Friday 6 May 2022

PENDAMPINGAN GENERUS

Langkah ke empat membentengi generasi penerus dari dampak kemajuan teknologi komunikasi canggih ialah “Pendampingan”. Langkah pertama “Perencanaan”, telah ku publish (27-04-2022 artikel ke 945). Langkah kedua “Penyeleksian informasi” (29-04-2022 artikel ke 947). Langkah ke tiga Pengarahan (terpublish 30 April 2022 artikel ke 948). Seperti dikemukakan di publish 1, 2, dan 3 bahwa tulisan ini penayangannya bertahap. Insya Allah langkah ke lima “Pembagian waktu” dan ke enam “Pemberian alternatif”, akan menyusul. PENDAMPINGAN Selagi putra/putri anda balita sampai masuk ke remaja pendampingan atas mereka dalam berbagai hal amat penting tidak saja untuk kesuksesan mereka dibidang study, tetapi juga pertumbuhan jiwa/mental/karakter mereka. Seorang anak bawah 4 th. Hari itu tak sabar menantikan ayahnya pulang kerja. Bolak- balik tanya ke bundanya. Begitu ayah tiba, setelah ayah istirahat sejenak langsung tangan si ayah digandeng di bawa ke ruang tengah. Rupanya telah tersedia beberapa lembar kertas dan gunting. Selembar kertas diguntingnya kecil-kecil, dihadapan ayahnnya. Maksudnya menggunting potongan kertas segi empat, tapi maklum anak masih kecil tak rapi. Lantas kertas tersebut ditulis si bocah dengan angka "1", kertas yg bertulis angka 1 diolesinya lem, ditempelkannya ke kertas yang masih utuh. Begitu seterusnya, beberapa kertas kecil lainnya juga ditulis angka "1" kemudian ditempelkan ke kertas yang selembar tadi sampai kertas itu penuh tempelan kertas kecil bertuliskan angka "1", dengan bangga dia memamerkan kemampuannya menulis angka 1 yang baru diajarkan guru Paud; kepada ayahnya. Disini Ortu harus meng apresiai si anak, memberikan perhatian, ini salah satu wujud dari “pendampingan”. Jangan sampai Ortu menunjukkan wajah, ekspresi bahwa kemampuan anak itu spele; kecil. Acuh tak acuh juga tak boleh, harus tunjukkan kekaguman anda. Kalau anda acuh tak acuh dia jadi kapok menunjukkan kebolehannya, dan memori itu membenam dalam di ingatan si anak…..Berikutnya si anak akan berkembang terus kecerdasannya, mainannya, tontonannya juga berubah dari usia ke usia, ortu harus memantau dan mendampingi si anak ketika bermain dan melihat tontonan di TV dan juga nanti bila ybs. sudah dipercayakan menggunakan HP. Secara diam- diam tak salah sesekali dicari tau apa yang dimuat dalam HP si anak utamanya pada usia pertumbuhan menuju dewasa. Kalau sejak PAUD apa yang kemampuannya dipamerkannya mendapat apresiasi, maka kebiasaan ini akan belanjut walau dianya sudah beranjak dewasa. ORTU punya alasan untuk melihat isi HP mereka ketika sudah mulai SD misalnya, dapat saja beralasan ingin liat penguasaan si anak terhadap fitur2 yang tersedia di HP mereka. Sebaliknya kalau “pameran kebolehan” si anak ketika masih PAUD di cuek-kan ORTU maka ybs akan menjadi pribadi yang tertutup buat ORTU nya. Ketahuilah bahwa secara kodrati kecerdasan anak manusia bertahap seperti diinformasikan Allah: وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl 16: Ayat 78) وَالْاَفْئِدَةَ Wal afidatan=hati nurani (termasuk ilmu pengetahuan) diberikan Allah berangsur-angsur dari bayi, usia dini, balita, remaja dan dewasa. Ortu harus cerdas mendampingi putra/putri mereka, karena Allah menentukan proses kedewasaan manusia dengan: " ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ ............." "Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan diantara kamu........" (QS. Al-Hajj 22: Ayat 5) Sebagai i'tibar bagaimana nabi Ya'cob memberikan nasihatnya kepada nabi Yusuf ketika nabi Yusuf melihat dalam mimpi (ternukil dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 4 dan 5). Pendampingan Ortu nabi Yusuf sama sama menterjemahkan apa yang tertayang di film mimpi dari Allah. Nabi Yacob mencegah menceritakan mimpi itu kepada Saudara-saudaranya, khawatir berakibat mencelakakan nabi Yusuf. Namun kehendak Allah terlaksana juga, dalam hal ini nabi Yacob telah berikhtiar. Alhamdulillah cerita nabi Yusuf berakhir dalam suka cita dan bahagia. Demikian penting pendampingan putra/putri kita dalam merakit kedewasaan anak-anak yang diamanahkan Allah buat kita. Kita harus peduli atas persoalan mereka, kita harus tau apa yang sudah mulai cocok untuk informasi yang pantas di terima dari tayangan TV, dari FB, serta kitapun harus memantau kelompok W.A. mereka. Sudah begitu banyak kita mendengar remaja putri tertipu berkenalan melaui dunia maya. Terakhir ini perlu perhatian kita untuk mencegah putra/putri kita dari keterlibatan melansir berita bohong, ujaran kebencian dan lain sebagainya yang berakibat berurusan dengan penegak hukum. Semoga Allah mengijabah do’a kita: رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوٰجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Syawal 1443 H. 07 Mei 2022. (953.05.22).

No comments:

Post a Comment