Friday 13 November 2020

RASULpun di KOREKSI dan di KRITIK.

Rasulullah Muhammad ﷺ, adlh manusia biasa. Yang membedakan beliau dg manusia biasa; beliau diberi wahyu oleh Allah. 

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ.........."

Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa........" (QS: Al-Kahf 110)


Selain itu Rasulullah  ﷺ  terpelihara dari perbuatan dosa. Namun dlm memutuskan sesuatu  sebagai manusia biasa tak luput dari kekurang tepatan. Sehingga diabadikan dlm Al-Qur'an bbrp hal sikap beliau yg dikoreksi Allah antara lain:

* Koreksi Allah Ketika Rasulullah ﷺ mengatakan "datanglah besok" kpd penanya berapa lama para pemuda tertidur di gua Kahfi. (Ref Qs: Al-Kahfi 23 dan 24).


وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَايْءٍ اِنِّيْ فَا عِلٌ ذٰلِكَ غَدًا ۙ 

"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, Aku pasti melakukan itu besok pagi,"

(QS. Al-Kahf ayat 23)


اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۖ وَا ذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰۤى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَ قْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."

(QS. Al-Kahf ayat 24)


* Koreksi Allah berkenaan putusan Rasulullah ﷺ  ttg tawanan perang Badar. Rasulullah memutuskan sejalan dg usul Abubakar yakni memberi maaf tawanan dg tebusan. Tidak sependapat dg usul Umar agar tawanan di eksekusi..... Koreksi Allah mengenai hal ini termuat di 

QS: Al Anfal 67 dan 68.


مَا كَا نَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗۤ اَسْرٰى حَتّٰى يُثْخِنَ فِى الْاَ رْضِ ۗ تُرِيْدُوْنَ عَرَضَ الدُّنْيَا ۖ وَا للّٰهُ يُرِيْدُ الْاٰ خِرَةَ ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di Bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

(QS. Al-Anfal ayat 67)


لَوْلَا كِتٰبٌ مِّنَ اللّٰهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيْمَاۤ اَخَذْتُمْ عَذَا بٌ عَظِيْمٌ

"Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil."

(QS. Al-Anfal ayat 68).


Atas karunia Allah, keputusan yg dikoreksi Allah itu, dilegalisir Allah, bahkan mendatangkan kebaikan, yakni malah tawanan yg dibebaskan dg tebusan itu kelak menjadi pejuang Islam yg militan.


* Koreksi Allah atas Sikap Rasulullah  thdp orang buta. Qs Abasa...

عَبَسَ وَتَوَلّٰۤى ۙ 

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"

(QS. 'Abasa ayat 1)

اَنْ جَآءَهُ الْاَ عْمٰى ۗ 

"karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."

(QS. 'Abasa ayat 2).

كَلَّاۤ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ 

"Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,"

(QS. 'Abasa ayat 11).


KRITIK thdp Rasulullah ﷺ .


Hampir seluruh kebijakan yg diambil Rasulullah  ﷺ atas dasar tuntunan Wahyu dari Allah. 

Kadang Nabi Muhammad ﷺ, sbg manusia biasa harus membuat keputusan, padahal wahyu belum turun, oleh karena itu dimungkinkan terjadi kurang tepat dlm membuat keputusan; antara lain dipetik di atas. 


Dalam hal ini sahabat2 Nabi memahami hal tsb. Sehingga tak segan mengajukan kritik/saran. Stlh sblmnya menanyakan apakah keputusan tsb atas dasar wahyu Allah, atau pertimbangan pribadi Rasulullah ﷺ .


Ketika Rasulullah  ﷺ

mempersiapkan Perang Badar, beliau sepertinya akan memutuskan sbg base camp pasukan, di dekat  sumber air permulaan mata air yang dijumpainya mengarah dekat ke Madinah. 


Seorang sahabat Nabi yang bernama al-Hubbab bin Munzir menghadap kepada beliau dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini merupakan tempat yang diperintahkan oleh Allah agar engkau berhenti padanya dan kita tidak boleh melampauinya? Ataukah tempat ini engkau jadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang?" Rasulullah menjawab, "Tidak, ini merupakan tempat yang sengaja SAYA PILIH untuk strategi perang dan menyusun siasat perang."  


Melalui pertanyaan itu al-Hubbab bin Munzir ingin mengkonfirmasi, kebijakan itu apakah atas wahyu Allah (tentu tak perlu dikritik) atau atas inisiatif Rasulullah (msh berpeluang dikritik). 


Karena Nabi tegaskan atas inisiatif dirinya maka.....,

Al-Hubbab bin Munzir berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tempat ini bukan tempat yang strategis untuk berperang dan melancarkan siasatnya. Tetapi bawalah kami hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan pasukan calon musuh (jauh dari kota Madinah), kemudian kita keringkan semua sumur lainnya, sehingga kita beroleh mata air untuk minum, sedangkan mereka tidak mempunyai air." Maka Rasulullah berangkat ke lokasi dimaksud untuk melaksanakan strategi hasil kritikan al-Hubbab bin Munzir. 


Seperti terukir dlm sejarah bahwa peperangan Badar itu dimenangkan pasukan Islam, walau dg jumlah sedikit, persenjataan yg kalah lengkap.


Semua yg terjadi atas diri Rasulullah termasuk ketika beliau kurang tepat mengambil keputusan diantaranya seperti di atas, mrpkn kejadian yg dpt diambil pelajaran bagi kita sekarang ini.


1. Siapapun kita, pasti pernah/ akan melakukan kesalahan memutuskan sesuatu. Apalagi kita, Rasulullah saja pernah keliru mengambil keputusan. Akan tetapi bila keputusan stlh diambil dg pertimbangan yg cermat kemudian bertawakkal kpd Allah, إِن شَآءَ ٱللَّهُ kebaikan juga kan ditemui.


2  Siapapun kita, apalagi misalnya kbtln pembuat kebijakan, tak usah alergi dengan koreksi dan kritik. Rasulullah  ﷺ  saja bersedia menerima kritik, walau beliau di backing langsung oleh Allah.


3. Ketidak tepatan bersikap Rasullah  ﷺ dlm menjanjikan sesuatu, memberi pelajaran 

agar kita jangan berjanji dg pasti tanpa menyandarkan diri kpd izin Allah.


4. Sikap terhadap orang kecil, dlm hal ini contoh sbg prototipenya orang buta, dikondisikan memberi petunjuk agar kita jangan menghargai manusia atas dasar status sosial, kedudukan dan kekayaan.


Smg perumpamaan di atas dpt menyadarkan siapapun kita dlm posisi apapun kita, spy rendah hati, tidak takabur serta  berlapang dada menerima koreksi dan kritik.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 28 Rabiul awal 1442 H.

14 November  2020.

(687.11.20). 

No comments:

Post a Comment