Saturday 21 November 2020

Penjemput Maut.

 Pernah di masjid di sekitar kediaman kami terdengar pengumuman ttg berita duka sampai beberapa orang. Jadi di seluruh Jakarta tentu lbh banyak lagi, bgt pula kalau dihimpun seluruh dunia jelas jumlahnya bgt besar.


Ibu2 pengajian, pernah bertanya kpd Ustadz:

"Tadz, malaikat maut (Izrail), itu banyak ya????. 


Rupanya pertanyaan ini dikaitkan dg banyaknya orang meninggal dunia serentak. Logika si penanya, betapa sibuknya tu malaikat, bila hanya sendirian. Tugas si pencabut nyawa itu, bukan hanya antar kota, antar benua, tapi seluruh dunia. Bagaimana cara Malaikal Maut Menjemput.


Kuteringat ketika masih dibangku es em aa kelas satu. Waktu itu malam hari diriku bertugas sbg penyiar Radio Daerah, mengudara baru lebih setahun. Pemilik2 radio di kabupaten kelahiranku bgt tertarik mengikuti gelombang Radio Daerah mereka itu. 


Sayangnya teknologi waktu itu blm secanggih kini, sehingga penerimaan kurang sempurna misalnya "storing", "hilang datang", volume membesar mengecil sendiri.


Suatu hari pas ketika sdg berpangkas rambut, kudengar sendiri pemangkas rambut ku memberi penjelasan kpd pasien pangkas rambut yg sedang duduk menunggu. Beberapa orang pasien rambut menunggu sdg mendiskusikan kurang baiknya penerimaan mereka thdp Radio Daerah. Tukang pangkas rambut dg penuh keyakinan menjelaskan bahwa penyebab kurang baiknya penerimaan karena terlalu banyak yg nyetel radio secara bersamaan. Sarannya penggemar Radio Daerah, kalau pengen penerimaan bagus, agar nyetel radio bergiliran.


Logika berfikir Pemangkas rambut ini analog dg ibu yg bertanya kpd Ustadz tentang malaikat maut.


Logika pemangkas rambut, gelombang siaran radio misalnya berjumlah 100 lembar, kalau di pakai oleh 300 radio, maka kualitas penerimaan masing2 radio tinggal sepertiga, jadi ndak sempurna. Untuk lbh meyakinkan Pak pemangkas katakan "maklumlah radio daerah kita ini kan baru, jumlah pancarannya blm banyak".


Logika Ibu penanya tugas malaikat pencabut nyawa juga seperti itu. Jalan pikirannya lantas bertanya bgmn caranya si malaikat melaksanakan tugasnya. Wajar berlogika seperti itu, karena membayangkan cara bergeraknya malaikat diukur seperti manusia terbatas ruang dan waktu.


Penjelasan teknis pelaksanaan tugas Izrail, tidak dirinci dlm Alqur'an misalnya pada surat As-Sajdah ayat 11.


قُلْ يَتَوَفّٰٮكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

"Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan."


Cara bertugas Izrail, tentu tdk sama dg logika manusia........... 


Perkara kecanggihan teknologi saja, 30 tahunan lalu dg sekarang sdh jauh berbeda. Salah satunya, media para pembaca, membaca tulisan ini, blm terbayang ketika itu.

Kini dlm keadaan bersamaan seluruh pembaca dpt melihat di medsos artikel ini. 


Dulu waktu di daerahku mengudara siaran radio daerah sekitar th 1967, di kotaku blm ada siaran Televisi, baru dengar kabar bahwa di Jakarta sdh ada. 


Sblm ditemukan teknologi TV, orang blm terbayang bgmn caranya pertandingan sepak bola di luar negeri, dlm saat yg sama dpt di tonton di dalam kamar tidur.


Naaah bgt lah agaknya soal tugas malaikat Izrail. Dpt saja dianya dpt bergerak masuk ke jiwa2 manusia yg sdh sampai ajalnya secara bersamaan, sbgmn masuknya sinyal2 ketika secara bersamaan dpt mengakses suatu message di medsos.


Sbgmn halnya dulu sblm orang menemukan teknologi perekaman suara dan gambar sekaligus, apa yg di beritahukan Allah dlm Al-Qur'an; mungkin hanya diyakini dg iman. Tapi kini dg sebuah flash disk temuan manusia, dpt disimpan video peristiwa ber hari2. Apalagi flash disk ciptaan Allah. Maka ayat2 dibawah ini tlh diyakini tdk saja dg iman tetapi dg ilmu.


وَكُلَّ اِنْسَا نٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰٓئِرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖ ۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰٮهُ مَنْشُوْرًا

"Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka."

(QS. Al-Isra' ayat 13)


هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِا لْحَقِّ ۗ اِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"(Allah berfirman), Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan."

(QS. Al-Jatsiyah ayat 29).


Seiring kemajuan tehnologi, kita semakin yakin dengan "iman dan ilmu" kebenaran informasi Al-Qur'an bahwa rekaman catatan hidup manusia sejak lahir sampai mati berikut perbuatannya se-detil2nya tercatat sempurna, akan diperlihatkan di akhirat nanti. 


Kemajuan teknologi juga kiranya telah dpt menjawab bgmn kira2 tugas Izrail, si penjemput maut. Wallahu 'alam bishawab.


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ


"Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 5 Rabiul Akhir 1442 H.

20 November  2020.

(690.11.20).

No comments:

Post a Comment