Friday 20 May 2022

PEDOMAN KeHIDUPan

Usia manusia berbeda satu sama lainnya, begitu juga amalnya. Setiap orang amat menyadari bahwa diri ini tidak mungkin selamanya tinggal di dunia ini. Semua kita memahami bahwa kita entah sebentar lagi, entah besok, entah lusa, entah kapan tetapi pasti akan melanjutkan perjalanan menuju kepada kehidupan yang kekal abadi ke negeri akhirat. Bahwa hidup di dunia ini, berbatas waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, seperti tercantum dalam surat Al- An’am ayat 2 …. هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ طِينٍ ثُمَّ قَضٰىٓ أَجَلًا  ۖ وَأَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهُۥ  ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ "Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya." Sayang, kesadaran ini kadang terlupakan. Padahal, datangnya panggilan Allah itu sangat tiba-tiba tak dapat digeser dan ditunda. Manusia selalu digoda oleh setan, diuji dengan: hawa nafsu, kemalasan bahkan lupa, kemudian menjadi lemah semangat dalam mengumpulkan bekal ke akhirat dalam wujud ibadah kepada Allah. Menyiasati godaan syaitan ini kita selalu membutuhkan pencerahan iman secara terus menerus, dengan mendalami Al-Quran, menyimak mutiara-mutiara sabda Rasulullah, merenungkan ucapan hikmah para ulama. Bagaimana seharusnya kita menjalani hidup, agar di dunia selamat insya Allah di akhirat pun nanti selamat, marilah kita perhatikan firman Allah dari surat Al-Qashash ayat 77: وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ  ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  ۖ وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ  ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ  ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." Dari ayat ini kita dapat mengambil 3 petunjuk penting dari Allah, sebagai PEDOMAN HIDUP yang perlu kita pergunakan bersama selama keberadaan kita di dunia ini yaitu: 1. Utamakan kehidupan akhirat, dengan sarana kehidupan di dunia 2. Senantiasa harus menabur kebaikan, selama hidup di dunia 3. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Pedoman Pertama, mengutamakan kebahagiaan kehidupan akhirat. Di pedoman ini diarahkan kepada kita semua agar dalam melaksanakan kehidupan di dunia, kita senantiasa mengutamakan pertimbangan nilai akhirat. Perlu dipahami, mengutamakan kebahagiaan akhirat bukan berarti dalam mewujudkannya kebahagiaan duniawi diabaikan begitu saja, sebab amal akhirat tidak berdiri sendiri dan terlepas dari amal duniawi. Sungguh amat banyak amalan akhirat yang berhubungan erat dalam mewujudkan kebahagian duniawi. Umpamanya shalat, seorang yang melaksanakan shalat dengan tekun dan disiplin bukanlah semata-mata sebagai amal akhirat yang tidak berdampak duniawi, sebab bila shalat itu dilaksanakan menurut tuntunan Allah dan Rasul-Nya, yaitu secara berjamaah, niscaya ia akan banyak memberikan hikmah dalam kehidupan dunia. Dengan shalat yang benar akan dapat mencegah seseorang dari berbuat keji dan mungkar. Dengan demikian manusia akan terhindarnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain, sehingga terciptalah ketenteraman hidup bersama bermasyarakat di dunia ini. إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ “………..Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar...” (Al-Ankabut 45) Begitu juga dengan infak dan sedekah, seorang yang beramal dengan niatan mulia untuk mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah di akhirat, maka dengan hartanya tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain yang membutuhkan. Nampaknya amal yang satu ini (infak dan sedekah), misalnyapun “tidak ikhlas” dapat saja tetap bermanfaat. Misal seseorang yang; lantaran menerima infak sedekah itu dianya menjadi bugar, disebabkan kebugarannya dianya kuat beribadah, dalam pada itu ketika beribadah dianya mendo’akan orang yang pemberi infak dan sedekah itu dengan do’a “ya Allah lantaran sedekah orang itu aku dapat beribadah kepadamu, berikanlah limpahan karunia dan ampuni dosa orang yang bersedekah kepadaku,…….. aamiin”. Penerima sedekah itu tak mengetahui kalau pemberi sedekah tidak ikhlas, tapi…… dianya berdo’a dengan ikhlas dan insya Allah diijabah Allah. Naaah begitulah hebatnya sedekah. Demikian hebatnya amalan sedekah ini, seorang yang menghadapi maut, mereka meminta tangguhkan kematian, bukannya minta waktu untuk melaksanakan ibadah2 lainnya, tetapi justru yang diminta oleh mereka agar dapat bersedekah. ………. Ayo kita tengok surat Al-Munafiqun ayat 10: وَأَنْفِقُوا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِينَ "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."" Pedoman Kedua; ‘ahsin’ yaitu senantiasa berbuat kebaikan. Bila seseorang memegang pedoman ini dalam dirinya, niscaya ia akan selalu berbuat kebaikan. Ia akan senantiasa berprasangka baik kepada orang lain, selalu berusaha berbuat baik dan berkata baik dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Maka akan selalu tampillah kebaikan demi kebaikan, mempersembahkan sebuah karya terbaiknya untuk kemanfaatan masyarakat disekitarnya. Peduli akan kemaslahatan umum, dan meninggalkan sebuah kebaikan yang akan selalu berguna bagi orang banyak walaupun ia sudah pergi terlebih dahulu menuju kehidupan yang abadi. Banyak ayat2 dalam Al-Qur’an memberikan informasi tentang Allah mencintai orang2 yang berbuat kebaikan. Salah satunya kita petik: فَئَاتٰىهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْأَاخِرَةِ  ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ "Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. 3 = Ali 'Imran ayat 148) Pedoman Ketiga, adalah “walaa tabghil fasada fil ardh” yaitu untuk tidak berbuat kerusakan. Bila pedoman ini dipegang teguh, seseorang akan lebih melengkapi pedoman yang kedua, yakni melengkapi upayanya berbuat baik dengan upaya menghindari perbuatan yang merusak. Terjadinya kerusakan alam, kerusakan moral, kerusakan dalam tatanan kehidupan masyarakat sering kali karena ulah “tangan manusia”, terjadi karena sudah hilangnya kesadaran akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Surat Ar-Rum (30) Ayat 41 ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap perbutan dikarenakan dan/atau termasuk pendengaran, penglihatan dan hati nuranipun akan mempertanggung jawabkan ketika ia menghadap Allah di akhirat kelak. وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ  ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. 17 =Al-Isra': ayat 36) Semoga kita semua dapat menjalankan pedoman kehidupan ini, sehingga selamatlah diri, baik di dunia maupun di akhirat kelak. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 20 Syawal 1443 H. 21 Mei 2022. (962.05.22)

No comments:

Post a Comment