Friday 27 November 2020

PAHALA sesudah MATI.

Manusia yg diberi umur panjang, mau tak mau menjadi tua. Rata2 bila sdh tua punya cucu dan kadang ada yg sampai punya cicit. Jarang memang yg sempat melihat anaknya cicit. 


Cucu kan anaknya anak (generasi ketiga), Cicit kan anaknya cucu (generasi ke empat). Anaknya si cicit berarti generasi ke lima jarang dengar istilahnya lantaran tak banyak orang sampai segitu umurnya.  Kalau di Jawa ada istilahnya garis keturunan ke bawah sampai 18 tingkat. Kita kutip sampai 7 turunan y.i.: setelah anak (generasi ke dua). Putu (generasi ke tiga). Canggah (generasi ke empat). Wareng (generasi ke lima). Udhek2 (generasi ke enam). Gantung Siwur (generasi ke tujuh). 

Mana ada manusia abad lalu dan abad ini yg sempat liat apalagi menimang generasi ke tujuh.


Jadi ungkapan hartanya banyak cukup untuk tujuh turunan, benar2 hebat tu kekayaan.


Suatu hari ada saudara sepupu bertanya "siapa yaaa nama ayah-ibu dari Nenek-Kakek kita?". Bertanyalah ke paman2 yg lebih tua, baru diketahui. Jadi apalagi meredaksikan dlm do'a nama dari Ortunya Kakek, Ortunya Nenek, namanya saja kita sdh ndak tau.


Dengan sedikit menyanda' soal  "turunan" ini,  mungkin dpt mengingatkan diri ini:

* Bahwa hidup di dunia banter2nya sampai punya cicit.

* Bahwa yg bakal tau tentang kita banter2nya hanya yaah sampai cicitlah.

* Bahwa bgt kita meninggal yg bakal kirim doa buat kita.... banter2nya anak2, cucu2, cicit2.

* Bahwa stlh anak mati, cucu mati, cicitpun mati, ...... siapa lagi yg kirim do'a buat kita, kayaknya ndak ada lagi orang berdo'a khusus membayangkan wajah diri kita.

* Bahwa kalau begitu perlu dipikirkan spy stlh generasi ke empat pun habis semua, kita msh ada tambahan pahala ssdh mati.


Terinspirasi dari hadist:


عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).


Kalau begitu dua diantaranya y.i:

Amalan jariah dan ilmu yg bermanfaat perlu ditingkatkan, karena dua item ini bertahan relatif lama. Walau semuanya itupun juga tidak kekal. 


Apapun bekas2 peninggalan kita stlh kita mati, termasuk anak keturunan, akan tetap tercatat. Firman Allah:


اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰ ثَا رَهُمْ ۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْۤ اِمَا مٍ مُّبِيْنٍ

"Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)."

(QS. Ya-Sin ayat 12)


Amalan jariah selama masih digunakan, kita msh dpt manfaat walau jasad sdh jadi tanah. Namun jika karena satu dan lain sebab tdk digunakan lagi.............


Ilmu yg diamalkan, tentu yg lebih kekal adlh memberikan ilmu tentang agama. Sebab kebenaran ilmu agama tetap lestari sampai kiamat, sepanjang turun temurun di suatu komunitas tsb masih beragama.......

Kalau kelak mereka sdh tdk beragama lagi yaah........abis juga,,,..... karena siapa lagi yg me ngamalkan ilmu tsb.


Makanya selama masih hidup harus ditanamkan kekuatan iman kpd generasi penerus spy agama tetap di anut di negeri ini.  Si ayah, si ibu, ngajari anaknya sembayang mengaji, diamalkan. Kmdn diturunkan lagi ke cucu, oleh anak kita, diturunkan ke cicit oleh cucu kita dstnya, agar ilmu agama ini diamalkan sampai hari kiamat. Dg dmkn awak penghuni alam barzah ribuan taunpun msh dpt memetik manfaat dari ilmu yg diamalkan itu, insya Allah.


Apakah ilmu agama (Islam), tetap lestari sampai kiamat, wallahu 'alam. Allah memang menjamin Islam ini tetap langgeng di dunia


اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

(QS. Al-Hijr ayat 9)


Terpeliharanya Al-Qur'an, berarti terpeliharalah Islam yg diajarkan Al-Qur'an itu, tetapi tdk ada jaminan terpelihara di kediaman kita....... 


Spanyol 7 abad lamanya penduduknya beragama Islam, kini tinggal kenangan. Karena itu ikhtiar melestarikan ilmu agama jangan disepelekan agar tetap bertahan sampai kiamat. Bukan mustahil, kalau nanti pengajaran ilmu agama tidak dianggap penting, berangsur tergerus keimanan generasi penerus, per-lahan2 ajaran agama tak diamalkan lagi. Terhentilah aliran pahala kita ssdh mati, padahal misalnya kiamat masih lama lagi.


Semoga anak, cucu, cicit, dan seluruh zuriat keturunan kita tetap konsisten menganut agama.


 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 11 Rabiul Akhir 1442 H.

26 November  2020.

(694.11.)

No comments:

Post a Comment