. Tolong menolong dalam wujud kemaslahatan umum. Sebetulnya ada lagi wujud tolong menolong dalam berbuat kejahatan. Saya tidak masukkan di dalam tulisan ini, kendatipun di dunia sekarang ini sudah semakin marak, bahkan dilakukan oleh “kerah putih” ; dikenal dengan istilah “Korupsi berjamaah”. Tolong menolang dalam berbuat dosa ini secara tegas dilarang oleh Allah. Perhatikan (QS. 5 = Al-Ma'idah ayat 2) Tolong menolong. وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى  ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوٰنِ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Tolong menolong dalam wujud berbagi rezeki kepada yang lebih membutuhkan. Bahkan Allah menegaskan setiap diri belum memperoleh kebajikan kalau belum mampu berinfak atas sebagian harta yang dicintai seperti termuat dalam (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92) لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ  ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَىْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui." Rezeki, umumnya diperoleh dengan susah payah, wajar dan manusiawi sebetulnya, bila jadinya rezeki yang sudah ada di tangan itu di-sayang2, di-hemat2 atau di cintai. Makanya Allah menyebut di ayat di atas dengan istilah “harta yang kamu cintai”. Untuk memotivasi orang2 yang berinfak, membagi rezeki kepada pihak lain yang lebih membutuhkan; Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:   وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ …………………….” "…………...Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. 59 = Al-Hasyr ayat 9) Tolong menolong dalam wujud membantu sesama dalam kesulitan Di dalam kehidupan ini, bukan hanya kekurangan harta saja membuat orang dalam kesulitan. Tidak sedikit orang yang hidupnya makmur, tetapi terhimpit masalah yang sulit mencari jalan keluar. Dalam hal ini, tolong menolong dalam hal memberikan jalan keluar adalah merupakan suatu kebajikan. وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَ اللَّهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ. Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang meringankan kesusahan seorang mukmin di antara kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan meringankan kesusahannya di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Allah akan selalu menolong seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim). Tolong menolong dalam wujud mengentaskan kemiskinan Rasulullah s.a.w mengajarkan kepada kita untuk mengentaskan kemiskinan bukan dengan jalan sekedar memberikan sedekah kepada peminta-minta. Bahkan tidak dianjurkan untuk memberikan uang kepada peminta-minta, karena justru berpotensi untuk mengembang biakkan kaum peminta-minta. Pembaca sudah sering mendengar ustadz di majelis2 taklim mengenai kisah seorang miskin meminta pekerjaan kepada Rasulullah yang dikisahkan oleh Anas bin Malik ra. Singkat kisah, seorang miskin masih punya harta berupa pakaian tebal dan bejana tempat air minum. Dua item barang itu dilelang Rasulullah, sabahat yang menawar tertinggi dua dirham. Dari dua dirham itu, satu dirham disuruh Rasulullah untuk diserahkan ke keluarga si miskin buat biaya hidup. Satu dirham disuruh Rasululullah membeli Kapak. Dengan Kapak itu si miskin mencari kayu bakar untuk dijual. Alkisah setelah 15 hari kemudian si miskin melapor kepada Rasulullah telah dapat mengembangkan modal satu dirham itu menjadi 10 dirham. Rasulullah mengatakan kepada sahabatnya yang miskin itu: “Ini lebih baik bagimu daripada meminta-minta, itu akan mencoreng wajahmu kelak pada hari kiamat. Dan meminta-minta dibenarkan kecuali pada tiga golongan: Pertama, orang yang benar-benar miskin. Kedua, orang yang terlilit utang. Ketiga, orang yang dibebani tebusan besar.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah). Begini tolong-menolong dalam wujud mengentaskan kemiskinan model Rasulullah saw. Bukan sekedar disediakan raskin, bantuan uang sekedarnya yang hanya sementara. Tetapi yang lebih penting adalah memberikan peluang untuk orang menjadi produktif. Tolong menolong dalam wujud kemaslahatan umum Agama memberikan ruang untuk kita bertolong-tolongan dalam membangun sarana kemaslahatan umum, yang berguna untuk memudahkan kehidupan orang banyak termasuk diantaranya membangun sarana ibadah, membangun tempat-tempat pendidikan, tidak terkecuali membangun jalan dan jembatan serta sanitasi. Walau membangun sarana jalan dan jembatan serta sanitasi, dalam tatanan bernegara telah diambil alih oleh pemerintah, namun untuk memeliharanya adalah tanggung jawab dalam scope tolong-menolong tersebut. Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyabdakan: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ “Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya” (HR al-Bukhari). Apalagi dalam hal-hal kemaslahatan ummat manusia yang lebih besar. Banyak lagi dimensi tolong menolong yang dapat dilakukan dalam kebaikan seperti memberikan solusi, memberikan saran dalam mencari nafkah/kehidupan dan lain-lain. Semoga lahan yang terbuka luas untuk kita beramal ini dapat kita manfaatkan sebaik- baiknya sebelum buku amal kita ditutup oleh Allah, dengan berakhirnya hidup ini Semoga Allah memberikan kesempatan untuk kita selalu menabur kebaikan, selama hayat dikandung badan antara lain dengan saling Tolong Menolong dalam Kebaikan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 28 Syawal 1443 H. 29 Mei 2022. (966.05.22)

No comments:

Post a Comment