Sunday 3 January 2021

KENDALI AKAL.

Bocah umur kurang 3 tahun, ketika diajak Ortunya makan di restoran bersama Nenek dan Datuk dan Omnya serta pengasuhnya. Sambil nunggu makanan pesanan  terhidang, dia minta kertas dan alat tulis ke bundanya.......


Dari hand bag si bunda, diberikan secarik kertas kecil dan ball point. Rupanya si Bocah sambil komat kamit diikuti jari2nya lantas berucap: "empat orang biasa, dua orang tua dan satu anak kecil". Sebentar kemudian Omnya pergi ke toilet. Segera si Bocah mencoret catatannya yg hanya berupa garis2 itu, lalu bergumam "orang biasa hilang satu tinggal tiga". 


Nampak bahwa si Bocah bawah 3 th ini tlh mulai mempraktekkan akalnya. Dia sdh mulai mampu membedakan Nenek-Datuknya yg sdh tua, dg ayah bunda om dan pengasuhnya yg masih muda, masih tergolong orang biasa.... dan dirinya sendiri masih anak2.


Akal berkembang seiring dengan pertumbuhan fisik seorang anak manusia, secara bertahap.


Allah swt memberikan petunjuk tentang proses perkembangan manusia setelah lahir dari perut ibunya di dalam surat An-Nahl 78 sbg berikut:

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا  ۙ  وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ   ۙ  لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْن


"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."


Pertama diberikan Allah pendengaran, dengan pendengaran dapat mengikuti bunyi-bunyi yg ada disekelilingnya, sehingga si bayi dapat menirukan bunyi itu selanjutnya mengerti akan makna bunyi itu.


Kedua diberikan Allah penglihatan, si bayi mulai dapat memantau, siapa yang merawatnya, mengenali wajah siapa yang selalu mendekati dirinya, selanjutnya ia meletakkan ketergantungan masalahnya kepada orang tersebut.


Ketiga, diberikan Allah hati, untuk menaruh kasih sayang kepada siapa yang mendekat kepadanya, atau kurang senang terhadap sesuatu.


Bertambah usia yg bersangkutan, bertambahlah apa yang dialaminya, baik pengalaman yg menyenangkan dan pengalaman yg menyakitkan. Keseluruhan pengalaman tersebut didapat seiring dengan berjalannya usia akan terakumulasi membentuk akal untuk memilih mana yang baik dan buruk, mana yang menguntungkan dan yang merugikan. Tidak saja hanya seperti si Bocah  diceritakan diatas yg baru mampu membedakan "Orang sudah tua", "orang masih muda" dan "anak2".


Akal terbentuk untuk memilih untung rugi, menyenangkan dan menyusahkan dan kadang kurang terbentuk untuk memilih baik dan buruk. 


Jikalau manusia hanya mengandalkan akal, kadang

diantara manusia tidak segan-segan melakukan sesuatu yg oleh sebagian orang dianggap buruk asalkan baginya menguntungkan, menyenangkan. 


Pemilihan yg baik dari yg buruk adalah wilayah IMAN, wilayah taqwa, wilayah hidayah (petunjuk) Allah, hanya didapat oleh orang-orang yang kuat IMANnya. Karena itulah besar sekali pengaruh IMAN dan TAQWA terhadap akal manusia. Tanpa landasan iman dan taqwa sering terjadi "akal tidak cukup satu kali", tapi jadi "dua"....... Jadinya "AKAL-AKAL-AN". 


Dengan "akal-akal-an" yg benar bisa jadi salah, sebaliknya yg salah bisa jadi benar. Yg putih bisa jadi hitam, paling tidak abu2, lalu yg hitam diakali jadi putih. Yg haram di akali jadi haram dikit, makruh lalu halal. Begitulah seterusnya bila akal tidak ada kendali iman dan taqwa.


Semogalah akal kita semua selalu dalam kendali iman, terutama bagi yg akalnya menentukan kelangsungan hidup orang banyak.


اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.


"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai suatu perkara yang benar, dan anugerahilah kami kekuatan mengikuti kebenaran itu. Dan tunjukkanlah kepada kami kesalahan itu sebagai suatu perkara yang salah, dan anugerahilah kami kekuatan untuk menjauhi kesalahan itu".


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 18 Jumadil Awal 1442 H.

2 Januari 2021.

(712.01.21).

No comments:

Post a Comment